Puluhan Guru Terpapar Covid-19, Satu Sekolah di Pekalongan ”Lockdown”
Sebanyak 38 dari 79 guru dan karyawan di SMA Negeri 4 Pekalongan, Jawa Tengah, terpapar Covid-19. Mereka yang terpapar diisolasi di rumah masing-masing. Aktivitas sekolah dihentikan total.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Sebanyak 38 orang yang terdiri dari guru dan karyawan di SMA Negeri 4 Pekalongan terpapar Covid-19. Untuk menekan risiko penularan, sekolah yang berada di Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, itu menerapkan karantina wilayah atau lockdown hingga pekan depan.
Penularan Covid-19 di sekolah itu pertama kali diketahui saat ada seorang guru yang mengeluhkan hilangnya daya penciuman. Guru yang merupakan pegawai tidak tetap itu memaksakan diri tetap bekerja di sekolah karena takut penilaian kerjanya buruk jika mengajukan izin sakit.
Karena kondisinya tak kunjung membaik, guru tersebut memutuskan untuk memeriksakan diri ke Rumah Sakit Umum Daerah Bendan. Di rumah sakit tersebut, ia dites usap dan hasilnya positif Covid-19.
Dinas Kesehatan Kota Pekalongan langsung melakukan pelacakan kontak erat di sekolah tersebut. Awalnya, ada sepuluh guru yang dites usap. Dari jumlah tersebut, diketahui empat orang positif Covid-19.
Pihak sekolah kemudian berinisiatif untuk mengetes semua guru dan karyawan di SMAN 4 Pekalongan yang berjumlah 79 orang. Dari 56 guru dan karyawan yang sudah dites pada Selasa (1/6/2021), sebanyak 33 orang dinyatakan positif Covid-19. Adapun sisanya akan dites pada Kamis (3/6/2021).
”Kami masih terus berkoordinasi terkait penanganannya. Bagi yang memang tidak bisa isolasi mandiri di rumah, nanti bisa diisolasi di gedung pusat pendidikan dan pelatihan yang sudah disiapkan pemerintah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto, Rabu (2/6/2021).
Menurut Slamet, para guru dan karyawan SMAN 4 Pekalongan tersebut mayoritas orang tanpa gejala. Sebelumnya, mereka sudah mengikuti vaksinasi Covid-19 dosis pertama. Sedianya, para guru dan karyawan akan menjalani vaksinasi dosis kedua pada Sabtu (5/6/2021). Namun, rencana itu dibatalkan lantaran sebagian besar dari mereka menjalani isolasi mandiri.
Kepala SMAN 4 Pekalongan Yulianto Nurul Furqon mengatakan, sekolah didisinfeksi dan akan ditutup hingga Senin (7/6/2021). Selama ditutup, tidak ada yang boleh melakukan kegiatan di sekolah tersebut.
”Kami menerapkan lockdown supaya penularannya tidak meluas. Selepas 7 Juni, guru atau karyawan yang sudah dinyatakan negatif boleh masuk ke sekolah. Yang belum negatif harus mengisolasi diri minimal 14 hari sebelum kembali ke sekolah,” ujar Yulianto.
Yulianto menuturkan, pihaknya belum mengetahui asal mula penularan Covid-19 di SMAN 4 Pekalongan. Ia menduga, tingginya mobilitas dan aktivitas para guru saat libur Lebaran menjadi salah satu pemicunya.
”Meskipun tidak ada yang mudik, tetap ada kemungkinan para guru dan karyawan ini dikunjungi orang lain dari luar daerah, kemudian terpapar. Karena sudah divaksin, mungkin gejala yang dikeluhkan ringan, jadi merasa sehat terus berangkat ke sekolah. Jadi, tidak sadar kalau membawa virus, lalu menularkan,” imbuhnya.
Menurut Yulianto, dalam dua pekan terakhir, tidak ada kegiatan yang menimbulkan kerumunan di sekolahnya. Setiap hari, para guru dan karyawan yang bekerja di sekolah dibatasi maksimal 50 persen dari total kapasitas. Adapun 50 persen lainnya bekerja dari rumah. Setiap satu orang hanya akan mendapat giliran bekerja di sekolah 2-3 kali dalam sepekan.
Hingga Senin (31/5/2021), jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Pekalongan 2.397 orang. Dari jumlah tersebut, kasus aktif 64 orang, yang terdiri dari 10 orang dirawat dan 54 orang menjalani isolasi mandiri.
Kematian di Tegal
Di Kabupaten Tegal, jumlah kematian pasien Covid-19 terus bertambah seiring meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di daerah tersebut. Di RSUD dr Soeselo, misalnya, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal terus meningkat dalam tiga bulan terakhir.
Sepanjang Maret, jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal di rumah sakit itu 12 orang. Sepanjang April, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal mencapai 20 orang. Adapun sepanjang Mei, jumlah pasien meninggal melonjak menjadi 30 orang. Jumlah kematian ini adalah yang tertinggi sepanjang 2021.
”Rata-rata pasien yang meninggal berusia di atas 40 tahun. Mereka juga memiliki penyakit penyerta yang memperberat gejala Covid-19,” kata Ketua Tim Penanganan Covid-19 RSUD dr Soeselo, Teguh Sukma.
Teguh meminta masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan, terutama orang-orang yang memiliki penyakit penyerta. Jika terpapar Covid-19 dan mengeluhkan gejala, pasien dengan penyakit penyerta diminta segera mencari pertolongan ke rumah sakit rujukan Covid-19. Dengan begitu, risiko kematian bisa ditekan.
Hingga Selasa (1/6/2021), jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal 7.068 orang. Dari jumlah tersebut, kasus aktif 550 orang, sementara 307 orang meninggal.