Pemprov Jatim Siap Dampingi Korban Kejahatan Seksual
Korban kejahatan seksual, penganiayaan, dan atau eksploitasi ekonomi ketika bersekolah di SMA Selamat Pagi Indonesia, Batu, Jawa Timur, meski sudah bukan kategori anak, tetap perlu diberi pendampingan dan perlindungan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan atensi terhadap kasus dugaan kejahatan seksual, penganiayaan, dan atau eksploitasi ekonomi di SMA Selamat Pagi Indonesia, Batu. Para korban akan didampingi dan dilindungi untuk mendorong pengusutan kasus yang sedang dalam penanganan Kepolisian Daerah Jawa Timur itu.
”Korban akan kami berikan pendampingan melalui pusat pelayanan terpadu dan perlindungan melalui shelter-shelter,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan Jatim Andriyanto, di Surabaya, Jumat (4/6/2021).
Pusat pelayanan terpadu (PPT) dan shelter diadakan di Rumah Sakit Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso Polda Jatim di Surabaya. Di sinilah tiga korban melaksanakan visum et repertum untuk kepentingan penyelidikan kasus oleh tim Polda Jatim.
”Sampai saat ini, para pelapor (korban) bukan kategori anak. Namun, dugaan kejahatan itu terjadi ketika mereka masih bersekolah atau kategori anak. Meski demikian, kami tetap siap memberikan pendampingan dan perlindungan,” kata Andriyanto.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Gatot Repli Handoko mengatakan, tim penyidik masih mengumpulkan keterangan, bukti, dan informasi untuk pengungkapan kasus yang dilaporkan oleh tiga pelapor yang didampingi oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).
Sampai saat ini, para pelapor (korban) bukan kategori anak. Namun, dugaan kejahatan itu terjadi ketika mereka masih bersekolah atau kategori anak. (Adriyanto)
Tiga pelapor membuat laporan pada Sabtu (29/5/2021) dan dua hari kemudian menjalani visum et repertum. Polda Jatim juga telah memeriksa 11 saksi korban.
Selain itu, dari pembukaan saluran pengaduan, tim penyidik mendapatkan tambahan laporan dari 6 pelapor. Sementara jumlah pelapor ada 21 orang. Adapun yang dituduh sebagai terduga pelaku atau terlapor ialah salah satu pendiri atau inisiator SMA Selamat Pagi Indonesia berinisial JEP.
”Kami akan memanggil dan memeriksa pihak-pihak yang terkait dengan kasus ini,” kata Gatot.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi mengatakan belum dapat menentukan kebijakan, terutama sanksi terhadap SMA Selamat Pagi Indonesia. Proses hukum masih berjalan. Suatu tim sedang menelaah untuk mengevaluasi penerapan kurikulum di SMA itu apakah ada yang keliru dan memicu kejahatan.
SMA Selamat Pagi Indonesia berstatus swasta dan berbasis asrama (boarding school). Di sini, siswa-siswi belajar dan tinggal bersama selama menempuh proses pendidikan. Sekolah tersebut berbasis asrama serupa dengan SMA pondok pesantren atau seminari. Tipe sekolah ini tidak tertutup bagi pengawasan oleh masyarakat atau pemerintah.
Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Jatim Ramlianto, SMA Selamat Pagi Indonesia juga merupakan bagian dari program double track atau jalur ganda. Program ini diinisiasi oleh Pemprov Jatim pada 2018 dengan tujuan menekan pengangguran lulusan SMA.
Program jalur ganda diberikan kepada pelajar SMA berupa berbagai keterampilan sehingga dapat dimanfaatkan untuk bekerja selepas lulus. Pemberian keterampilan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler saat pelajar berada di tahun terakhir.
Catatan Kompas, SMA Selamat Pagi Indonesia memfasilitasi siswa-siswi untuk mengembangkan bakat kewirausahaan. Mereka dilibatkan dalam pengelolaan unit-unit usaha, yakni akomodasi, konsumsi, transportasi, dan penyelenggaraan acara.
Seleksi ketat
Siswa-siswi di sini diseleksi dan seluruhnya berasal dari kalangan keluarga miskin sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan. Karena terlibat dalam pengelolaan unit usaha, antara lain penginapan, pemandu wisata, katering, memproduksi dan memasarkan berbagai camilan atau kerajinan, siswa-siswi yang terlibat diberi uang saku.
Bahkan, pelajar yang berprestasi diberi apresiasi, antara lain bepergian ke mancanegara. Kekhasan dari penghuni asrama adalah selama berada di kompleks sekolah, sekaligus tempat tinggal dan laboratorium berbagai keterampilan, sapaan setiap bertemu tak mengenal waktu. Sudah menjadi kebiasaan bagi mereka untuk mengucapkan ”Selamat Pagi” meski bertemu atau berpapasan pada malam hari.
Ketua Umum Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan, dalam program kewirausahaan di SMA itulah diduga kuat terjadi eksploitasi ekonomi terhadap anak-anak (pelajar). Selain itu, penganiayaan dari terlapor ketika anak-anak dianggap tidak becus dalam bekerja.
”Nah, kejahatan seksual diungkap oleh para korban yang sudah lulus dengan menghubungi dan mengirimi kami data,” kata Arist saat dihubungi. Data yang diberikan, antara lain, testimoni dari beberapa alumnus SMA itu yang mengaku sebagai korban kejahatan seksual. Mereka akhirnya memberanikan diri untuk melapor dan meminta Komnas PA mendampingi dalam pelaporan ke Polda Jatim pada Sabtu itu.
”Komnas PA mendampingi korban,” ujar Arist. Korban bertahun-tahun memendam ketakutan ingin melapor. Setelah melewati proses bertahun-tahun sehingga berani, ketiga korban kemudian menghubungi Komnas PA dan ditemui kemudian menceritakan petaka yang dialami. Dari sanalah kemudian kasus itu mulai diungkap dengan diawali pelaporan ke Polda Jatim.