Gelora ”Indonesia Raya”, Bara Spirit untuk Bangkit
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Kamis (20/5/2021), terasa istimewa saat lagu kebangsaan ”Indonesia Raya” berkumandang di pasar-pasar dan di ruang-ruang publik DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, pukul 10.00.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Kamis (20/5/2021), menjadi momentum warga DI Yogyakarta untuk menggelorakan semangat kebangsaan. Mulai hari itu, setiap pukul 10.00, lagu kebangsaan ”Indonesia Raya” menggema di ruang publik di DIY.
Sariman (69) berdiri tegak di salah satu sudut Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Kamis (20/5/2021) pagi. Pandangannya lurus ke depan. Saat alunan musik mulai terdengar dari pengeras suara, dia menyanyikan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya” bersama para pedagang dan pengunjung pasar.
Di tengah-tengah lagu, matanya mulai berkaca-kaca. Dia tak sanggup menahan haru karena lagu ”Indonesia Raya” mengingatkan pada mendiang istrinya yang meninggal bertahun-tahun lalu. Semasa hidup, istri Sariman bekerja sebagai guru SD di Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
”Waktu itu, kami memang merantau ke Lampung. Istri saya kerja jadi guru honorer SD dan saya sering antar-jemput ke sekolah. Waktu ada upacara bendera di sekolah, lagu ’Indonesia Raya’ dinyanyikan,” kata pedagang kaki lima di Pasar Beringharjo, dengan barang dagangan emas itu.
Selain Sariman, Budi Riyanto (29) juga ikut menyanyikan ”Indonesia Raya” saat pencanangan Gerakan Indonesia Raya Bergema di Pasar Beringharjo. Sehari-hari Budi bekerja sebagai karyawan kios batik yang berlokasi di sisi barat Pasar Beringharjo.
Saat alunan lagu ”Indonesia Raya” mulai terdengar pada Kamis sekitar pukul 10.00, Budi sedang berada di kiosnya. Begitu mendengar lagu itu, dia langsung berdiri untuk ikut bernyanyi bersama beberapa pedagang di sekitarnya.
”Sebelumnya saya dikasih tahu pedagang lain kalau mau ada lagu ’Indonesia Raya’. Makanya waktu lagunya kedengaran, saya langsung ikut nyanyi sama pedagang-pedagang lain juga,” ujar Budi yang baru lima bulan bekerja di Pasar Beringharjo.
Baca juga: Bahasa dan Kebangsaan Indonesia
Saat ikut menyanyikan lagu ”Indonesia Raya”, Budi berdiri di dalam kios tempatnya bekerja. Sebab, dia mesti mengawasi barang dagangan di kiosnya agar tidak hilang.
Ketika menyanyikan lagu ”Indonesia Raya”, pria asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah itu, mengaku mengenang kembali masa-masa sekolah saat masih sering menyanyikan lagu tersebut. Bagi dia, menyanyikan lagu kebangsaan itu juga bisa menambah rasa cinta terhadap Tanah Air dan bangsa.
”Senang rasanya bisa ikut nyanyi ’Indonesia Raya’. Jadi, semakin tambah cinta terhadap Indonesia,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia pun mendukung rencana diperdengarkannya lagu ”Indonesia Raya” di Pasar Beringharjo setiap hari pada pukul 10.00. Dia pun tak keberatan jika harus berdiri dan ikut bernyanyi saat lagu tersebut berkumandang.
”Mboten (tidak) keberatan. Kan, cuma sebentar berdirinya,” ujarnya.
Kegiatan menyanyikan ”Indonesia Raya” yang diikuti Sariman merupakan bagian dari pencanangan Gerakan Indonesia Raya Bergema yang digagas Forum Rakyat Yogya untuk Indonesia (For You Indonesia). For You Indonesia dibentuk sejumlah aktivis, seniman, budayawan, dan dosen.
Melalui gerakan itu, For You Indonesia ingin mengajak berbagai elemen masyarakat untuk memperdengarkan lagu ”Indonesia Raya” setiap hari di ruang publik, misalnya di kantor pemerintah dan swasta, lembaga pendidikan, pasar, mal, dan obyek wisata. Gerakan tersebut didukung Pemerintah Daerah DIY. Bahkan, pencanangannya pada Kamis dilakukan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.
Pencanangan disiarkan secara daring dari beberapa lokasi, yakni Kantor Gubernur DIY, Keraton Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman, Pasar Beringharjo, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan SMA Negeri 1 Pakem, Kabupaten Sleman, DIY.
