Berharap Pandemi Usai, Lebih Kurang 1.500 Warga Cirebon Shalat Gerhana
Gerhana bulan total di Kota Cirebon disambut dengan shalat gerhana di Masjid At-Taqwa. Kegiatan itu menjadi momentum berdoa agar pandemi Covid-19 berakhir.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Lebih kurang 1.500 warga menggelar shalat gerhana di Masjid At-Taqwa, Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (26/6/2021) malam. Selain mengingatkan akan kebesaran Sang Pencipta, kegiatan tersebut menjadi momentum bermunajat agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
Shalat digelar setelah shalat Magrib sekitar 18.15, bertepatan dengan tampaknya gerhana bulan total. Bulan yang biasanya berwarna kuning cerah berubah menjadi oranye hingga kemerahan. Kejadian ini juga disebut bulan merah darah (blood moon).
Jemaah menunaikan shalat gerhana dengan mengenakan masker dan menjaga jarak sekitar 1 meter. Saking ramainya, sejumlah jemaah sampai shalat di dekat pintu utama masjid. Di luar masjid, warga mengabadikan gerhana bulan dari Alun-alun Kejaksan.
”Gerhana bulan total kami sambut dengan shalat gerhana. Ini bagian ikhtiar untuk selalu berdoa agar Allah memudahkan kita dan pandemi Covid-19 segera diangkat,” kata Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi, setelah mengikuti shalat.
Agus mengingatkan, saat ini, Kota Cirebon menjadi satu-satunya daerah di Jabar yang memiliki risiko tinggi penyebaran Covid-19 atau zona merah. Hingga kini, kasus terkonfirmasi Covid-19 di kota berpenduduk 340.000 jiwa itu mencapai 5.663 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 208 warga meninggal dan 466 orang masih menjalani isolasi.
”Dengan kondisi ini, kami terus menyosialisasikan protokol kesehatan, termasuk dalam shalat di masjid agar bermasker dan menjaga jarak. Ini menjaga diri kita dan orang lain,” ujarnya.
Dalam khotbahnya, Wakil Ketua Masjid At-Taqwa M Taufik mengatakan, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk berdoa, shalat, dan bersedekah saat terjadi gerhana. Fenomena alam itu, lanjutnya, menunjukkan kebesaran Allah SWT. ”Sementara manusia itu lemah,” ucapnya.
Mengapa antusias? Karena kerinduan jemaah shalat di masjid setelah bulan Ramadhan dan banyaknya ujian yang dihadapi saat pandemi.
Ketua Masjid At-Taqwa Center Ahmad Yani mengatakan, antusiasme warga menunaikan shalat gerhana cukup tinggi meskipun pandemi Covid-19. ”Jemaah diperkirakan 1.500 orang, hampir sama saat shalat Jumat sekitar 2.000 orang,” katanya.
Padahal, pihaknya baru menyosialisasikan rencana shalat gerhana dua hari sebelumnya. ”Mengapa antusias? Karena kerinduan jemaah shalat di masjid setelah bulan Ramadhan dan banyaknya ujian yang dihadapi saat pandemi,” ungkapnya.
Muhammad Fadli (18) bersama tiga temannya rela mengendarai sepeda motor sekitar 16 kilometer dari Palimanan untuk shalat gerhana di Masjid At-Taqwa. ”Ini, kan, jarang banget. Fenomena ini kalau dilewatin rugi. Semoga nanti bisa lihat gerhana lagi,” ucapnya.
Sayangnya, siswa yang baru lulus dari SMAN 1 Palimanan ini tidak bisa merekam gerhana bulan total dengan gawainya. ”Terlalu banyak lampu menyala. Jadi, susah fotonya,” ucap Fadli yang sempat menyaksikan gerhana bulan pada 2018.
Gerhana bulan total kali ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia. Adapun fase gerhana bulan ini hanya berlangsung selama 18 menit 44 detik.