Peningkatan Kasus Positif Pasca-Lebaran Mulai Terasa di Sumsel
Peningkatan kasus pasca Idul Fitri sudah mulai terlihat di Sumsel. Dalam tiga hari terakhir, jumlah kasus di Sumsel pada periode itu menembus 204 kasus. Pengawasan dan pemeriksaan harus ditingkatkan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Peningkatan kasus Covid-19 pasca-Idul Fitri sudah mulai terlihat di Sumatera Selatan. Dalam tiga hari terakhir, jumlah kasus Covid-19 di Sumsel menembus angka 190 kasus per hari.
Peningkatan ini merupakan dampak dari meningkatnya mobilitas masyarakat pada masa angkutan lebaran. Pemerintah disarankan agar lebih ketat dalam melakukan pelacakan, pemeriksaan, dan pengobatan sehingga kasus positif tidak meluas.
Hal ini disampaikan epidemiolog dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriyani Liberty, Senin (24/5/2021). Sebelumnya, Iche sudah memprediksi satu minggu setelah Lebaran akan terlihat dampak dari peningkatan mobilitas masyarakat.
Berdasarkan situs Sumsel Tanggap Covid-19 dalam tiga hari terakhir, peningkatan kasus positif Covid-19 sudah terlihat. Pada Sabtu (22/5/2021), jumlah kasus sudah menembus angka 204 kasus atau melonjak dari hari sebelumnya, yakni 120 kasus positif. Ini merupakan yang tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Peningkatan ini, ujar Iche, tidak lepas dari meningkatnya mobilitas masyarakat, terutama jelang Idul Fitri. Saat itu, rata-rata peningkatan mobilitas mencapai 20 persen. Kondisi ini diperparah dengan adanya virus varian baru B117 dan B1617 yang terindikasi sudah merebak di Sumsel.
”Kedua virus ini memiliki daya tular sangat cepat sehingga peningkatan kasus tidak bisa dielakan,” ucap Iche yang juga merupakan tim ahli dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan.
Dia pun memprediksi kasus positif Covid-19 akan terus meningkat pada dua minggu ke depan. ”Karena itu langkah konkret harus segera dilakukan, terutama untuk menekan penyebaran dengan memperketat pengawasan kegiatan masyarakat dan juga pemeriksaan,” ucap Iche.
Saat ini positivity rate di Sumsel mencapai 31,79 persen atau lebih tinggi dibandingkan 10 hari sebelum Lebaran, yakni 30,71 persen. Bahkan di beberapa daerah di Sumsel, dari sejumlah kontak erat yang diperiksa, 50 persen di antaranya positif Covid-19. Angka kematian di Sumsel masih tinggi, yakni sudah mencapai 5,07 persen dibandingkan 10 hari sebelum Lebaran, yakni 4,87 persen.
Pasien selalu ada
Tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di Sumatera Selatan terdata menurun dari 55 persen menjadi 47 persen. Namun penurunan ini bukan karena berkurangnya pasien, melainkan ditambahkan kapasitas tempat tidur dengan dibukanya Wisma Atlet Jakabaring, Palembang, sebagai tempat isolasi.
Penambahan kapasitas itu saja belum cukup tanpa ada pengawasan ketat dan pemeriksaan di masyarakat. ”Yang terpenting saat ini adalah menurunkan angka kasus positif, bukan hanya menambah kapasitas tempat tidur,” ucap Iche.
Belum redanya penularan terlihat dari terus bertambahnya orang yang menjalani isolasi di Wisma Atlet Palembang. Penanggung Jawab Rumah Sehat di kawasan Wisma Atlet Jakabaring, Palembang, Muhammad Bahori, mengatakan, sejak dibuka pada Rabu (12/5/2021), total orang yang diisolasi di wisma atlet itu mencapai 26 orang. ”Setiap hari ada saja orang yang datang untuk melakukan pemeriksaan dan diisolasi,” kata Bahori.
Sebagian besar dari mereka adalah para pelaku perjalanan yang terjaring di pos penyekatan di Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Palembang.
Adapun jumlah kapasitas tempat tidur di wisma atlet masih mencukupi karena dari 180 tempat tidur yang tersedia, baru 21 tempat tidur yang terisi. ”Wisma ini hanya menjadi tempat isolasi sementara jika negatif akan dipulangkan, jika bergejala akan ditangani di rumah sakit,” ucapnya.
Pos sekat
Kepala Bidang Humas Polda Sumsel Komisaris Besar Supriadi mengatakan, sepanjang operasi pos sekat di Sumsel pada 6 Mei-23 Mei 2021, jajaran Polda Sumsel mendapati 34 pelaku perjalanan positif Covid-19. Mereka berasal dari pelaku perjalanan yang harus menjalani pemeriksaan tes cepat antigen di sejumlah pos sekat di Sumsel.
Supriadi menambahkan, pihaknya rutin menggelar pemeriksaan secara acak di pos penyekatan arus balik dan mudik. Dengan adanya pemeriksaan tersebut diharapkan timbul rasa kehati-hatian dari masyarakat, jika mereka tidak sehat, disarankan menunda perjalanan. Kebijakan operasional pos penyekatan di Sumsel akan diperpanjang hingga 31 Mei, lebih lama dari yang ditetapkan pemerintah pusat, yakni sampai 24 Mei 2021.