Warga Tiga RT di Klaten Dikarantina Setelah Penemuan 20 Kasus Covid-19
Tiga RT di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjalani karantina wilayah setelah ditemukan 20 kasus positif Covid-19. Penularan diduga berawal dari acara silaturahmi setelah Idul Fitri.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KLATEN, KOMPAS — Sebanyak tiga wilayah rukun tetangga di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjalani karantina wilayah menyusul terjadinya penularan Covid-19 pada 20 warga. Penularan diduga berawal dari acara silaturahmi setelah Idul Fitri.
Penjabat Lurah Desa Sekarsuli Sri Suyanti menyampaikan, karantina wilayah diberlakukan sejak Sabtu (22/5/2021). Tiga RT di wilayah rukun warga (RW) 005 itu meliputi RT 001, RT 002, dan RT 003, Kampung Plosoarum, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara. Karantina wilayah belum ditentukan berlangsung berapa lama karena penelusuran kontak erat masih dilakukan.
”Penjagaannya memang diperketat. Penjagaan dilakukan petugas dari lintas sektor, seperti TNI, Polri, hingga sukarelawan,” kata Sri, saat ditemui, di Kantor Lurah Desa Sekarsuli, Minggu (23/5/2021).
Dalam karantina wilayah ini, warga dari ketiga RT diminta untuk berada di rumah saja. Tujuan dari pembatasan aktivitas agar penularan tidak semakin meluas. Mereka yang dikarantina merupakan warga yang sudah terkonfirmasi positif maupun yang masih menunggu hasil tes usap.
Selama menjalani karantina, kebutuhan logistik warga dipenuhi pemerintah kelurahan. Terdapat suplai logistik yang diberikan berupa beras, minyak goreng, telur, hingga mi instan. Bahan pokok itu didistribusikan kepada sekitar 100 warga yang tengah menjalani karantina wilayah.
Sri menyampaikan, penularan berawal dari empat warga setempat yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada 14 Mei 2021. Keempat orang itu merupakan satu keluarga. Salah seorang anggota keluarga merasakan gejala berupa hilangnya indra penciuman.
Penelusuran kontak erat pun dilakukan, yang kemudian menemukan 16 kasus tambahan. Saat ini, total kasus Covid-19 dari wilayah tersebut 20 orang. Sabtu lalu, dilakukan pengambilan sampel terhadap 111 warga desa setempat.
Sebenarnya, kontak erat hanya berjumlah 78 orang. Namun, ada sebagian warga yang tidak kontak erat, tetapi juga ingin mengikuti tes usap untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Sementara pemeriksaan sampel direncanakan berlangsung Senin (24/5/2021).
Sri menduga penularan terjadi lewat kegiatan silaturahmi yang diadakan warga. Kegiatan silaturahmi dilakukan setelah shalat Idul Fitri. Sebelumnya, kegiatan buka bersama juga sempat diadakan warga setempat.
”Memang, sebenarnya itu ada semacam buka bersama, shalat Idul Fitri, dan silaturahmi halalbihalal. Silaturahmi dilakukan di masjid setelah shalat. Diduga meluasnya (penularan) setelah itu,” kata Sri.
Penularan di Desa Sekarsuli belum dikategorikan sebagai kluster penularan baru.
Padahal, kata Sri, pemerintah sudah mengeluarkan imbauan agar shalat Idul Fitri dilakukan di rumah saja. Imbauan yang disampaikan juga agar masyarakat tidak mengadakan halalbihalal demi mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Klaten Anggit Budiarto menyampaikan, penularan di Desa Sekarsuli belum dikategorikan sebagai kluster penularan baru. Jajarannya masih berfokus untuk melakukan penelusuran kontak erat.
”Kami sudah melakukan tracing (pelacakan). Awalnya, sesuai yang disimpulkan memang mengarah pada sebuah kluster baru. Tetapi, kami masih terus mengembangkan tracing-nya,” kata Anggit.
Anggit menambahkan, dengan terjadinya penularan tersebut, pihaknya berencana melakukan tes acak kepada warga di kecamatan-kecamatan lainnya. Tetapi, rencana tersebut masih akan dikoordinasikan dengan pimpinan dinas. Saat ini, segenap jajaran tengah memusatkan perhatian untuk menangani kasus yang terjadi di Desa Sekarsuli.
”Setelah ini, kami ingin mengadakan pemeriksaan acak. Ini akan kami konsultasikan kepada pimpinan,” kata Anggit.