Pemkot Surakarta Sasar Tes Usap di Titik-titik Kerumunan
Pemerintah Kota Surakarta akan memperketat pengawasan protokol kesehatan di ruang publik. Titik-titik kerumunan bakal jadi sasaran tes usap antigen di tempat. Ini dilakukan menyusul gejala longgarnya protokol kesehatan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta akan memperketat pengawasan protokol kesehatan di ruang publik. Tes usap antigen bakal menyasar titik-titik kerumunan. Langkah ini untuk mengantisipasi tren penambahan kasus positif Covid-19.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta segenap jajarannya memperketat protokol kesehatan di daerah tersebut. Terlebih, ada indikasi masyarakat mulai longgar dalam menerapkan protokol kesehatan. Kondisi tersebut dikhawatirkan memacu potensi penularan Covid-19 di tengah masyarakat.
”Nanti akan ada lagi penguatan dari Satgas Covid-19. Misalnya, kalau ada tempat-tempat kerumunan yang tidak memakai masker, langsung kami swab,” kata Gibran di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (31/5/2021).
Tes usap yang akan dilakukan berupa tes usap antigen. Kebijakan pelaksanaan tes tersebut sudah tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Surakarta Nomor 067/1420 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Peran Satuan Tugas Tingkat Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Kota Surakarta.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta Arif Darmawan menyebutkan, pihaknya siap melaksanakan tes usap di tempat. Selama ini, peraturan tersebut sudah diterapkan secara rutin. Pelaksanaan tes usap dinilai penting sebab belakangan masyarakat mulai longgar menerapkan protokol kesehatan.
”Sudah ada titik-titik keramaian yang masuk pemetaan kami. Ruang publik maupun ruang-ruang pertemuan yang tidak menerapkan protokol kesehatan nanti akan kami lakukan tes swab di tempat,” kata Arif.
Menurut Arif, salah satu ruang publik yang menjadi perhatian bersama terkait penerapan protokol kesehatannya adalah Alun-alun Selatan Kota Surakarta. Di ruang publik tersebut, protokol kesehatan dinilai mulai diabaikan masyarakat.
Dari laporan yang diterima Arif, banyak anak-anak yang juga tak mengenakan masker dengan baik dan benar. Padahal, anak-anak menjadi salah satu kelompok masyarakat yang paling rentan tertular Covid-19.
Banyak anak-anak tak mengenakan masker dengan baik dan benar. Padahal, anak-anak menjadi salah satu kelompok masyarakat yang paling rentan tertular Covid-19. (Arif Darmawan)
”Kami akan meningkatkan patroli wilayah, khususnya linmas (petugas perlindungan masyarakat) untuk hal itu,” ujar Arif.
Arif menambahkan, sasaran tes usap menyesuaikan jumlah kerumunan di suatu lokasi. Ia mencontohkan, pihaknya pernah melakukan tes terhadap 700 pengunjung dan pegawai mal beberapa waktu lalu. Tes tersebut dilakukan karena terjadi kerumunan di mal tersebut.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan, terjadi tren peningkatan kasus positif Covid-19 di kota tersebut. Namun, angka penambahan harian masih fluktuatif. Peningkatan terjadi mulai pertengahan Ramadhan.
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Surakarta, selama lima hari terakhir, penambahan kasus positif harian yang cukup signifikan terjadi pada 27 Mei 2021. Pada hari itu, penambahan kasus positif mencapai 30 orang. Sementara hari-hari lain, penambahan kasus harian tidak menentu. Jumlahnya berkisar 7 hingga 11 kasus per hari.
Kita harus mendidik bahwa protokol kesehatan itu kebutuhan masyarakat. Jika demikian, dia pasti patuh. (Siti Wahyuningsih)
Wahyuningsih menyampaikan, kondisi penularan tersebut hendaknya menjadi peringatan bersama untuk semakin sadar pentingnya protokol kesehatan. Penularan bisa terjadi sewaktu-waktu. Lebih-lebih jika protokol kesehatan tidak diterapkan dengan ketat. Ia berharap semua warga secara sadar menerapkan protokol kesehatan ketat tanpa harus diminta.
”Jangan sampai protokol kesehatan menjadi aturan yang ditakuti. Kita harus mendidik bahwa protokol kesehatan itu kebutuhan masyarakat. Jika demikian, dia pasti patuh. Orang secara sadar menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari penularan,” kata Wahyuningsih.