Keterisian Ruang Rawat Intensif Covid-19 di Surakarta Capai 75 Persen
Keterisian ruang perawatan intensif pasien Covid-19 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, mencapai 75 persen. Sebagian besar pasien yang mengisi justru berasal dari luar kota. Peningkatan juga terjadi di Sukoharjo dan Klaten.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Keterisian ruang perawatan intensif untuk pasien Covid-19 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, telah mencapai 75 persen. Sebagian besar pasien yang mengisi justru berasal dari luar kota. Keterbatasan kapasitas hendaknya menjadi alarm peringatan penanganan wabah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menyampaikan, total tempat tidur di ruang perawatan intensif untuk pasien Covid-19 berjumlah sekitar 100 unit dari 19 rumah sakit rujukan. Dari jumlah tersebut, 75 persen sudah terisi. Di antara para pasien, lebih dari 60 persen justru bukan berasal dari Kota Surakarta, melainkan kabupaten-kabupaten tetangga.
”Warga dari luar Kota Surakarta jumlahnya lebih banyak. Sekitar dua pertiga dari total ranjang yang tersedia untuk ICU (intensice care unit/ruang perawatan intensif) Covid-19,” kata Wahyuningsih di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (1/6/2021).
Wahyuningsih menambahkan, angka keterisian sebesar 75 persen sudah bertahan selama tiga hari terakhir. Padahal, sekitar dua pekan lalu, keterisian ruang perawatan intensif Covid-19 sekitar 50 persen. Sementara pada Februari hingga April, angka keterisian ruang ICU bahkan hanya 20 persen.
Lebih lanjut, ia menilai, peningkatan keterisian ruang perawatan tersebut disebabkan kenaikan jumlah pasien Covid-19 yang bergejala sedang hingga berat. Peningkatan penularan diduga akibat aktivitas masyarakat selama Ramadhan hingga Lebaran, yang tidak mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
”Kota Surakarta ini menjadi rujukan bagi regional. Selain itu, RSUD Dr Moewardi (di Kota Surakarta) juga termasuk rumah sakit kelas A sehingga jadi rujukan atau terminal akhir bagi pasien-pasien yang kondisinya kompleks,” kata Wahyuningsih.
Wahyuningsih berharap rumah sakit rujukan Covid-19 di kabupaten tetangga ikut meningkatkan pelayanannya. Dengan begitu, pasien bisa ditangani di daerah masing-masing. Pengaturan keterisian tempat tidur perlu dilakukan dengan tepat agar bisa menampung pasien-pasien yang membutuhkan penanganan khusus di rumah sakit.
”Mari sama-sama menguatkan layanan. Tidak bisa hanya di Kota Surakarta saja. Semua kabupaten harus ikut meningkatkan dan bisa memperkirakan kebutuhannya,” katanya.
Di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tingkat keterisian tempat tidur ruang perawatan intensif Covid-19 hingga 30 Mei 2021 mencapai 68,8 persen. Tingkat keterisian itu melonjak dibandingkan satu pekan sebelumnya yang persentasenya mencapai 47,9 persen. Adapun total tempat tidur ruang perawatan intensif berjumlah 48 unit dari 10 rumah sakit di kabupaten tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan, peningkatan keterisian ruang perawatan intensif menunjukkan indikasi tren penambahan jumlah pasien dengan gejala sedang hingga berat. Sebab, seorang pasien perlu ditangani di rumah sakit jika menunjukkan gejala tersebut. Apabila gejala ringan, pasien terkonfirmasi positif hanya perlu menjalani isolasi mandiri.
”Akhir-akhir ini, kebanyakan yang datang ke rumah sakit memang yang bergejala sedang sampai berat,” kata Yunia saat dihubungi.
Selanjutnya, ia menjelaskan, peningkatan kasus disebabkan longgarnya aktivitas masyarakat selama Ramadhan hingga perayaan Lebaran. Salah satunya dibuktikan dengan kemunculan beberapa kluster penularan dari kegiatan buka puasa bersama. Namun, jumlah kasus dalam satu kluster disebut tidak banyak, hanya empat hingga tujuh orang saja.
Dengan peningkatan keterisian ruang perawatan, Yunia menyatakan, pihaknya bersiap menambah kapasitas ruang perawatan. Untuk keperluan itu, ia telah berkoordinasi dengan segenap rumah sakit rujukan di daerah tersebut.
Peningkatan okupansi ruang perawatan intensif juga terjadi di Klaten, Jawa Tengah. Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan Klaten Tri Nyantosani menuturkan, hingga Senin siang, jumlah ruang perawatan intensif yang terisi mencapai 72,2 persen. Padahal, pada 30 Mei 2021, ruang perawatan intensif yang terisi baru 51,51 persen. Adapun total kapasitas tempat tidur untuk ruangan perawatan tersebut berjumlah 33 unit.
”Sampai hari ini (Senin), kapasitas cukup. Kemampuan untuk menangani Covid-19 masih memadai dan tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit daerah lain,” kata Nyantosani.