Perahu Terbalik di Sungai Kapuas, Dua Orang Hilang
Sebuah perahu kayu di Kabupaten Kapuas terbalik dan membuat empat orang jatuh ke sungai. Dua orang berhasil selamat, sedangkan dua lagi masih dalam pencarian.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Sebuah perahu kayu milik warga di Kabupaten Kapuas terbalik saat hendak menyeberang Sungai Kapuas, Kalimantan Tengah. Empat penumpang perahu itu pun jatuh ke sungai, dua di antaranya masih belum ditemukan hingga kini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Panahatan Sinaga menjelaskan, perahu kayu itu terbalik di Handel Rimbut, Desa Sei Asam, Kecamatan Kapuas Hilir, Senin (17/5/2021). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30.
“Informasi yang kami dapat, keempat orang ini hendak pulang dari kebun lalu menyeberang dengan perahu kayu. Tiba-tiba, angin kencang datang membuat perahu ini terbalik,” ungkap Panahatan.
Panahatan menambahkan, empat orang tersebut kemudian terjatuh ke dalam sungai. Dua orang berhasil menyelamatkan diri kemudian dibantu warga sekitar, sedangkan dua orang lagi masih dalam pencarian.
Dua orang yang selamat atas nama Rusli dan Syarif, sedangkan dua orang yang masih dalam pencarian bernama Saleh dan Ramlah. Keempatnya merupakan warga Desa Sei Asam, Kabupaten Kapuas.
Pencarian dilakukan pada Senin siang sampai saat ini dibantu oleh sejumlah lembaga, mulai dari BPBD Kabupaten Kapuas, aparat kepolisian, Tim Reaksi Cepat (TRC) Kapuas, hingga Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangkaraya. Warga sekitar juga ikut mencari kedua korban tenggelam itu.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangkaraya Muhamad Hariyadi menjelaskan, pihaknya mengirim enam personel bantuan untuk melakukan pencarian. Selain personel, pihaknya menyiapkan beberapa peralatan, seperti satu mobil penyelamat, sebuah perahu karet, peralatan medis, dan peralatan penyelamatan lainnya.
“Dugaan kami ini kecelakaan tunggal, apalagi perahu yang digunakan itu bukan perahu bermesin. Jadi, perahu kayu kecil saja yang didayung, di sini disebut dengan istilah jukung,” kata Hariyadi.
Dari catatan Kompas, peristiwa kecelakaan yang menyebabkan korban tenggelam sebelumnya telah dua kali terjadi di Kalimantan Tengah selama 2021 ini. Pertama, pada Januari lalu, seorang anak di Kota Palangkaraya tenggelam di sebuah kolam dan ditemukan meninggal.
Lalu, pada April lalu di Kabupaten Seruyan, kecelakaan kapal juga membuat salah satu korban tenggelam dan meninggal. Mayatnya ditemukan dua hari kemudian.
“Kalimantan Tengah memiliki begitu banyak sungai besar, dan di setiap sungai pasti ada permukiman, pasti warga menggunakan sungai sebagai jalur transportasi atau beraktivitas. Namun, karena tidak dilengkapi peralatan keselamatan, makanya banyak korban (ketika terjadi kecelakaan),” ungkap Hariyadi.