Pembatasan Tak Surutkan Antusiasme Umat Buddha di Tegal Peringati Waisak
Hari raya Waisak diperingati secara terbatas di Kota Tegal, Jawa Tengah. Jumlah umat yang datang dibatasi maksimal 20 persen dari kapasitas untuk menekan potensi kerumunan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·2 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Peringatan hari raya Waisak di Metta Vihara, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jawa Tengah, dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Kendati dibatasi maksimal 20 persen dari kapasitas ruangan, umat Buddha tetap antusias mengikuti perayaan Waisak.
Di tengah pandemi Covid-19, peringatan Waisak dilakukan dengan mengacu pada protokol kesehatan. Umat yang datang ke wihara diwajibkan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sebelum masuk ke area wihara, para umat juga akan dicek suhu tubuhnya.
”Jumlah umat yang datang ke wihara dibatasi maksimal 40 orang dari total umat sebanyak 200 orang. Hal ini kami lakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19,” kata anggota Panitia Penyelenggara Waisak Vihara Metta, Gunarso, di Kota Tegal, Rabu (26/5/2021).
Gunarso menambahkan, pembatasan juga dilakukan saat melakukan prosesi pradaksina atau penghormatan dengan cara berjalan mengelilingi wihara sebanyak tiga kali. Biasanya, pradaksina diikuti oleh seluruh umat yang hadir. Tahun ini, jumlah umat yang ikut pradaksina dibatasi maksimal 30 orang.
Pembatasan ketat yang diterapkan panitia tidak membuat umat Buddha kehilangan antusias. Grace Susanto (40), warga Mejasem, Kabupaten Tegal, misalnya, tetap mengikuti perayaan Waisak di Vihara Metta dengan khidmat.
”Pesan dari panitia adalah para umat yang datang harus menerapkan protokol kesehatan. Meski sedikit repot, tidak masalah, ini demi kesehatan dan keselamatan bersama,” ujar Grace.
Grace menuturkan, Waisak tahun ini lebih sederhana dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, sebelum menjalankan ibadah, ada kegiatan makan bersama. Tahun ini, kegiatan itu ditiadakan untuk menghindari risiko kerumunan.
Selama ibadah berlangsung, wihara dan lingkungannya dijaga ketat oleh puluhan petugas dari Kepolisian Resor Tegal Kota dan Komando Distrik Militer 0712 Tegal. Para petugas ikut mengarahkan umat yang datang untuk mencuci tangan, memeriksa suhu tubuh, dan mengingatkan umat untuk menjaga jarak.
”Hari ini kami menerjunkan 50 personel gabungan dari TNI-Polri. Selain untuk menjaga keamanan, kami juga hadir untuk memberikan rasa nyaman bagi para umat Buddha yang sedang menjalankan ibadah,” ucap Kepala Kepolisian Sektor Tegal Barat Komisaris Aries Heriyanto.
Sebelum ibadah, petugas gabungan sudah melakukan sterilisasi wihara. Setiap bagian wihara diperiksa degan sejumlah alat untuk memastikan tempat ibadah tersebut bebas dari benda-benda berbahaya ataupun bahan peledak.
”Sebelumnya kami telah mengimbau panitia untuk memberi tahu umat agar tidak membawa tas besar atau benda-benda yang mencurigakan. Kalau memang perlu membawa tas, bawalah yang kecil saja untuk memudahkan pemeriksaan,” tutur Aries.
Dalam memeriksa barang bawaan umat, petugas juga melibatkan panitia acara. Panitia diminta memberi tahu petugas jika ada orang atau umat tak dikenal yang akan masuk ke area wihara.