Ratusan Orang Positif Covid-19, Jabar Waspadai Lonjakan Kasus
Lebih kurang 150 kasus positif Covid-19 ditemukan dalam pemeriksaan acak dalam suasana mudik Lebaran di Jawa Barat. Peningkatan kasus pun diwaspadai mengingat mobilitas warga yang tinggi saat masa libur tersebut.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak lebih kurang 150 orang positif Covid-19 dalam pemeriksaan acak selama larangan mudik hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah di Jawa Barat. Sebagian besar kasus baru berasal dari pemeriksaan di titik penyekatan arus mudik.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Bandung, Senin (24/5/2021), menyatakan, selama penyekatan larangan mudik, pihaknya telah memutarbalikkan 220.000 kendaraan dari setengah juta kendaraan yang diperiksa. Selain itu, pemeriksaan acak pun dilakukan di 17 titik penyekatan dan sejumlah tempat wisata.
Dari pemeriksaan acak tersebut, petugas menemukan lebih kurang 150 orang positif Covid-19. Menurut Kamil, sebagian besar kasus positif ini ditemukan saat pemeriksaan acak di jalur mudik. Selain itu, perangkat kewilayahan juga diminta memeriksa kembali warga yang baru saja balik mudik.
”Dari random sampling ini, kasus positif sebagian besar ditemukan di lokasi penyekatan, lalu di tempat wisata. Kami juga meminta di tingkat RT-RW untuk memeriksa warga yang kembali. Ada 300.000-an warga yang mudik, diperkirakan masih ada 30.000 yang belum kembali,” ujarnya.
Peningkatan kasus Covid-19 di Jabar pun mulai terlihat. Pusat informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) mencatat, jumlah rata-rata penambahan kasus harian dalam kurun sepekan terakhir (17-23/5/2021) mencapai 1.154 kasus per hari. Jumlah ini meningkat dibandingkan pekan sebelumnya (10-16 /5) yang memiliki rata-rata penambahan harian 826 kasus per hari.
Kamil menyatakan, pihaknya mewaspadai peningkatan kasus pascalibur Lebaran kali ini. Apalagi, tingkat keterisian rumah sakit di Jabar mulai menunjukkan peningkatan. Dari 12.448 tempat tidur di rumah sakit Jabar, 30,66 persen di antaranya telah diisi pasien Covid-19.
Pola yang sama dengan kenaikan kasus (Covid-19) di awal tahun karena itu kita harus waspada. Namun, masih belum ada lompatan keterisian rumah sakit karena itu kami masih menganggap ini aman dan terkendali.
”Pola yang sama dengan kenaikan kasus (Covid-19) di awal tahun, karena itu kita harus waspada. Namun, masih belum ada lompatan keterisian rumah sakit karena itu kami masih menganggap ini aman dan terkendali,” ujarnya.
Kewaspadaan terhadap mobilitas warga pascalibur Lebaran ini juga dilakukan di Kota Bandung. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara memaparkan, selama libur Lebaran, pihaknya mendapati 36 warga positif Covid-19 dalam pemeriksaan acak.
Di samping penambahan kasus, Jabar juga mewaspadai varian baru Covid-19 di Jabar. Ridwan Kamil mengklaim, sejauh ini belum ada laporan terbaru untuk varian kasus. Sebelumnya, pada Maret 2021 lalu tercatat varian baru Covid-19 di Karawang dari dua pekerja migran Indonesia yang bekerja di Arab Saudi.
”Hingga saat ini kami belum menemukan adanya varian baru lagi setelah di Karawang. Pasien yang di Karawang sudah sembuh dan dinyatakan pulang,” ujarnya.
Ahyani juga menyatakan, belum ada kasus Covid-19 varian baru di Kota Bandung yang ditemukan pascalibur Lebaran. Namun, pihaknya tetap melaporkan kasus positif Covid-19 di Kota Bandung untuk mewaspadai varian baru yang timbul.
”Yang memiliki kemampuan memeriksa genom (genetik) itu laboratorium pemerintah pusat. Tapi, kota Bandung secara proaktif mengirimkan sampel jika dalam kasus yang ditemukan ada kecurigaan, misalnya kondisi yang cepat memburuk atau berasal dari daerah yang dicurigai terdapat varian baru,” ujarnya.