Penyebaran Covid-19 Lingkup RT Kembali Terjadi di Kota Malang
Kasus penyebarluasan Covid-19 melalui kluster keluarga dalam satu rukun tetangga (RT) di Kota Malang, jawa Timur, kembali terulang. Enam orang terkonfirmasi positif, satu di antaranya meninggal.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kasus penyebarluasan Covid-19 melalui kluster keluarga dalam satu rukun tetangga di Kota Malang kembali terulang. Enam orang terkonfirmasi positif dan satu di antaranya meninggal. Saat ini, 7 warga yang bertetangga tengah menjalani uji swab.
Kasus bermula pada 11 Mei 2021, S (59), seorang warga RT 006 RW 004 Gang 4 Lowokdoro, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, sakit. Setelah diperiksa, ia dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. S saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah setelah dirawat di rumah sakit.
Tidak berselang lama, pada 14 Mei 2021, N (83), tetangga dari S, juga mengalami sakit dan kemudian meninggal. N saat itu meninggal dengan diagnosis probable Covid-19 dengan penyakit penyerta pneumonia.
”Selanjutnya, dari keluarga Pak N, dilakukan swab dan 4 orang di antaranya terkonfirmasi Covid-19. Hingga kini, dua orang di antara keluarga tersebut masih dirawat dan dua lainnya sudah dinyatakan negatif,” kata Lurah Kebonsari Nyoto, Senin (24/5/2021).
Nyoto mengatakan, sejumlah tetangganya turut menjalani uji swab, dan kemudian ada beberapa terkonfirmasi Covid-19. Hingga saat ini, lima orang dirawat, baik di rumah sakit maupun di safe house Jalan Kawi. Di antara lima orang itu, terdapat seorang anak dari petugas kesehatan di puskesmas.
”Hari ini dilakukan swab lagi terhadap 7 orang tetangga di sekitar sana. Termasuk Pak RT. Ini untuk memastikan kondisi penyebaran Covid-19 di sana seperti apa. Semoga tidak semakin luas,” kata Nyoto.
Menurut Nyoto, petugas kesehatan juga sudah melakukan penyemprotan disinfektan ke lingkungan tersebut. Pengawasan keluar masuk warga pun sudah diperketat.
”Semoga kasus ini bisa teratasi. Mari semua saling menjaga demi kebaikan bersama. Sementara belum sampai lockdown, tetapi jika ada perkembangan kasus, mungkin saja itu dilakukan,” kata Nyoto.
Adapun Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengatakan, hingga kini, pelacakan dan pengujian terus dilakukan di sana. Hal itu untuk memastikan penyebaran kasus tersebut.
”Warga diminta semakin menguatkan penerapan protokol kesehatan. Jika tidak benar-benar mendesak, warga di sana tidak usah keluar masuk atau pergi jauh-jauh. Mari kita sama-sama menjaga,” kata Husnul.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, kasus Covid-19 kluster keluarga di Lowokdoro tidak terkait mudik Lebaran. Mereka terjangkit virus adalah warga setempat. ”Kluster keluarga. Dimulai dari anaknya, orangtua, dan tetangga. Ini pun bukan jenis Covid-19 baru, tetapi masih jenis lama,” kata Wali Kota Malang Sutiaji.
Oleh karena itu, menurut Sutiaji, ia mengajak masyarakat untuk menguatkan kembali PPKM mikro. ”Saat ini, kasus di Kota Malang tidak naik. Bahkan, 2 hari lalu zero kasus baru. Tetapi, tetap saja terapkan protokol kesehatan dengan ketat,” kata Sutiaji.
Kasus Covid-19 kluster keluarga di Lowokdoro tidak terkait mudik Lebaran. Mereka terjangkit virus adalah warga setempat.
Kemunculan kasus Covid-19 di Lowokdoro ini merupakan kasus kedua terbesar, setelah kluster jamaah tarawih di perumahan Tlogomas, Kota Malang, pekan lalu. Keduanya terjadi sebelum Idul Fitri, 13 Mei 2021.
Saat itu, sebanyak 17 orang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19, dan masjid diduga sebagai tempat penularannya, ditutup sementara untuk kegiatan keagamaan. Hingga saat ini masih menyisakan sejumlah orang dirawat di rumah sakit. Seorang di antara warga terkonfirmasi Covid-19 di sana, akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan.
Kembali maraknya temuan kasus Covid-19 tersebut menyebabkan kasus Covid-19 di Kota Malang terus bertambah. Per Minggu (23/5/2021), jumlah kasus di Kota Malang mencapai 6.623 kasus, dengan tingkat kematian 9,1 persen dan kesembuhan 90 persen. Tingkat kematian tersebut secara perlahan merangkak naik, jika dibandingkan sepekan lalu. Pekan lalu, tingkat kematian akibat Covid-19 masih 9 persen.