Berdasarkan pantauan Selasa-Kamis (25-27/5/2021), kerusakan jalan di Blora antara lain di sejumlah ruas dari Blora kota hingga Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus. Pesepeda motor beberapa kali melambatkan kendaraan mendadak.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
BLORA, KOMPAS — Ruas jalan rusak masih banyak dijumpai di sejumlah jalur tengah Jawa Tengah, seperti Blora dan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Bahkan, hampir 1.000 kilometer jalan di Blora dalam kondisi rusak. Di samping itu, sejumlah jalan provinsi di ruas Grobogan-Blora juga rusak dan butuh penanganan efektif.
Bupati Blora Arief Rohman mengatakan, infrastruktur memang menjadi prioritas dalam kepemimpinannya lima tahun ke depan. Kondisi jalan di Blora saat ini memprihatinkan dan mengganggu aksesibilitas warga serta menghambat roda perekonomian.
”Hampir 1.000 kilometer rusak. Tahun ini kami anggarkan Rp 106 miliar. Itu pun, selain dari APBD kabupaten, juga APBD provinsi, dan APBN (pemerintah pusat). Ke depan, kami akan dorong hingga lima kali lipat,” kata Arief di Blora, Kamis (27/5/2021).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Blora Samgautama Karnajaya menjelaskan, ada 269,93 kilometer (km) jalan dalam kondisi baik, sementara 501,5 km dalam kondisi sedang, 412,45 km rusak ringan, dan 27 km rusak berat.
”Kendala pada anggaran. Setiap tahun kami hanya bisa menyelesaikan sekitar 50 km. Jadi tergantung APBD,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Selasa-Kamis (25-27/5/2021), kerusakan jalan di Blora, antara lain, dijumpai dari Blora kota hingga Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus. Pesepeda motor beberapa kali melambatkan kendaraan secara mendadak saat melintasi jalan rusak. Lubang-lubang sedalam lebih dari 5 sentimeter menganga.
Kerusakan jalan di Blora, antara lain, dijumpai dari Blora kota hingga Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus. Pesepeda motor beberapa kali melambatkan kendaraan secara mendadak saat melintasi jalan rusak.
”Memang sudah biasa seperti ini. Namun, kami harap bisa segera teratasi, karena khawatir, misalnya sedang buru-buru lalu ada lubang, bagaimana?” keluh Rudi (40), warga Kecamatan Gabus.
Sementara itu, di jalan provinsi, kerusakan antara lain di jalan yang menghubungkan Randublatung dan Cepu, tepatnya di Kecamatan Kedungtuban, Blora. Sopir-sopir truk pun melambatkan kendaraannya guna menghindari lubang.
Selain itu, kerusakan juga tampak di ruas Purwodadi-Blora di Kecamatan Tawangharjo dan Wirosari, Kabupaten Grobogan. Lubang-lubang jalan menganga dengan kedalaman hingga lebih dari 10 sentimeter. Di beberapa ruas, terdapat persiapan pemeliharaan rutin, seperti batu-batu dan aspal untuk menambal.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng AR Hanung Triyono mengakui, sejumlah ruas jalan provinsi di Jateng memang memerlukan penanganan efektif. Daerah-daerah itu adalah Kabupaten Grobogan, Blora, dan Jepara.
”Pemeliharaan rutin saat ini berupaya menutup lubang. Untuk jalan bergelombang, diusulkan dengan penanganan rehabilitasi dan atau peningkatan jalan,” ujar Hanung.
Menurut dia, kerusakan jalan disebabkan keberadaan truk-truk yang melebihi ukuran dan kapasitas atau over dimension over load serta kondisi tanah yang tidak stabil. Dengan demikian, dibutuhkan konstruksi yang lebih awet, antara lain dengan perkerasan beton. Biayanya pun cukup besar, yakni Rp 7,5 miliar per km, dengan lebar standar jalan provinsi 7 meter.
Adapun anggaran Pemprov Jateng untuk perbaikan jalan provinsi sepanjang 2.404,75 km pada tahun anggaran 2022 sebesar Rp 233,2 miliar. Anggaran itu untuk peningkatan jalan berupa perkerasan beton, pelebaran, dan overlay atau pelapisan ulang. Selain itu, tersedia anggaran Rp 263,6 miliar untuk rehabilitasi dan pemeliharaan rutin.
Sebelumnya, pada tahun anggaran 2021 sebesar Rp 247,4 miliar untuk peningkatan jalan. Selain itu, Rp 105,4 miliar untuk rehabilitasi dan pemeliharaan rutin.