Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Pemkot Kendari Kejar Vaksinasi Guru
Pemerintah Kota Kendari mengejar proses vaksinasi guru bisa tuntas pada Juni mendatang, sebulan jelang tahun ajaran baru. Saat ini, 2.500 pengajar belum menjalani vaksinasi.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Jelang pembelajaran tatap muka yang menurut rencana dilangsungkan pada Juli, 2.574 guru di Kendari, Sulawesi Tenggara, belum divaksinasi. Pemerintah menargetkan vaksinasi tuntas pada Juni dengan mempercepat upaya di lapangan. Meski demikian, pemerintah diharapkan mempertimbangkan secara matang rencana pembelajaran tatap muka ini agar paparan Covid-19 tidak semakin meluas.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendari Makmur menyampaikan, 2.005 guru telah menjalani vaksinasi hingga April lalu. Mereka merupakan guru tingkat TK, dasar, hingga menengah. Meski begitu, jumlah tersebut baru sekitar 45 persen dari total guru dan pegawai yang diusulkan untuk menjalani vaksinasi, yang totalnya mencapai 4.579 orang.
”Vaksinasi guru telah kami lakukan sejak Maret lalu seiring rencana pembelajaran tatap muka. Per April jumlahnya telah hampir setengah dari yang kami usulkan. Pekan ini dimulai untuk 2.500-an orang lainnya, termasuk guru honorer,” kata Makmur, di Kendari, Rabu (19/5/2021).
Proses vaksinasi yang berlangsung, ia mengatakan, diupayakan agar tuntas pada Juni mendatang. Hal itu untuk mengejar proses pembelajaran tatap muka yang menurut rencana berlangsung pada tahun ajaran pertama, Juli mendatang.
Tidak hanya vaksinasi, Makmur melanjutkan, protokol pembelajaran juga telah disusun sedemikian rupa. Pada bulan pertama, sekolah yang dibolehkan menjalani pembelajaran tatap muka hanya yang memiliki murid maksimal 100 orang. Ruangan kelas juga maksimal diisi 20 orang dalam satu sesi pembelajaran.
Fasilitas protokol kesehatan, baik itu masker maupun tempat cuci tangan, disediakan di masing-masing sekolah. Hal tersebut untuk memastikan proses pembelajaran berlangsung aman dan lancar serta tidak menjadi episentrum baru penyebaran virus Covid-19.
”Yang paling penting juga adalah ada surat izin dari orangtua murid untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Jika ada yang tidak setuju, maka tetap akan dilakukan sekolah daring. Sekarang fokus kami bersama dinas kesehatan adalah agar vaksinasi guru segera selesai,” ucapnya.
Pemerintah merencanakan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru 2021. Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim pada Maret lalu. Rencana ini seiring vaksinasi terhadap tenaga pengajar dari tingkat bawah hingga perguruan tinggi.
Di Kendari, tiga sekolah menengah sempat menjalankan pembelajaran tatap muka pada awal Januari lalu. Setelah berjalan sekitar tiga minggu, proses belajar-mengajar secara langsung ini dihentikan karena kasus Covid-19 yang masih tinggi di wilayah ini. Pada Maret lalu, proses vaksinasi mulai dilangsungkan untuk pelayan publik setelah tenaga kesehatan tuntas.
Data Dinas Kesehatan Kendari, total guru, pegawai, dan pelayan publik lainnya yang telah menjalani vaksinasi mencapai 16.145 orang. Jumlah ini sekitar 42,7 persen dari total target sebanyak 37.810 orang pelayan publik.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari drg Rahminingrum mengatakan, vaksinasi pelayan publik bersama warga lanjut usia adalah prioritas pemerintah saat ini. Hal itu seiring upaya meningkatkan pelayanan masyarakat sekaligus menjaga warga dari dampak penularan Covid-19.
Menurut Rahminingrum, petugas yang ada di Dinkes Kendari dikerahkan total untuk menyelesaikan vaksinasi. Khusus untuk warga lanjut usia, pemerintah telah menugaskan petugas hingga tingkat RT dan RW untuk mengajak masyarakat membawa keluarga mengikuti vaksinasi.
Sementara itu, epidemiolog Universitas Halu Oleo, Ramadhan Tosepu, mendukung langkah percepatan vaksinasi yang dilakukan Pemkot Kendari, baik terhadap pengajar maupun lansia. Upaya tersebut menjadi salah satu peluang meminimalisasi dampak buruk dari penyebaran Covid-19.
”Selain mengejar percepatan vaksinasi, hal yang penting diperhatikan adalah pertemuan di tempat tertutup bersama banyak orang bisa meningkatkan risiko penularan baru. Banyak kejadian anak sekolah yang terpapar Covid-19 dari rekan atau lingkungan di sekolah. Padahal, yang divaksin baru gurunya, siswanya belum,” ucap Ramadhan.
Oleh sebab itu, ia menyarankan agar pembelajaran tatap muka tidak serta-merta dilakukan meski vaksinasi guru telah tuntas. Mau tidak mau, pembelajaran secara daring merupakan sebuah normal baru yang harus dibiasakan selama pandemi Covid-19 masih terjadi.