Ajang UMKM 2021 menjadi kesempatan bagi para pelaku UMKM di Kalimantan Selatan untuk memperkenalkan produknya secara langsung dan meningkatkan penjualan. Sektor UMKM juga turut berupaya mendorong pemulihan ekonomi.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah dalam acara bertajuk Ajang UMKM 2021 menjadi kesempatan bagi para pelaku UMKM di Kalimantan Selatan untuk memperkenalkan produknya secara langsung dan meningkatkan penjualan. Dengan tetap menjaga protokol kesehatan, sektor UMKM berupaya turut mendorong pemulihan ekonomi daerah.
Ajang UMKM 2021 digelar di Novotel Banjarmasin Airport, salah satu hotel bintang empat di Kota Banjarbaru, dari 8 Juni sampai dengan 31 Juli 2021. Ajang tersebut memamerkan aneka produk UMKM dari para pelaku UMKM Kalsel yang tergabung dalam organisasi Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) Indonesia Provinsi Kalsel.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GKN Indonesia Provinsi Kalsel Isna Alib mengatakan, UMKM adalah salah satu sektor penting dalam upaya pemulihan ekonomi pada masa pandemi. Penjualan produk-produk UMKM akan turut berkontribusi untuk memulihkan perekonomian daerah ataupun nasional.
”Untuk itu, kami mohon cintailah dan belilah produk-produk UMKM. Dengan membeli produk UMKM, kita semua ikut melaksanakan kegiatan pemulihan ekonomi masyarakat di masa pandemi,” kata Isna dalam acara pembukaan Ajang UMKM 2021 di Banjarbaru, Selasa (8/6/2021).
Di Ajang UMKM 2021, beraneka macam produk UMKM Kalsel dipamerkan, mulai dari produk makanan dan minuman, kriya, hingga mode. Di situ ada berbagai makanan ringan, kain dan busana sasirangan, tas purun, serta lampu hias.
Dasar Puji Handono (54) dari GP Art Galery, Kabupaten Tanah Laut, menuturkan, Ajang UMKM 2021 menjadi pameran secara langsung atau offline (luring) pertama yang diikutinya sejak masa pandemi Covid-19. ”Ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan produk kami secara langsung kepada konsumen,” ujar pembuat produk kerajinan berbahan kayu dan paralon itu.
Menurut Puji, produk andalannya saat ini adalah lampu hias dari paralon. Produk tersebut merupakan produk baru yang diproduksinya di awal masa pandemi tahun lalu. Harga jualnya mulai dari Rp 200.000 sampai dengan di atas Rp 10 juta per buah, tergantung dari model dan ukuran.
”Promosi dan pemasaran selama ini hanya dilakukan secara daring, lewat media sosial dan marketplace. Mudah-mudahan dengan melihat langsung semakin banyak yang tertarik dengan produk kami,” katanya.
General Manager Novotel Banjarmasin Airport Wenny Tendean mengatakan, pihaknya menyediakan tempat bagi pelaku UMKM sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap UMKM di Kalsel agar hasil karya para pelaku UMKM bisa lebih dikenal.
Ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan produk kami secara langsung kepada konsumen.
”Kami ingin memperkenalkan produk-produk UMKM di Kalsel ke tamu-tamu hotel kami yang datang dari seluruh penjuru Indonesia. Pada saat mereka datang dan menginap di hotel kami, mereka bisa langsung membeli produk-produk UMKM Kalsel,” tuturnya.
Berani bersaing
Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono mengatakan, pameran produk UMKM yang dilakukan saat ini sangat tepat. Sebab, UMKM di Banjarbaru dan Kalsel pada umumnya mulai bervariasi dan terus tumbuh serta berkembang.
”Pameran ini diharapkan mampu menambah semangat sekaligus memberikan inspirasi kepada para pelaku UMKM untuk terus menyempurnakan kualitas produknya. Semoga pameran ini juga mampu memotivasi pelaku UMKM lain untuk lebih kreatif dan berani bersaing, tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga di pasar nasional dan internasional,” katanya.
Menumbuhkembangkan kewirausahaan, ujar Wartono, hendaknya tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Berbagai pihak dan sektor juga harus terlibat. Sebab, pelaku UMKM masih memerlukan bimbingan dalam hal-hal standar pengembangan produk, dukungan akses permodalan, analisis pasar, pemanfaatan teknologi, serta promosi dan pemasaran.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Kalsel Mahyuni, para pelaku UMKM di Kalsel masih harus bekerja keras untuk menembus pasar ekspor. ”Jangan bangga kalau baru bisa memasarkan produk di Kalsel. Kita baru boleh bangga kalau sudah bisa menembus pasar nasional dan pasar internasional,” katanya.