Bus di Palangkaraya Masuk Parit, Satu Orang Meninggal
Sebuah bus berpenumpang 36 orang terbalik di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, hingga masuk ke parit. Satu orang dinyatakan meninggal, sedangkan puluhan orang lainnya luka-luka. Polisi memeriksa sopir bus Damri itu.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Bus Damri jurusan Lamandau-Palangkaraya terbalik hingga masuk ke kanal atau parit. Satu orang meninggal dan puluhan penumpang lainnya luka-luka.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (19/5/2021) pagi di Jalan Mahir Mahar, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Surianto (45), warga Mahir Mahar yang tinggal sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, mengungkapkan, bus melaju menuju Terminal AKAP WA Gara di Jalan Mahir Mahar, sekitar 1 kilometer dari lokasi terbalik. Kecelakaan terjadi setelah bus menghindari sebuah mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan.
”Bus oleng ke arah parit karena memang ngebut, jadi langsung terbalik dan masuk ke dalam parit. Kami langsung terjun ke bawah bersama warga karena banyak yang teriak minta tolong dari dalam bus,” kata Surianto.
Berdasarkan pantauan Kompas di lokasi, aparat keamanan bersama warga sekitar berupaya mengevakuasi puluhan korban. Beberapa ambulans pun disiapkan. Pada pukul 10.30, tiga alat berat berupaya untuk menarik bus dari dalam parit dan membawanya ke terminal WA Gara.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Kota Palangkaraya Ajun Komisaris Rikky Operiady mengatakan, berdasarkan manifes, jumlah penumpang berjumlah 33 orang. Di luar itu, ada tiga anak-anak dan satu sopir. Total terdapat 37 orang di dalam bus.
Rikky mengungkapkan, satu penumpang meninggal di tempat. Korban adalah perempuan berusia 30 tahun yang hendak ke Palangkaraya bersama anaknya yang masih berusia tujuh tahun. Anak dari korban tersebut berhasil selamat dari maut.
”Penumpang yang luka berat dibawa ke Rumah Sakit Siloam dan RSUD Doris Sylvanus, sedangkan yang luka ringan dirawat langsung di lokasi, lalu dibawa ke terminal terdekat untuk memeriksa barang,” ungkap Rikky.
Rikky menambahkan, pihaknya membawa sopir bus ke Kantor Polresta Palangkaraya untuk dimintai keterangan. Sampai saat ini, ia berkesimpulan peristiwa tersebut merupakan kecelakaan tunggal akibat beberapa faktor.
”Cuacanya sejak semalam memang hujan, ditambah lagi mungkin sopirnya mengantuk sehingga tidak bisa mengontrol kendaraannya,” ungkap Rikky.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah Yuliandry Dedi mengungkapkan, pihaknya akan memeriksa kelayakan bus yang terbalik. Menurut dia, jika terbukti ada pelanggaran, pihak Damri bisa diberi sanksi hingga pencabutan izin operasional. ”Kalau kir seharusnya sudah karena itu jadi syarat beroperasi. Namun, nanti kami akan lakukan investigasi soal itu,” ungkap Dedi.
Dedi menjelaskan, pihaknya secara berkala sudah memeriksa kelayakan bus-bus yang beroperasi di Kalimantan Tengah. Pemeriksaan dan pengawasan pun terus dilakukan. ”Saat ini, kan, sopir sedang diperiksa di polisi, jadi diserahkan saja dulu prosesnya ke pihak yang berwajib,” ungkap Dedi.
Kepala Unit Operasional dan Hubungan Masyarakat PT Jasa Raharja Kalimantan Tengah Mangandar KA Doloksaribu mengatakan, pihaknya akan menanggung biaya perawatan korban yang dirawat di rumah sakit hingga Rp 20 juta. Sedangkan untuk korban meninggal akan diberikan uang santunan Rp 50 juta.
Cuacanya sejak semalam memang hujan, ditambah lagi mungkin sopirnya mengantuk sehingga tidak bisa mengontrol kendaraannya.
”Jaminan yang luka-luka diberikan ke rumah sakit, jadi biaya maksimal yang kami tanggung itu Rp 20 juta setiap korban luka yang dirawat,” kata Mangandar.