ITS Surabaya Anugerahi Gelar Magister untuk Awak KRI Nanggala-402
Awak KRI Nanggala-402, Letnan Kolonel Laut (E) (Anumerta) Fidhelis Whilly Harsono Putra, mendapatkan gelar S-2. ITS tempat Whilly menempuh pendidikan pascasarjana, menyatakan, Whilly layak menyandang gelar Master.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Jawa Timur, menganugerahi gelar Magister Manajemen Teknologi kepada awak KRI Nanggala-402, Letnan Kolonel Laut (E) (Anumerta) Fidhelis Whilly Harsono Putra.
Whilly adalah personel artileri senjata angkatan laut (arsenal) Pangkalan AL Batuporon, Bangkalan, Pulau Madura, yang ditugaskan ke kapal selam Nanggala-402. KRI Nanggala kemudian tenggelam di Laut Bali. Sebanyak 53 awak, termasuk Whilly, dinyatakan gugur dalam tugas atau patroli abadi pada Minggu (25/4/2021) usai ditemukannya Nanggala di dasar Laut Bali.
Sampai dengan Jumat (21/5/2021), TNI dibantu militer mancanegara, terutama China, masih berusaha mengangkat Nanggala dari dasar Laut Bali di kedalaman 838 meter. China mengerahkan PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo 195, PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao 863, dan kapal penelitian Tan Suo 2 untuk pengangkatan Nanggala.
Whilly tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana (S-2) Departemen Manajemen Teknologi Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD). Whilly hampir menyelesaikan tesis untuk mendapat gelar S-2 sebelum gugur dalam tugas sebagai awak Nanggala. ITS kemudian memandang bahwa Whilly layak mendapat gelar akademik S-2. Keluarga almarhum diundang dalam pemberian gelar akademik di ITS, Kamis (20/5/2021).
Keluarga yang hadir untuk menerima anugerah itu di antaranya Danny Fortune (istri) dan tiga anak dari pernikahannya dengan Whilly. Keluarga menerima ijazah dan transkrip magister dari pimpinan Kampus Sukolilo itu.
Whilly tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana Departemen Manajemen Teknologi Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital.
Menurut Dekan FDKBD Imam Baihaqi, Whilly mahasiswa luar biasa karena mampu meluangkan waktu untuk melanjutkan pendidikan S-2 dalam kesibukan tugas sebagai anggota TNI AL. ITS merasa terhormat menerima almarhum yang semasa hidup dikenal sebagai ahli torpedo itu. Dalam perkuliahan, Whilly berprestasi cemerlang dan tekun belajar. Nilai-nilainya memuaskan dan mengerjakan tesis dalam kesibukan tugas negara.
”Kami bangga dan merasa terhormat almarhum yang merupakan pahlawan bangsa menjadi keluarga Magister Manajemen Teknologi ITS,” ujar Imam.
Totok, ayah mertua Whilly, berterima kasih kepada ITS yang telah mengadakan penghormatan terhadap almarhum. Semasa hidup, Whilly mempersiapkan banyak hal untuk studi S-2 di ITS. Bahkan, Whilly dan keluarga telah menyiapkan cendera mata bagi orang-orang yang telah berjasa dalam perjalanan pendidikannya.
”Saya berterima kasih karena Mas Whilly telah mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari ITS meskipun tidak dapat menerapkannya karena Tuhan Yang Maha Esa berkata lain,” kata Prof Totok dengan haru.
Rektor ITS Mochamad Ashari menyampaikan apresiasi dan penghormatan yang tinggi untuk almarhum Whilly. Kehidupan Whilly selama menempuh pendidikan di ITS yang berdedikasi penuh perlu dicontoh oleh sivitas Kampus Sukolilo itu. ”Mari menjadikan perjuangan beliau sebagai contoh bagi kita semua,” katanya.