Masih Ada 37 Persen Pelaku Perjalanan di Sumatera Belum Kembali ke Jawa
Hingga hari ketiga setelah Lebaran, diperkirakan masih ada 110.778 orang atau sekitar 37 persen pemudik yang belum kembali ke Pulau Jawa. Sejumlah persiapan dilakukan termasuk menambah jumlah loket dan juga dermaga.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Hingga hari ketiga setelah Idul Fitri, diperkirakan masih ada 110.778 orang atau sekitar 37 persen dari pelaku perjalanan Sumatera yang belum kembali ke Pulau Jawa. Gelombang perjalanan balik diperkirakan terjadi hingga pekan depan.
Kepala Humas PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (PT ASDP) Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Syaifullahil Maslul Harahap, Selasa (18/5/2021), mengatakan, jika menilik dari jumlah penumpang yang datang dari Pelabuhan Merak, Banten, ke Bakauheni, Lampung, kemungkinan masih banyak pelaku perjalanan yang belum kembali dari Sumatera ke Pulau Jawa.
ASPD Bakauheni mencatat, jumlah yang datang dari Pelabuhan Merak pada Periode 28 April-17 Mei 2021 mencapai 303.442 penumpang dengan menggunakan 410 kapal penyeberangan. Sementara yang berangkat dari Pelabuhan Bakauheni pada periode yang sama baru sekitar 192.664 penumpang. Itu berarti masih ada sekitar 37 persen (110.778 penumpang) yang belum kembali.
Untuk mengantipasi lonjakan penumpang pada masa arus balik, ujar Syaifullahil, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah seperti menyiagakan seluruh dermaga pada masa puncak arus balik termasuk menambah jumlah loket di pintu masuk pelabuhan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan maupun penumpang. ”Ada 29 armada kapal yang disiapkan setiap hari dengan 7 dermaga dioperasikan,” katanya.
Walau operasional pelabuhan tetap berjalan, Syaifullahil menegaskan, penumpang yang boleh diseberangkan adalah mereka yang sudah lolos dari pemeriksaan di pos penyekatan. ”Mereka yang lolos dari pos penyekatan tentu dianggap aman untuk diseberangkan karena membawa dokumen bebas Covid-19 dan sudah melalui uji usap,” kata Syaifullahil.
Terkait jumlah lonjakan penumpang, Syaifullahil sulit memprediksi karena saat ini arus angkutan lebaran sangat dipengaruhi oleh kondisi penyekatan di setiap daerah. ”Biasanya, lonjakan akan terjadi di akhir pekan. Namun, pada Lebaran tahun ini, lonjakan penumpang bisa saja terjadi di awal pekan,” katanya.
Ini terlihat dari jumlah penumpang pada Senin (17/5/2021) yang mencapai 16.527 penumpang. Jumlah ini adalah yang terbanyak dari masa arus balik. ”Kemungkinan puncak arus balik berikutnya terjadi pada akhir pekan ini,” katanya.
Syaifullahil menjelaskan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tercatat ada peningkatan jumah penumpang yang cukup signifikan. Jumlah penumpang yang melewati Pelabuhan Bakauheni pada periode 28 April-17 Mei 2020 hanya sekitar 63.323 orang sementara tahun ini sebanyak 303.442 penumpang. ”Tahun lalu masih ada pengetatan yang cukup signifikan karena memang merupakan masa awal pandemi,” ujarnya.
Bagi mereka yang tidak bisa menunjukkan surat keterangan bebas Covid-19, akan diminta putar balik dan melakukan pemeriksaan uji swab lebih dulu.
Namun, jika dibandingkan pada 2019, jumlah penumpang tahun ini jauh menurun di mana pada periode yang sama tahun 2019, jumlah penumpang mencapai 1.015.951 orang. ”Tentu situasi sebelum dan sesudah pandemi akan sangat berbeda,” kata Syaifullahil.
Pos sekat
Pengamanan di pos sekat juga terjadi di Sumatera Selatan baik di jalan tol ataupun di jalur arteri. Operasi pos sekat pun diperpanjang sampai 31 Mei 2021. ”Konsep pemeriksaan sama dengan sebelum Lebaran,” kata Kepala Biro Operasi Polda Sumsel Komisaris Besar Kamaruddin. Koordinasi dengan provinsi tetangga, seperti Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung, juga terus dilakukan.
Kebijakan untuk memperpanjang operasional pos sekat tidak lain untuk mengantisipasi kemungkinan arus mudik gelombang kedua dan kemungkinan lonjakan arus balik pada dua pekan selanjutnya. ”Kami akan terus melakukan evaluasi pada setiap pekan,” kata Kamaruddin.
Bagi mereka yang tidak bisa menunjukan surat keterangan bebas Covid-19, akan diminta putar balik dan melakukan pemeriksaan uji swab lebih dulu. ”Langkah ini dilakukan untuk memastikan mereka yang keluar atau masuk Sumatera Selatan sudah terbebas dari Covid-19.
Pemeriksaan juga akan diprioritaskan pada sejumlah kendaraan di luar Sumatera Selatan. Hal itu karena sebagian besar kendaraan dan pemudik yang masuk ke Sumsel adalah kendaraan dari Pulau Jawa.