”Saya mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta untuk membangkitkan Gerakan Indonesia Raya Bergema. Seperti halnya Serangan Umum 1 Maret 1949, sebuah serangan kejut yang membawa inspirasi semangat kebangsaan, yang memang benar-benar hidup di hati masyarakat luas,” kata Sultan yang juga merupakan raja Keraton Yogyakarta.
Dalam Surat Edaran Gubernur DIY Nomor 29/SE/V/2021 tertanggal 18 Mei 2021 itu, Sultan meminta sejumlah pihak untuk memperdengarkan lagu ”Indonesia Raya” setiap hari pukul 10.00 atau setiap pagi saat memulai aktivitas. Setiap orang yang hadir saat lagu ”Indonesia Raya” diperdengarkan, wajib berdiri tegak dengan sikap hormat.
SE itu ditujukan kepada sejumlah pihak, yakni bupati dan wali kota di DIY, pimpinan perwakilan instansi pemerintah pusat di DIY, pimpinan organisasi perangkat daerah, pimpinan badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah, serta pimpinan perusahaan swasta di DIY.
Saya mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta untuk membangkitkan Gerakan Indonesia Raya Bergema. Seperti halnya Serangan Umum 1 Maret 1949, sebuah serangan kejut yang membawa inspirasi semangat kebangsaan, yang memang benar-benar hidup di hati masyarakat luas. (Sultan Hamengku Buwono X)
Perwakilan For You Indonesia, Widihasto Wasana Putra, mengatakan, Gerakan Indonesia Raya Bergema bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme serta persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat. ”Gerakan ini sangat mudah dan tanpa biaya karena hanya memutar lagu. Tapi, bobot dan esensinya sangat kuat supaya kita senantiasa mengingat bahwa kita satu bangsa meski berbeda-beda suku,” ujarnya.
Pasar Beringharjo dipilih sebagai salah satu lokasi untuk menggelorakan gerakan tersebut menjadi simbol bagi aktivitas masyarakat di akar rumput. ”Pasar Beringharjo merupakan pasar tertua dan menjadi ikon Yogyakarta. Pasar ini juga menjadi representasi dari masyarakat karena dinamika ekonomi kerakyatan ada di situ,” ujarnya.
Bangkit dari pandemi
Di Kota Semarang, Jawa Tengah, lagu ”Indonesia Raya” juga berkumandang di sejumlah ruang publik. Salah satunya dilakukan di sekitar Lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang. Kemarin, tepat pukul 10.00, sejumlah polisi lalu lintas menahan laju kendaraan yang melintas di kawasan itu.
Sesaat kemudian, ”Indonesia Raya” berkumandang lewat pengeras suara. Polisi serta sejumlah warga berdiri dan ikut menyanyikan atau mendengarkan lagu itu. Setelah lagu selesai, polisi mempersilakan kembali pengendara melanjutkan perjalanan. Lalu lintas pun kembali normal.
Baihaqi (37), warga Kecamatan Banyumanik, Semarang, tengah melintas saat kegiatan itu dilaksanakan. ”Memang sempat lihat di media sosial ajakan untuk menyanyikan ’Indonesia Raya’ hari ini. Menurut saya, tidak masalah, justru sebenarnya positif. Yang jelas harapan saya saat ini, semua kembali normal (dari pandemi),” ucapnya.
Bak bertaut, Harni (50), pedagang pakaian di Pasar Beringharjo, memiliki sikap yang sama. Ia tak keberatan apabila ”Indonesia Raya” dikumandangkan setiap hari di pasar tersebut. Bagi dia, kumandang lagu kebangsaan itu justru bisa membuat para pedagang lebih bersemangat menghadapi situasi sulit akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Mendorong Perempuan Berdaya demi Penghidupan Keluarga
Pedagang Pasar Beringharjo memang benar-benar terpukul akibat pandemi Covid-19. Harni menyebut, pendapatannya menurun 75 persen ketimbang sebelum pandemi. Jika sebelumnya ada sekitar 20 pembeli dalam sehari, selama pandemi hanya 3-4 pembeli yang datang dalam sehari.
”(Kumandang lagu kebangsaan) ini, kan, malah membuat kita semangat dan enggak mikirin virus korona terus. Harapan kami, korona segera hilang dan perekonomian itu bisa kayak dulu lagi,” ujar perempuan yang telah 25 tahun berdagang di Pasar Beringharjo itu.
Semoga gelora ”Indonesia Raya” yang mengemuka dari Yogyakarta dan Jateng ini juga menginspirasi daerah lain dan membakar spirit untuk bangkit dari pandemi.