Pemda di Pantura Jateng Cegah DBD Jadi Kasus Luar Biasa
Puluhan orang di wilayah pantura Jawa Tengah terjangkit demam berdarah dengue dan satu orang di antaranya meninggal dalam lima bulan terakhir. Pemerintah daerah berupaya agar DBD tidak menjadi kasus luar biasa.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·2 menit baca
BREBES, KOMPAS — Puluhan orang di Kabupaten Brebes, Kota Tegal, dan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terjangkit demam berdarah dengue atau DBD dalam empat bulan terakhir. Pemerintah daerah di pesisir pantura Jateng tersebut menyiapkan antisipasi supaya DBD tidak menjadi kejadian luar biasa.
Di Kabupaten Brebes, DBD tercatat telah menjangkiti 35 orang dalam empat bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, satu orang yang merupakan bayi di bawah lima tahun meninggal.
Hingga Kamis (20/5/2021), delapan dari 35 orang yang menderita DBD masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes. Mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit itu adalah anak balita dan anak-anak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Brebes Imam Budi Santoso mengatakan, jumlah kasus DBD di wilayahnya tergolong tinggi. Kendati demikian, jumlah itu masih lebih sedikit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
”Pada Januari-April 2021, ada 155 penderita DBD di Kabupaten Brebes. Dari jumlah tersebut, lima orang meninggal dunia,” ucap Imam di Brebes.
Sementara itu, di Kota Tegal, DBD menyerang sedikitnya 15 orang dalam lima bulan terakhir. Seluruh pasien yang terjangkit DBD tersebut telah sembuh.
Jumlah kasus DBD pada Januari-Mei 2020 di Kota Tegal juga tergolong lebih sedikit jika dibandingkan 2020 dan 2019. Sepanjang 2020 jumlah kasus DBD di wilayah itu sebanyak 59 orang, sementara pada 2019 sebanyak 90 orang.
Kendati jumlah kasus lebih sedikit dibandingkan sebelumnya, pemerintah setempat tetap menyiapkan langkah-langkah untuk mencegah DBD menjadi kasus luar biasa. Upaya itu antara lain memberantas sarang nyamuk melalui pengasapan, mengedukasi masyarakat untuk menerapkan 3M (menguras, menutup, dan mengubur), serta memasang ovitrap atau perangkap untuk nyamuk yang bertelur.
”Sejauh ini, kami sudah melakukan pengasapan sebanyak 29 kali di 18 rukun warga yang di lingkungannya terdapat kasus DBD. Selain itu, kami juga sudah memasang ovitrap di 14 kelurahan yang endemis DBD,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari.
Pemberantasan sarang nyamuk melalui pengasapan juga dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Pengasapan secara massal pada 25 Maret-11 April tersebut dilakukan di 10 kelurahan yang endemis DBD.
”Kami juga mengedukasi masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan. Jika lingkungan bersih, kemungkinan terjangkit DBD akan semakin kecil,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto.
Hingga Kamis, jumlah kasus DBD di Kota Pekalongan sebanyak enam orang. Seluruh orang yang terjangkit DBD tersebut sudah sembuh. Adapun tahun lalu, jumlah kasus DBD di ”Kota Batik” sebanyak 85 orang dengan lima orang di antaranya meninggal.