Dua Penumpang Tewas dalam Kecelakaan Mobil Bak Terbuka di Tegal
Dua orang tewas dan delapan orang luka-luka akibat kecelakaan yang menimpa sebuah mobil pikap di Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Tegal, Jateng, Minggu (30/5/2021). Rem mobil diduga blong akibat kelebihan penumpang.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Sebuah mobil bak terbuka yang mengangkut belasan orang mengalami kecelakaan di Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (30/5/2021). Berkaca dari musibah ini, polisi akan menilang pengendara mobil bak terbuka yang nekat mengangkut penumpang.
Musibah itu bermula saat 17 warga Desa Cikura, Kecamatan Bojong, berencana menengok tetangga mereka yang sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Minggu petang. Saat melintas di Desa Cerih yang kontur jalannya menurun, mobil bernomor polisi G 1667 SZ itu mengalami gangguan pengereman hingga melaju tak terkendali. Mobil yang dikemudikan Saidin (50) itu pun akhirnya terjun ke parit setelah menabrak pembatas jalan sekitar pukul 17.30.
”Menurut keterangan pemilik kendaraan, mobil itu dalam keadaan baik saat berangkat. Mungkin karena penumpangnya kebanyakan, di tengah jalan bermasalah. Dugaan kami, remnya blong,” kata Kepala Unit Kecelakaan Satuan Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Tegal Inspektur Dua Teguh Setyawan, Senin (31/5/2021).
Akibat kejadian itu, dua penumpang, Mutiah (60) dan Aminah (50), yang duduk di bagian depan meninggal karena tergencet bodi mobil. Dua korban tersebut sempat dibawa ke Klinik Muhammadiyah Jatinegara untuk mendapatkan perawatan, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Kemudian, sopir bak terbuka yang menderita patah tulang kaki dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Soeselo karena cederanya dinilai berat. Selain patah tulang kaki, sopir juga diduga menderita trauma abdomen.
Sementara itu, 14 penumpang, termasuk di antaranya empat anak balita, yang duduk di bak belakang sempat terpental dari mobil. Delapan orang di antara mereka luka-luka, seperti patah tulang tangan dan kaki. Hingga Senin, mereka masih dirawat di Puskesmas Jatinegara.
Suroh (38), salah satu korban selamat, menuturkan, masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi, seperti Desa Cikura, memang sering memanfaatkan mobil bak terbuka sebagai angkutan umum. Hal itu terpaksa dilakukan karena jarang ada angkutan umum resmi yang sampai ke desa mereka. Padahal, tidak semua warga memiliki kendaraan pribadi.
”Kami sudah biasa (bepergian menggunakan mobil bak terbuka). Sopir juga sudah hafal medan, berpengalaman. Mungkin sedang sial saja,” ujar Suroh.
Secara terpisah, Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Tegal Ajun Komisaris Dwi Himawan Chandra mengungkapkan, peristiwa ini akan dijadikan momentum untuk menggalakkan larangan bagi truk atau mobil bak terbuka yang mengangkut penumpang. Dengan demikian, musibah serupa tidak terulang di kemudian hari.
”Dalam peristiwa tersebut, kendaraan itu jelas melanggar aturan lalu lintas. Selain karena digunakan tidak seperti peruntukannya, kendaraan tersebut juga mengangkut penumpang melebihi daya tampung. Ke depan, kendaraan-kendaraan seperti itu akan kami tilang,” ucap Himawan.
Himawan berkomitmen, pihaknya bersama dengan dinas perhubungan setempat akan terus menggencarkan sosialisasi keselamatan lalu lintas kepada masyarakat, paguyuban pemilik kendaraan, dan pengelola usaha angkutan umum. Pengecekan kelaikan kendaraan juga akan dilakukan berkala untuk memastikan seluruh angkutan penumpang laik jalan.
”Kami juga akan turun ke lokasi kecelakaan, mengecek kondisi jalan. Jika memang di sekitar lokasi tergolong rawan kecelakaan, kami akan memasang peringatan untuk mengurangi kecepatan. Kalau perlu, kami akan mengusulkan pemasangan pagar pengaman jalan,” ujarnya.