Kalsel Jaga Tren Penurunan Kasus Aktif dengan PPKM Mikro
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro di Kalimantan Selatan diperpanjang kembali kendati kasus aktif mulai menurun dan stagnan. Masyarakat diminta tidak lengah dan tetap disiplin protokol kesehatan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kasus aktif Covid-19 di Kalimantan Selatan cenderung menurun dan stagnan setelah hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Untuk menjamin aktivitas masyarakat terus berjalan dan protokol kesehatan juga diterapkan secara ketat, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM berskala mikro kembali diperpanjang selama dua pekan.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memutuskan untuk memperpanjang PPKM mikro selama dua pekan, terhitung dari 3 Juni hingga 17 Juni 2021. Perpanjangan dilakukan saat kasus aktif mulai menurun dan stagnan. Jumlah kasus aktif di Kalsel dalam dua minggu terakhir bertahan pada angka 800-an kasus. Sebelum Idul Fitri, jumlah kasus aktif di atas 1.000 kasus.
Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA mengatakan, tren penurunan kasus Covid-19 di Kalsel setelah Lebaran harus dijaga. Oleh karena itu, masyarakat tidak boleh lengah kendati ada penurunan kasus. Protokol kesehatan tetap harus dijalankan pada semua aktivitas masyarakat agar kasus positif bisa terus menurun.
”PPKM mikro kembali diperpanjang untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Dengan perpanjangan ini kita semua berupaya tetap menjalankan protokol kesehatan guna menurunkan kasus menjadi seminimal mungkin setiap hari,” kata Safrizal, di Banjarmasin, Jumat (4/6/2021).
Pada Jumat (4/6/2021), misalnya, masih terjadi penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 53 orang sehingga jumlahnya menjadi 34.923 kasus. Dari jumlah tersebut, kasus aktif 841 orang atau 2,41 persen, kasus sembuh 94,65 persen, dan kasus kematian 2,94 persen.
PPKM mikro kembali diperpanjang untuk menekan laju penyebaran Covid-19. (Safrizal)
Menurut Safrizal, Kalsel harus berupaya mempertahankan dan menurunkan semua indikator utama pengendalian Covid-19. Indikator itu, antara lain, angka kasus positif, angka kesembuhan, angka keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19, dan angka kematian.
”Di Kalsel, dari empat indikator tersebut, tinggal satu yang masih merah, yaitu angka kematian. Angka kematian di Kalsel saat ini masih berada di atas angka kematian secara nasional,” ujarnya.
Untuk itu, pemerintah daerah harus terus berupaya meningkatkan kualitas pengobatan untuk memperbaiki atau memperbanyak kesembuhan, di samping sosialisasi terus-menerus agar protokol kesehatan ditingkatkan, terutama bagi yang memiliki risiko tinggi, yaitu kelompok lanjut usia (lansia) dan yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Semua aktif
”Untuk itu, kami minta semua bupati dan wali kota bekerja sama dengan TNI-Polri dan semua sukarelawan yang ada di masyarakat untuk meningkatkan vaksinasi terhadap warga lansia sebagai upaya untuk melindungi warga lansia dari risiko tinggi terpapar Covid-19,” katanya.
Safrizal juga menyerukan kepada bupati dan wali kota untuk melakukan tes di daerah masing-masing sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 1 tes per 1.000 penduduk. Kepala daerah juga diminta memperbaiki kualitas layanan rumah sakit, termasuk menambah tempat karantina, dan terus meningkatkan vaksinasi, terutama untuk kelompok lansia.
”Setiap daerah wajib terus menyosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat agar kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan meningkat,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim menambahkan, PPKM mikro di Kalsel sudah berjalan selama beberapa periode atau jilid. Kalsel mulai melaksanakan PPKM mikro sejak pemerintah pusat masih membatasi pelaksanaan PPKM mikro di Pulau Jawa dan Bali. Pemerintah pusat baru mengikutsertakan Kalsel pada PPKM mikro jilid keempat.
”Sebelum diikutsertakan, Kalsel sudah melaksanakan PPKM mikro dengan mengeluarkan surat keputusan dan edaran terkait pelaksanaannya. Ini adalah kebijakan antisipatif yang diambil pemerintah daerah dalam upaya mengendalikan penyebaran Covid-19,” katanya.