Peringatan 1 Juni Perlu Pendalaman Nilai Luhur Pancasila di Masyarakat
Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni perlu langkah pendalaman nilai-nilai Pancasila yang melibatkan perwakilan generasi muda dari seluruh Nusantara dan tidak hanya digelar di Ende, Nusa Tenggara Timur.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
ENDE, KOMPAS — Peringatan Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni di Ende, Nusa Tenggara Timur, tidak hanya dengan parade budaya oleh perwakilan masyarakat Ende dan sekitarnya. Peringatan itu juga perlu pendalaman nilai-nilai Pancasila yang melibatkan perwakilan generasi muda dari seluruh Nusantara.
Dengan demikian, generasi muda tidak terpengaruh ajakan-ajakan mengikuti ideologi lain yang berseberangan dengan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) perlu mempunyai program khusus setiap 1 Juni.
Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Nusa Bunga-Flores Philipus Kami, dihubungi di Ende, Selasa (1/6/2021), mengatakan, pada peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini, Pemerintah Kabupaten Ende menggelar parade pesona kebangsaan. Kegiatan pawai budaya ini berlangsung di lima lokasi di Ende, melibatkan perwakilan masyarakat Ende dan beberapa kabupaten di sekitarnya, yang diwakili oleh pegawai negeri sipil setempat.
”Peringatan 1 Juni di Ende tidak cukup sampai di situ. Sebagai rahim lahir Pancasila, peringatan di Ende harus lebih mengarah pada penguatan dan dukungan terhadap nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda seperti pelajar, mahasiswa, dan tokoh pemuda dari seluruh Nusantara,” kata Philipus.
Perwakilan pelajar dan pemuda dari 34 provinsi perlu dihadirkan di Ende secara virtual. Mereka perlu menyaksikan tempat di mana Bung Karno duduk di bawah pohon sukun untuk merenungi nilai-nilai Pancasila. Jika Bung Karno pada saat itu merenungkan nilai-nilai Pancasila, generasi muda saat itu seharusnya berpikir dan bertindak lebih jauh lagi, yakni mengamalkan nilai-nilai itu.
Parade pesona kebangsaan di Ende, 1 Juni 2021, diikuti Bupati Ende Djafar Achmad, Komandan Kodim 1602/Ende Letkol (Inf) Nelson Paido Marpaung, dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) lain. Peserta yang mengikuti parade 50 orang untuk setiap lokasi, untuk lima lokasi parade. Kegiatan ini tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Parade pesona kebangsaan ini sudah berlangsung lima tahun silam. Tetapi, parade ini tidak mengalami peningkatan kualitas kegiatan. Peserta parade hanya melibatkan masyarakat, pemda, DPRD, dan pelajar di Ende.
Pemerintah Provinsi NTT dan Pemkab Ende semestinya merancang kegiatan 1 Juni di Ende secara lebih mendalam, terutama pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda Nusantara dan masyarakat umum. Saat ini diprediksi ada ribuan generasi muda terpapar paham-paham radikalisme, yang bertentangan dengan semangat Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan.
Hal ini menurut Philipus terjadi karena Pancasila sudah dihapus dari kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Generasi muda mencari ideologi sendiri atau mengikuti paham ideologi dari luar. Semestinya 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila diperingati di sekolah secara lebih meriah dengan berbagai kegiatan, termasuk cerdas cermat tentang nilai-nilai Pancasila. ”Kegiatan ini melibatkan para pelajar dan mahasiswa dari berbagai latar belakang suku, agama, dan budaya,” ujarnya.
Peringatan 1 Juni tampaknya belum memiliki satu bentuk kegiatan yang melibatkan seluruh pemprov, kabupaten, kecamatan, dan desa di seluruh Tanah Air. Pemerintah hanya meliburkan masyarakat dari berbagai kegiatan rutinitas, tetapi tidak mencari satu bentuk kegiatan sebagai peringatan 1 Juni itu.
Kegiatan dalam rangka penguatan tentang nilai-nilai Pancasila melibatkan para pelajar dan mahasiswa dari berbagai latar belakang suku, agama, dan budaya. (Philipus Kami)
Kegiatan cerdas cermat tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di setiap sekolah dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni sangat efektif membina mental dan wawasan generasi muda ke depan tentang Pancasila, kebinekaan, dan NKRI. Tim BPIP semestinya memiliki agenda kegiatan khusus bagi masyarakat pada 1 Juni itu.
Pancasila adalah kristalisasi dari nilai-nilai budaya Nusantara yang dijadikan para pendiri bangsa ini sebagai pedoman hidup bangsa. Apakah pemahaman seperti ini sudah diajarkan di kalangan generasi muda atau belum?
Monoton
Anggota DPRD Ende, Yulius Cesar Nonga, mengatakan, peringatan 1 Juni di Ende sejak 2014 memiliki tema yang itu-itu saja, yakni parade pesona kebangsaan. Tema itu semestinya disesuaikan dengan situasi dan kondisi bangsa tahun itu.
Tema kegiatan 1 Juni di Ende perlu diperdalam. Bukan hanya di Ende, melainkan pemerintah pusat juga memiliki satu tema nasional terkait dengan peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni itu. ”Dengan tema itu setiap provinsi, kabupaten, dan kota bisa menyesuaikan di lapangan dalam berbagai bentuk kegiatan, terutama pendalaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
Ia menilai, paling penting dari peringatan 1 Juni itu ialah cerdas cermat, pidato Pancasila, kebinekaan, dan kegiatan lain terkait dengan nilai-nilai Pancasila di semua kalangan masyarakat. Kegiatan ini bisa diselenggarakan di tingkat RT/RW, kelurahan, dan sekolah-sekolah.
Kurikulum tentang Pancasila di sekolah-sekolah dan pembinaan pedoman penghayatan Pancasila sudah dihapus. Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni bisa menghidupkan kembali pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila di kalangan masyarakat.