Sebanyak 12 Penghuni Rusunawa Penjaringan Sari Surabaya Diisolasi
Situasi pandemi Covid-19 di Surabaya masih landai tetapi ada potensi lonjakan. Itu terindikasi dari kluster penularan di Rumah Susun Sederhana Sewa Penjaringan Asri di mana 12 penghuni terjangkit dan dirawat.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 12 penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa Penjaringan Sari, Surabaya, Jawa Timur, terjangkit Covid-19. Mereka dirawat sekaligus isolasi mandiri di Asrama Haji Sukolilo.
Menurut Camat Rungkut Yanu Mardianto, Senin (24/5/2021), kejadian ini diketahui dari adanya dua penghuni Blok D rusunawa yang terpapar Covid-19 pada Jumat lalu. Satuan Tugas Covid-19 Surabaya kemudian menempuh tes usap PCR terhadap 74 penghuni blok itu sehari kemudian.
Kemarin atau Minggu sore, hasil tes usap keluar dan diketahui ada 12 orang yang terpapar. Pasien kemudian dijemput dan dibawa ke asrama haji untuk perawatan. Selain itu, mobilitas dari dan ke rusunawa yang kini dihuni 575 orang itu diawasi dengan ketat. Yanu mengatakan, seluruh blok juga disemprot dengan disinfektan secara berkala untuk menekan potensi penularan.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, dari hasil penelusuran, dua penghuni yang terjangkit Covid-19 diduga terpapar bukan karena bepergian ke luar kota, melainkan interaksi di wilayah Surabaya. Untuk menekan potensi penularan di rusunawa, mobilitas penghuni terpaksa diawasi. Penghuni diminta menjaga jarak dan menghindari kontak dekat dengan blok lain.
Seluruh blok disemprot dengan disinfektan secara berkala untuk menekan potensi penularan.
”Kami sudah melaksanakan tes usap PCR untuk seluruh penghuni rusunawa karena ada kekhawatiran penularan terjadi ke blok lainnya,” kata Febria.
Mengutip laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, situasi pandemi Covid-19 di provinsi berpenduduk 40 juta jiwa ini masih landai. Dikatakan landai salah satu indikasinya penambahan kasus harian di bawah 300 orang. Namun, situasi yang landai bukan berarti pandemi telah mereda. Belum bisa disebut mereda, apalagi tertangani, karena tingkat kematian masih di atas 7 persen.
Menurut laman resmi https://lawancovid-19.surabaya.go.id/, wabah sejak 17 Maret 2020 telah menjangkiti 23.922 orang Surabaya. Jumlah ini bertambah 22 dibandingkan dengan Minggu atau kemarin. Secara akumulatif, mayoritas penderita sembuh yang mencapai 22.441 orang, 1.370 orang meninggal, dan 111 orang masih dirawat.
Di Surabaya, tingkat risiko bahaya penularan diturunkan ke satuan wilayah kelurahan. Dari 154 kelurahan, mayoritas atau 97 wilayah zona hijau atau aman. Sebanyak 53 kelurahan zona kuning atau risiko rendah. Yang zona oranye atau risiko sedang ada 4 kelurahan, yakni Dukuh Kupang dan Dukuh Pakis di Kecamatan Dukuh Pakis, Perak Utara di Kecamatan Pabean Cantian, dan Wonokromo di Kecamatan Wonokromo.
Kasus 12 warga penghuni Rusunawa Penjaringan Sari di Kecamatan Rungkut yang terpapar Covid-19 belum masuk dalam pembaruan data risiko penularan tingkat kelurahan.
Relatif stabil
Seperti diungkap Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto, hampir dua pekan seusai lebaran, kasus Covid-19 di Surabaya relatif stabil. Sejak 18 Mei memang ada tambahan 10-20 kasus per hari.
Meski ada penambahan kasus, jumlah pasien yang diisolasi di Hotel Asrama Haji (HAH) cenederung menurun. Berdasarkan data perkembangan tamu positif Covid-19 di Gedung Zam-zam Hotel Asrama Haji, hingga Senin (24/5/2021) ada 44 pasien, 187 unit kamar kosong, biasanya setiap kamar diisi 3 orang.
Adapun dua buruh migran yang terpapar mutasi baru virus korona masih dirawat di Rumah Sakit Lapangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 2 Surabaya. Mereka terpapar mutasi B117 Inggris dan B1351 Afrika Selatan.
Menurut Penanggung Jawab RS Lapangan Surabaya Laksamana Pertama IDG Nalendra Djaya Iswara, pasien B117 Inggris telah membaik. Perempuan buruh migran itu bahkan sudah dua kali menjalani tes usap PCR dan hasilnya negatif. Namun, pasien belum diperkenankan keluar dari RS Lapangan karena masih dalam masa isolasi dua pekan sejak kedatangan pada 13 Mei 2021.
”Untuk yang pasien terkena mutasi B1351 masih dirawat,” kata Nalendra.
Nalendra mengatakan, pasien terkena mutasi ketika nanti dinyatakan boleh keluar tetap harus menjalani masa isolasi tambahan setidaknya sepekan di kabupaten/kota tujuan. Sangat disarankan, isolasi tambahan ditempuh di fasilitas yang telah disediakan satgas. Jangan isolasi tambahan di rumah jika ada anggota keluarga untuk menekan risiko penularan atau reinfeksi.
Selain itu, jumlah pasien yang dirawat di RS Lapangan Surabaya per Senin ini ada 52 orang. Kapasitas RS di kompleks Museum Kesehatan di Jalan Indrapura itu 450 tempat tidur. Pasien yang dirawat 52 orang terdiri dari 35 lelaki dan 17 perempuan. RS Lapangan ditunjuk untuk merawat pasien khusus buruh migran. ”Keterisiannya masih rendah, tetapi kami waspada jika ada potensi lonjakan kasus dalam pekan-pekan mendatang,” ujar Nalendra.