Transportasi di Ibu Kota Baru Dirancang Ramah Lingkungan dan Berbasis Teknologi
Terkait transportasi di lokasi calon ibu kota negara baru, pemerintah merancang teknologi ramah lingkungan. Namun, masih banyak yang perlu dipersiapkan pemerintah, termasuk perbaikan jalan.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah terus mengkaji dan mempersiapkan sistem transportasi di ibu kota negara baru di Kalimantan Timur. Sistem transportasi dirancang ramah lingkungan dan berteknologi tinggi.
Hal itu dipaparkan dalam seminar daring bertajuk ”Sistem Transportasi Cerdas di Ibu Kota Negara: Pembangunan dan Kebutuhan Penerapannya” yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan, Selasa (25/5/2021). Seminar tersebut dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, serta sejumlah direktur jenderal di Kemenhub.
Isran Noor menjelaskan, Pemprov Kaltim terus menyesuaikan rencana pembangunan dengan pemerintah pusat, termasuk di bidang transportasi. Ia berharap, payung hukum pemindahan ibu kota negara diperkuat di tingkat pemerintah pusat. Seperti diketahui, Rancangan Undang-Undang Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) masuk dalam Program Legislasi Nasional 2021 dan belum selesai dibahas DPR.
”Payung hukum inilah yang akan dijadikan landasan penyusunan arah kebijakan serta program kegiatan (Kalimantan Timur) yang selaras dengan pembangunan IKN,” kata Isran.
Terkait transportasi di lokasi IKN, yakni di perbatasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, masih banyak hal yang perlu dipersiapkan pemerintah. Isran menyampaikan, saat ini terdapat 101 kilometer jalan di Kaltim rusak ringan dan 169 kilometer rusak berat. Kondisi tersebut, lanjutnya, memengaruhi kuantitas angkutan barang dan manusia di Kaltim, terutama kendaraan dari pusat produksi.
Ia berharap, infrastruktur jalan di Kaltim bisa ditingkatkan dengan bantuan pemerintah pusat. Selain itu, ia juga berharap tumbuh sarana dan prasarana moda transportasi alternatif menuju IKN yang ramah lingkungan dan cepat, seperti pembangunan kereta api.
Paling tidak, dari kawasan inti pusat pemerintahan ke bandara di Balikpapan kurang dari 30 menit.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan pada 2045 ada sekitar 2 juta penduduk di kawasan IKN. Mobilitas orang sebanyak itu akan disesuaikan dengan konsep pembangunan transportasi ramah lingkungan.
Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata mengatakan, transportasi di IKN direncanakan rendah polusi. Selain itu, 80 persen perjalanan di kawasan inti IKN akan dirancang terkoneksi dengan transportasi publik. Konsep perpindahan orang juga dirancang sedemikian rupa agar efisien dan efektif.
”Paling tidak, dari kawasan inti pusat pemerintahan ke bandara di Balikpapan kurang dari 30 menit,” kata Rudy.
Berteknologi tinggi
Untuk mewujudkan itu, sejumlah direktorat di Kemenhub melakukan kajian dan studi kelayakan. Rute, jenis transportasi, dan teknologi informasi yang digunakan direncanakan terintegrasi dan bisa diakses melalui telepon pintar.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menjabarkan, sistem transportasi di IKN diharapkan terkoneksi intermoda dan intramoda, baik secara fisik maupun sistem di lapangan. Maksudnya, transportasi udara, laut, dan darat akan saling terhubung menuju lokasi IKN. Selain itu, kata Budi, masyarakat juga akan dimudahkan dengan informasi ketersediaan transportasi yang bisa diakses melalui telepon pintar.
”Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi menjadi instrumen bagi masyarakat untuk mengakses informasi mengenai transportasi secara real time melalui smartphone, seperti jadwal angkutan, lokasi simpul terdekat, rute tercepat, dan tarif layanan,” ujar Budi.
Untuk menyesuaikan dengan konsep hijau dan berkelanjutan IKN, kendaraan bermotor pribadi akan dibatasi di IKN. Untuk itu, Budi mengatakan, layanan transportasi umum ramah lingkungan akan dibangun dengan konsep cepat dan mudah dijangkau dari sejumlah gedung pemerintahan di IKN baru.
Di jalur laut, saat ini terdapat tiga pelabuhan yang diproyeksikan menjadi pelabuhan logistik penunjang IKN di Teluk Balikpapan, yakni Kaltim Kariangau Terminal (KKT), Pelabuhan ITCI Hutani Manunggal, dan Pelabuhan ITCI Kartika Utama. Adapun Pelabuhan Semayang di Balikpapan akan dikhususkan untuk penumpang.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus H Purnomo menjelaskan, terdapat beberapa pertimbangan untuk melakukan pengembangan pelabuhan di Teluk Balikpapan. Hal itu berkaitan dengan kapasitas pelabuhan, kebutuhan pelayaran, lingkungan hidup, dan transfer moda. Terkait lingkungan hidup, Teluk Balikpapan memiliki tutupan mangrove luas dan unik yang juga terdapat satwa khas Kalimantan, yakni bekantan.
Sementara itu, di jalur udara, Kaltim sudah memiliki dua bandara utama di Balikpapan dan Samarinda yang berjarak sekitar 100 kilometer. Pembangunan bandara baru akan dikhususkan di sekitar IKN untuk menunjang kepentingan dinas pejabat negara dan tamu negara.
”Kita akan propose untuk membuat bandara baru untuk melayani VIP ataupun VVIP di IKN,” ujar Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto Rahardjo.
Pada 2030, diperkirakan ada pergerakan 1,6 juta orang per tahun di IKN atau 5.000 orang per hari. Untuk menunjang mobilitas darat yang cepat, pemerintah berencana membangun jalur kereta api di tiga koridor. Koridor utama yang ditargetkan selesai awal adalah koridor kereta api Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan-IKN.
”Sampai 2040, koridor tersebut bisa beroperasi berdasarkan studi kelayakan yang terus kita sempurnakan,” lanjut Novie Riyanto Rahardjo.