Pola Kerja Sama Penerbangan ke Bandara Ngloram di Blora Dimatangkan
Bandara Ngloram, di bawah Satuan Pelayanan Bandar Udara Ngloram-Blora, terus dipersiapkan agar bisa segera beroperasi. Panjang landas pacu bandara tersebut kini 1.500 meter, dengan lebar 30 meter.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
BLORA, KOMPAS — Pembangunan terminal Bandara Ngloram, di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dikebut dan ditargetkan rampung pada 2021. Sementara skema kerja sama penerbangan ke bandara tersebut masih dimatangkan. Bandara yang terletak di ujung timur Jateng itu diharapkan membuka aksesibilitas ke Blora dan sekitarnya serta mendongkrak ekonomi daerah.
Bandara Ngloram, yang tidak aktif selama 34 tahun, sebelumnya dikhususkan mendukung industri minyak dan gas di Cepu dan sekitarnya. Pada 2018, aset milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral itu dialihkan ke Kementerian Perhubungan untuk dijadikan bandara umum. Landas pacu bandara tersebut kini 1.500 meter, dengan lebar 30 meter.
Sebelumnya, beberapa kali dilakukan penerbangan uji coba menuju Bandara Ngloram. Pada 11 Januari 2020 dan 25 Desember 2020, pesawat King Air 200 GT mendarat di Ngloram. Sementara pada 30 Desember 2020, untuk pertama kalinya pesawat ATR 72 mendarat di Ngloram, yakni ATR 72-600 yang dioperasikan NAM Air dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, ke Ngloram, kemudian kembali ke Bandara Ahmad Yani.
Bandara Ngloram, di bawah Satuan Pelayanan Bandar Udara Ngloram-Blora, Kementerian Perhubungan, terus dipersiapkan agar bisa segera beroperasi. Berdasarkan pantauan pada Kamis (27/5/2021), sejumlah pekerja beraktivitas dalam pembangunan terminal bandara. Sejumlah baja konstruksi menjulang dan bercabang, merepresentasikan pohon jati, yang banyak tumbuh di Blora.
Sebelumnya, menurut data Satuan Pelayanan Bandar Udara Ngloram-Blora, terminal penumpang bisa menampung 280 penumpang sewaktu sibuk. Terminal penumpang itu memiliki luas 2.800 meter persegi.
Bupati Blora Arief Rohman saat ditemui di kantornya, Kamis (27/5/2021), mengatakan, pihaknya terus berupaya agar Bandara Ngloram bisa segera beroperasi agar aksesibilitas menuju Blora kian terbuka. ”Kalau dari Halim (Perdanakusuma, Jakarta) ada penerbangan, tentu ada pelaku-pelaku migas dan sektor lainnya ingin datang ke Blora,” ujarnya.
Arief menuturkan, adanya Bandara Ngloram akan membuka peluang. Meski menjadi penghasil migas, saat ini pertumbuhan ekonomi di Blora minus, termasuk akibat dampak Covid-19. Tingkat kemiskinan juga masih tinggi. Karena itu, transportasi udara diharapkan dapat merangsang kembali pertumbuhan ekonomi Blora dengan dampak di berbagai sektor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jateng, tingkat kemiskinan di Blora sebenarnya sempat menurun dari 11,90 pada 2018 menjadi 11,32 pada 2019. Namun, pada 2020 kembali meningkat menjadi 11,96 persen.
Sebelumnya, rapat koordinasi Pembahasan Kerja Sama Penerbangan antara Pemkab Blora dan Maskapai Citilink dilakukan pada Jumat (21/5). Perwakilan Maskapai Citilink, Rahmakika Rahardiasari, selaku senior manajer memaparkan, nantinya pesawat yang akan dioperasikan untuk penerbangan dari Cepu ke Halim Perdanakusuma ataupun sebaliknya berjenis ATR 72, yang pada masa pandemi ini dapat mengangkut hingga 64 penumpang.
Dalam paparannya, Rahma menjelaskan, skema bantuan anggaran penerbangan (subsidi) dalam bentuk dana deposit untuk pemenuhan subsidi penumpang dalam satu tahun. ”Apabila rute itu belum memenuhi target revenue yang ditetapkan, pemda akan memenuhi selisih kekurangan target revenue dari dana deposit,” ujarnya, seperti dikutip dari situs Pemkab Blora.
Terkait itu, Arief berharap ada penugasan dari Kemenhub. ”Subsidi itu terkait kemampuan anggaran dan mekanismenya harus melalui perubahan. Jadi, harus dibahas dulu. Paling cepat Oktober (2021). Kami harap Menteri Perhubungan memberi akses tanpa subsidi. Jadi, ada penugasan, entah Citilink atau maskapai lain, untuk bisa mendaratkan pesawat di Cepu,” kata Arief, Kamis.
Pelaksana Tugas Dinas Perhubungan Jateng Henggar Budi Anggoro menuturkan, meski terminal masih dibangun, landas pacu siap 100 persen. Akan disiapkan juga transportasi intermoda, yakni dengan kereta api. Bandara Ngloram hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dengan Stasiun Kapuan, yang merupakan bagian dari jalur KA Jakarta-Semarang-Surabaya.