Penghormatan Masih Mengalir bagi Keluarga Awak Kapal Nanggala-402
TNI Angkatan Laut akan menjadikan insiden KRI Nanggala-402 bersama 53 awak yang patroli abadi di Laut Bali sebagai pembelajaran untuk melestarikan nilai-nilai kepahlawanan sekaligus ikhtiar merawat keluarga para awak.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — TNI Angkatan Laut sangat kehilangan atas gugurnya 53 prajurit terbaik RI dalam musibah KRI Nanggala-402 di Laut Bali, April lalu. Penghormatan dan bantuan bagi keluarga masih mengalir dari berbagai pihak.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menyatakan, bagi TNI AL, awak kapal Nanggala-402 adalah pahlawan laut yang menjalankan patroli abadi untuk menjaga kedaulatan. Hal itu ia ungkapkan dalam acara Mengenang 40 Hari Patriot Sejati Prajurit KRI Nanggala-402 di Markas Komando Armada II, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021) malam.
Acara tersebut diadakan bersamaan dengan penyerahan berbagai bantuan dari 16 lembaga pemerintah dan swasta kepada para istri dan anak-anak dari 53 awak kapal selam buatan Jerman itu.
”Para prajurit Nanggala mewariskan nilai-nilai kejuangan tanpa pamrih, semangat pantang menyerah, dan pengabdian total kepada bangsa dan negara sehingga harus terus menjadi suri teladan bagi dan untuk kejayaan TNI Angkatan Laut, Jalesveva Jayamahe,” kata Yudo.
Untuk itulah, keluarga, terutama anak-anak sebagai penerus para patriot Nanggala, diberikan apresiasi setinggi-tingginya. Para istri prajurit Nanggala adalah perempuan-perempuan yang hebat. Mereka tegar hati dan berjiwa besar menerima kenyataan. Tentu para ibu akan terus mendampingi kehidupan anak-anak sampai dewasa.
”Kepada putra-putri Nanggala, kalian adalah anak-anak kami, anak-anak keluarga besar TNI Angkatan Laut. Kami tidak akan pernah berhenti memikirkan kalian, bagaimana bersekolah, bagaimana masa depan,” ujar Yudo.
Anak-anak akan tetap berada di hati para prajurit TNI Angkatan Laut. ”Kami akan berusaha menjadi ayah yang sebaik-baiknya bagi kalian meski kami tidak akan pernah bisa menggantikan ayah kalian,” kata Yudo.
Dalam kesempatan itu, KSAL menyerahkan piagam bantuan beasiswa atau jaminan pendidikan dari negara melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Keluarga awak Nanggala segera dibangunkan rumah tipe 45 dengan pilihan lokasi di Candi (Sidoarjo) atau Balaskrumpik (Surabaya) melalui program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Keluarga juga menerima bantuan dari Kementerian Pertahanan, Otoritas Jasa Keuangan, TNI, Polri, sejumlah kampus, yayasan, organisasi, dan perusahaan. Bantuan untuk meringankan beban kehidupan para istri dan anak-anak prajurit Nanggala.
Pada Kamis pagi di Komando Armada II, KSAL meletakkan batu pertama pembangunan monumen KRI Nanggala-402. Tugu peringatan ini dibangun amat dekat dengan dermaga Satuan Kapal Selam (Korps Hiu Kencana).
Kepala Dinas Sejarah AL Laksamana Pertama Supardi mengatakan, monumen dibangun di lokasi Ghoravira Madyajala Komando Armada II dengan memanfaatkan lahan seluas 842,5 meter persegi. Monumen akan dibangun dengan konsep lanskap, galeri, dan dalam ruangan berupa info grafis pengabdian Nanggala.
”Pembangunan sekitar tiga bulan untuk mengenang darma bakti para prajurit Nanggala yang patroli abadi di Laut Bali,” kata Supardi. Besar monumen akan sama dengan dimensi kapal selam yang beroperasi bersama TNI Angkatan Laut sejak 1981 tersebut sampai akhirnya tenggelam di Laut Bali pada 23 April 2021 pagi sebelum melaksanakan latihan penembakan kepala torpedo.