Bus Terbalik di Tikungan Harmoko, Empat Orang Tewas
Bus Batara Yudha mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Lintas Timur Palembang-Jambi Km 214, Kecamatan Banyung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (27/5/2021). Akibat kejadian ini, empat orang tewas.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
SEKAYU, KOMPAS — Bus antarkota antarprovinsi Batara Yudha mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Lintas Timur Palembang-Jambi Km 214 Desa Senawar, Kecamatan Banyung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (27/5/2021). Akibat kejadian ini, 4 orang tewas dan 12 orang lainnya terluka. Kecelakaan diduga akibat pengemudi melaju dalam kecepatan tinggi di sebuah tikungan yang disebut Tikungan Harmoko.
Kepala Kepolisian Resor Musi Banyuasin Ajun Komisaris Besar Erlin Tangjaya mengatakan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. Bus terbalik dan mengalami kerusakan di sejumlah bagian, terutama di kaca depan dan samping kiri.
Bus bernomor polisi B 7314 NGA ini diketahui berangkat dari Padang, Sumatera Barat, dengan tujuan Jakarta. Namun, di tengah perjalanan dari Padang menuju Palembang, bus ini mengalami kecelakaan.
Dugaan sementara, bus yang mengangkut 33 penumpang tersebut melaju dalam kecepatan tinggi di tikungan yang menurun. Akibatnya, pengemudi hilang kendali sehingga bus keluar jalur dan terbalik ke sebelah kiri jalan.
Keempat korban tewas dalam kecelakaan ini adalah Doya Aprilia (28), Anisah Zafirah Herina (9), Hinayah Haris (11), dan Naila Fatiha (7). Adapun empat orang mengalami luka berat adalah Rian Saputra (28), Amba Warman (54), Rusmianti (53), dan Raka Habib Albalhaqi (11). Sementara delapan lainnya mengalami luka ringan. Baik korban jiwa maupun korban luka merupakan warga Sumatera Barat.
”Saat ini, mereka yang mengalami luka-luka sudah dibawa ke rumah sakit yang ada di Jambi dan di Musi Banyuasin,” ucap Erlin. Kebanyakan korban mengalami luka di sejumlah bagian tubuh, terutama kepala dan dada, serta mengalami patah tulang.
Erlin mengungkapkan, hingga saat ini, pihaknya masih mengumpulkan keterangan sejumlah saksi dan barang bukti. Tidak banyak saksi yang bisa memberi keterangan karena kecelakaan terjadi saat subuh. ”Kami juga masih mengejar AN, pengemudi bus yang sampai saat ini masih melarikan diri,” ucapnya.
Peristiwa ini terjadi di sebuah tikungan yang dinamakan Tikungan Harmoko. Di lokasi tersebut kerap terjadi kecelakaan, termasuk hingga menimbulkan korban jiwa. ”Hampir setiap tahun ada kecelakaan di tikungan tersebut,” ujar Erlin.
Bahkan, nama tikungan yang diambil dari nama menteri penerangan masa Orde Baru itu juga terkait dengan kecelakaan yang pernah dialami Harmoko di tikungan tersebut.
Beragam upaya juga sudah dilakukan untuk meminimalisasi potensi kecelakaan, salah satunya dengan menyematkan rambu-rambu agar pengendara lebih berhati-hati. Lintasan ini menjadi jalur penting karena menjadi penghubung antara Palembang dan Jambi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Ari Narsa mengatakan, dia segera berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk memastikan kejadian seperti ini tidak terulang. Hal ini, misalnya, dengan menggunakan teknologi pembatas jalan yang bisa mengurangi dampak benturan. Apalagi, kecelakaan selalu berulang di lokasi yang sama.
Tidak hanya itu, lanjut Ari, pihaknya juga menunggu hasil penyelidikan kepolisian untuk memastikan ada tidaknya faktor kelalaian. Jika ada indikasi tersebut, baik pengelola bus maupun pengemudi harus mendapatkan sanksi atas kejadian ini. ”Jika memang ditemukan pelanggaran, sanksi terberat adalah pencabutan izin operasi,” ucapnya.