Vaksinasi di Kalteng Masih Lambat, 130.000 Dosis Menumpuk
Capaian vaksinasi Covid-19 di Kalimantan Tengah masih sangat rendah. Pemerintah daerah diminta berinovasi untuk bisa selesaikan target vaksinasi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Perkembangan vaksinasi Covid-19 di Kalimantan Tengah berjalan lambat. Masih ada 130.000 dosis vaksin yang menumpuk di daerah yang belum diberikan kepada sasaran. Gubernur Kalteng Sugianto Sabran pun meminta agar vaksinasi bisa selesai dalam waktu 10 hari.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan, hingga kini masih terdapat 130.000 dosis vaksin yang harusnya sudah selesai diberikan ke masyarakat, tapi masih menumpuk di kabupaten dan kota. Ia berharap vaksin itu segera diberikan ke masyarakat dengan menciptakan inovasi atau terobosan.
”Vaksin ini harus segera diberikan ke sasaran, ciptakan terobosan seperti antar-jemput lansia dan lainnya,” ungkap Suyuti, di Palangkaraya, Kamis (20/5/2021).
Berdasarkan data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah, capaian vaksinasi pertama untuk lansia dari target 191.817 orang baru 12.978 orang yang divaksin. Sementara untuk vaksinasi tahap kedua, baru 5.597 orang yang divaksin. Bahkan, untuk pelayan publik, vaksinasi tahap kedua pun lambat. Dari total 198.975 orang, baru 50.554 orang yang divaksin.
”Harus ada terobosan, buat kerja sama dengan lembaga atau perkumpulan lansia (lanjut usia), atau pemerintah daerah bisa melaksanakan vaksin di saat penerimaan gaji pensiun, atau langsung mendata dari rumah ke rumah,” kata Suyuti.
Suyuti mengungkapkan, setiap minggu vaksin selalu datang. Kalimantan Tengah selalu mendapat pasokan dari pusat untuk vaksin jenis Sinovac dan tidak memesan jenis lain. ”Jadi, harusnya yang 130.000 itu sudah selesai dibagikan saat ini,” kata Suyuti.
Melihat hal tersebut, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran meminta pemerintah daerah dan juga jajarannya untuk menyelesaikan 130.000 dosis vaksin ke sasaran dalam waktu 10 hari. Semakin cepat vaksin diberikan, akan semakin baik pengaruhnya dalam semua bidang.
”Kalau sudah divaksin, nanti akan terbentuk kekebalan komunitas. Kalau vaksin sudah mencapai 40 persen, ekonomi Kalteng akan berjalan seperti biasanya, meski tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Sugianto.
Sugianto menambahkan, dari laporan yang ia terima, vaksinasi bergerak lambat lantaran anggaran atau biaya. Namun, menurut dia, hal itu tidak bisa dijadikan alasan karena saat ini semua anggaran sudah fokus pada penanganan Covid-19.
”Jadi, saya ingatkan lagi, jangan sampai ditahan (anggaran). Jika ada yang mempersulit, itu akan jadi perhatian bersama seluruh pihak Forkopimda untuk melakukan penelusuran,” ungkap Sugianto.
Masih dari data tim satgas, angka kematian karena Covid-19 di Kalimantan Tengah meningkat. Saat ini, angka kematian (CFR) 2,7 persen. Sekitar tiga sampai empat hari sebelumnya, angka tersebut masih 2,6 persen. Total terdapat 574 orang meninggal sampai Kamis sore atau bertambah satu orang dari hari sebelumnya, Rabu (19/5/2021).
Sementara, jumlah kasus terkonfirmasi positif bertambah 94 kasus pada Kamis sore sehingga totalnya 21.516 kasus. Kasus sembuh pun bertambah 83 kasus sehingga totalnya menjadi 19.915 kasus.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengungkapkan, Kalimantan Tengah merupakan satu dari lima provinsi di Indonesia yang memiliki kasus Covid-19 dengan varian baru. Hal itu tentunya harus menjadi perhatian masyarakat juga pemerintah.
”Peningkatan kasus masih terus terjadi, jadi perlu perhatian serius dari semua pihak. Kalteng pernah tembus 200 kasus dalam sehari, dan setiap hari selalu ada peningkatan kasus,” kata Dedi.