Wisata Domestik Prospektif, Ajang Olahraga Digenjot di Surakarta
Pengembangan pariwisata di sejumlah daerah di Jateng terus dipacu. Di Surakarta, pemerintah setempat akan menggiatkan wisata olahraga. Adapun di Semarang, investasi hotel tetap tumbuh meski di masa pandemi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO/GREGORIUS M FINESSO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sejumlah daerah di Jawa Tengah terus berupaya memutar roda pariwisata untuk menggerakkan ekonomi lokal. Di Kota Surakarta, pemerintah setempat bakal menggenjot wisata olahraga. Meski di masa pandemi Covid-19, wisata domestik diyakini tetap menarik. Salah satunya dari terus tumbuhnya investasi hotel.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan, wisata olahraga atau sport tourism merupakan salah satu sektor baru dalam industri pariwisata belakangan. Ia ingin agar peluang dari sektor tersebut dapat dimanfaatkan demi pengembangan kepariwisataan di kota yang dipimpinnya.
”Sport tourism ini, kan, sudah jalan. Kemarin, Piala Menpora. Besok juga ada Liga 1 dan Liga 2,” kata Gibran di Kota Surakarta, Kamis (20/5/2021).
Ajang-ajang olahraga yang mendongkrak kunjungan wisatawan bakal dihelat demi mendorong hal tersebut. Namun, kondisi penularan Covid-19 harus dipastikan terkendali.
Gibran menyebutkan, ajang Piala Menpora, beberapa waktu lalu, digelar dengan sukses di kota tersebut. Adanya ajang tersebut juga turut meningkatkan okupansi hotel di tengah kondisi pandemi Covid-19. Hotel-hotel diisi para pemain, pelatih, dan kru tim yang akan berlaga pada ajang tersebut.
Dengan keberhasilan penyelenggaraan ajang itu, Gibran mengatakan, pihaknya juga berencana mengadakan kejuaraan serupa bertajuk Piala Wali Kota Surakarta. Nantinya, ajang tersebut akan diikuti tim-tim dari Liga 1 dan Liga 2. Pihaknya berharap hotel-hotel kembali ramai dengan ajang ini.
”Kami juga berencana mengadakan event maraton. Tetapi, nanti kita lihat dulu kondisi kesehatannya di Kota Surakarta seperti apa. Kami masih terus mengevaluasi. Kita lihat juga bagaimana penularan Covid-19 pasca-Lebaran ini seperti apa. Saya juga tidak mau terlalu gegabah,” kata Gibran.
Menurut Gibran, wisata olahraga juga bisa mengatasi persoalan rendahnya durasi tinggal wisatawan di kota tersebut. Selama ini, wisatawan seolah hanya mampir ke kota tersebut untuk berwisata kuliner. Namun, para wisatawan justru menginap di kota lain seperti Yogyakarta.
”Kami usahakan (wisatawan) akan menginap dua atau tiga hari di Kota Surakarta. Ini jadi PR (pekerjaan rumah),” kata Gibran.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Surakarta Abdullah Soewarno menyampaikan, wisata olahraga diharapkan turut meningkatkan okupansi hotel di kota tersebut. Hanya saja, ia menilai, peningkatan okupansi hanya akan dialami hotel berbintang tiga hingga lima.
Lebih lanjut Abdullah menyampaikan, dalam ajang Piala Menpora, okupansi hotel berbintang tiga hingga lima bisa mencapai lebih dari 60 persen. Padahal, okupansi harian tidak mencapai 10 persen dalam kondisi pandemi. Ditambah lagi, terjadi pembatasan mobilitas lewat kebijakan penyekatan.
”Jadi, ada pengaturan juga tentang protokol kesehatan dan itu memang harus dilakukan. Daripada tamunya banyak, tetapi di Surakarta terjadi kluster-kluster tersendiri, kan juga tidak bagus,” ujar Abdullah.
Ia mengungkapkan, semua pengelola hotel memahami rangkaian kebijakan pembatasan yang diterapkan di tengah pandemi ini. Pihaknya tak ingin pemerintah daerah mengadakan acara yang tak diatur dengan baik sehingga justru menimbulkan potensi penularan Covid-19 yang semakin tinggi. Sebab, pertumbuhan ekonomi dan kesehatan masyarakat harus berjalan beriringan.
Sementara itu, di tengah pandemi, investasi hotel tetap tumbuh, salah satunya di Kota Semarang. Pihak Awann Group, misalnya, meresmikan Awann Sewu Boutique Hotel & Suite pada 19 Mei 2021.
Presiden Direktur Awann Group Albert Dwijaya mengatakan, pihaknya mencoba tetap berkontribusi dan berkomitmen dalam membuka lapangan pekerjaan bagi para pelaku wisata di bidang perhotelan. ”Kami juga akan membuka kesempatan kepada seluruh generasi muda berkompeten dan berkualitas untuk turut membangkitkan kembali dunia pariwisata dan perhotelan Indonesia di masa mendatang,” jelasnya.
Menurut Albert, Awann Sewu Boutique Hotel & Suite adalah hotel berbintang 4 dengan konsep boutique hotel yang terletak di jantung kota Semarang. Hotel ini menyediakan 73 kamar. Awann Sewu Boutique & Suite juga menjadi hotel pertama di Kota Semarang yang menyediakan charging station untuk mobil listrik.
”Kami menawarkan konsep lifestyle hotel. Di dalam hotel nanti juga tersedia sejumlah gerai dari pihak luar untuk memanjakan pengunjung, seperti salon, tempat kebugaran, dan studio musik,” ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan, pihaknya terus berupaya menarik investor lewat berbagai kebijakan dan kemudahan seperti perizinan. Menurut dia, banyak investor ingin masuk ke Semarang. Di masa pandemi ini, prospek wisata domestik tetap bagus.
Data PHRI Jateng menyebutkan, terdapat 58 hotel bintang di Kota Semarang. Selain itu, juga ada 64 hotel nonbintang. Saat ini, jumlah kamar mencapai sekitar 10.000 unit. Menurut Wakil Ketua PHRI Jateng Bambang Mintosih, perkembangan industri hotel di Semarang dua tahun belakangan sangat pesat.