Korban Kecelakaan Pikap di Malang Jadi Tujuh Orang
Kecelakaan terjadi di Jalan Raya Wringinanom, Kecamatan Tumpang. Jalur tersebut merupakan jalur menuju wisata Gunung Bromo dari Malang. Pengemudi bak terbuka diduga mengantuk sehingga menabrak pohon.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Korban meninggal akibat kecelakaan pikap di Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa timur, kini menjadi tujuh orang. Kecelakaan diduga karena sopir pikap mengantuk.
Kepala Kepolisian Sektor Poncokusumo Ajun Komisaris Sumarsono mengatakan, korban kecelakaan Poncokusumo yang terjadi pada Rabu (26/5/2021) pukul 13.30 awalnya lima orang. Namun, kini jumlah korban jiwa bertambah dua. Total tujuh orang meninggal dalam kecelakaan tunggal itu.
Korban meninggal adalah Sumiati (59), Tuni (59), Anik Andriayani (56), Luluk Herwawati (55), Atik Rositah (51), Dahayu Ainun Condro (8), dan Elisa Wiji Utami (44). Semua korban warga Desa Ledoksari, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Mereka masih berkerabat.
Kecelakaan itu terjadi di Jalan Raya Wringinanom, Kecamatan Tumpang. Jalur tersebut merupakan jalur menuju wisata Gunung Bromo dari Malang. ”Kecelakaan diduga karena mobil melaju cukup kencang dan sopir mengantuk sehingga sopir tidak bisa mengendalikan mobil dan kemudian menabrak pohon jowar,” kata Sumarsono.
Sumarsono mengatakan, kendaraan bak terbuka tersebut bermuatan 14 orang, bukan 12 orang seperti yang diberitakan sebelumnya. Rinciannya, 11 orang duduk di bagian belakang (bak terbuka) dan tiga di bagian depan.
Dari 14 orang itu, tujuh di antaranya selamat, tetapi masih menjalani perawatan di RS dan Klinik di Poncokusumo. Di antara korban yang selamat dan kini masih dirawat adalah sopir kendaraan bak terbuka bernomor polisi N 9610 BD tersebut.
Pristianto (55), keluarga korban yang ditemui di kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, mengatakan keluarganya dalam perjalanan pulang ke rumah mereka di Turen, Malang. Mereka baru saja menjenguk kerabatnya yang pindah di Ranupani, Lumajang. ”Tidak tahunya justru kecelakaan dan tujuh orang meninggal sekaligus. Semua korban akhirnya langsung dishalatkan dan dimakamkan,” kata Pristianto.
Di hari yang sama, kecelakaan laut merenggut dua nyawa di Pantai Batu Bengkung, Malang. Sebanyak satu orang terluka dan dua orang lainnya hilang.
”Data terbaru diketahui bahwa 2 orang meninggal, 2 dicari, dan 1 orang lagi kritis. Saat itu ada lima dari delapan orang yang tersapu ombak,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setyono.
Bagyo mengimbau kepada pengunjung selalu waspada dalam setiap aktivitas, termasuk mematuhi rambu-rambu keamanan di lokasi, misalnya tidak mendekat ke laut dan lainnya.
Saat itu ada lima dari delapan orang yang tersapu ombak.
Sebelumnya diberitakan, kecelakaan laut terjadi di Pantai Batu Bengkung, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten malang. Kecelakaan laut terjadi pada Rabu (26/5/2021) sekitar pukul 07.00. Kejadian itu menimpa mahasiswa dari asrama Institut KH Abdul Chalim, Mojokerto.
Rombongan mahasiswa tersebut tiba di kawasan Pantai Batu Bengkung pada malam sebelumnya. Mereka menginap di tenda. Mereka terdiri dari delapan orang.
Rabu pagi sekitar pukul 06.00, sebagian di antaranya memutuskan menyeberang menuju ke Gunung Batu Bengkung untuk berfoto-foto dalam suasana matahari terbit. Sebagian lagi diketahui juga berenang.
Naas, tiba-tiba muncul ombak besar dari arah timur ke barat dan menyapu mereka. Lima orang tenggelam terbawa arus. Pukul 07.00, dua orang korban atas nama Azizah (21) dan Linda (22) ditemukan dalam kondisi meninggal, 1 orang dirawat, dan 2 lainnya masih dicari.
”Hingga kini, pencarian terhadap korban terus dilakukan oleh tim gabungan, mulai dari BPBD, Basarnas, PMI, Polair, hingga masyarakat,” kata Sekretaris BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setyono.