Penyekatan di Cirebon Diperpanjang, Tempat Wisata Diawasi
Penyekatan di jalur pantura Cirebon, Jawa Barat, diperpanjang dari 17-24 Mei 2021. Pengendara yang terindikasi mudik akan menjalani tes usap antigen.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Cirebon dan Kepolisian Resor Kota Cirebon memperpanjang penyekatan pemudik dari 17-24 Mei 2021. Aparat juga mengawasi protokol kesehatan di tempat wisata. Berbagai upaya itu demi mencegah lonjakan kasus Covid-19 pasca Lebaran.
“Pengamatan dari Satgas (Satuan Tugas Penanganan) Covid-19, arus balik belum sebanding dengan arus mudik. Artinya, masih banyak orang di daerah sehingga penyekatan diperpanjang seminggu lagi,” kata Bupati Cirebon Imron Rosyadi setelah mengikuti arahan Presiden Joko Widodo via daring dari Kantor Bupati Cirebon, Senin (17/5/2021).
Sebelumnya, berdasarkan kebijakan pemerintah terkait larangan mudik, penyekatan dilakukan selama 6-17 Mei. Imron belum memastikan jumlah pemudik yang kembali ke Cirebon. Namun, berdasarkan data pemerintah pusat, hampir 1,5 juta warga mudik. Tidak sedikit di antaranya melintasi Cirebon yang berada di perbatasan Jabar dan Jawa Tengah.
Arus kendaraan yang mengarah ke Jakarta pun masih tampak di jalur pantura Cirebon. Oleh karena itu, pihaknya bersama Polresta Cirebon memperpanjang penyekatan dari 17-24 Mei. Pegendara yang terindikasi mudik akan diperiksa petugas di Weru, Rawagatel, Ciperna, Dukuhpuntang, Ciwaringin, Kanci, Ciledug, Losari, dan Gerbang Tol Palimanan.
Jika tidak dapat menunjukkan hasil tes negatif Covid-19, pengendara akan menjalani tes usap antigen. “Kami sudah siapkan alatnya,” ucapnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon selama giat penyekatan 6-16 Mei, sebanyak 743 pemudik menjalani tes usap antigen. Sebanyak tujuh orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 736 orang lainnya nonreaktif.
Kepala Polresta Cirebon Komisaris Besar M Syahduddi menambahkan, sembilan pos penyekatan akan tetap dijaga petugas. Namun, jumlahnya tidak sebanyak 2.400 orang seperti sebelumnya. “Cara bertindaknya masih sama, rapid tes secara random. Penjagaan pos masih 24 jam,” ungkapnya.
Syahduddi mengatakan, penyekatan akan difokuskan di Pos Rawagatel, yang berbatasan dengan Indramayu. Jika pemudik lolos di pos tersebut, ia mengingatkan masih ada pos penyekatan berlapis di Indramayu, Subang, Karawang, bahkan Jakarta.
Hampir semua tempat wisata dan kuliner kami tegur dan lakukan sistem buka tutup. Kalau pengunjungnya lebih dari 50 persen, kami tutup. Kalau enggak begitu, semua melanggar prokes. Tidak ada toleransi
Tempat wisata
Selain pos penyekatan, petugas juga akan fokus mengawasi jalannya protokol kesehatan (prokes) di tempat wisata. “Hampir semua tempat wisata dan kuliner kami tegur dan lakukan sistem buka tutup. Kalau pengunjungnya lebih dari 50 persen, kami tutup. Kalau enggak begitu, semua melanggar prokes. Tidak ada toleransi,” ujarnya.
Potensi kerumunan juga bisa terjadi di kompleks Makam Sunan Gunung Jati saat tradisi syawalan atau perayaan seminggu setelah Lebaran yang berlangsung pada Kamis (20/5/2021). Ribuan orang kerap memadati area destinasi wisata religi tersebut untuk mengikuti Garebek Syawal.
Terkait hal itu, Bupati Cirebon Imron belum memastikan, apakah tradisi tersebut digelar atau tidak. “Belum ada komunikasi (dengan pihak keraton). Tetapi, kalau bisa, Garebek Syawal ditunda dulu untuk mencegah penyebaran Covid-19,” ujarnya.
Hingga kini, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Cirebon mencapai 9.190 orang. Sebanyak 418 orang di antaranya meninggal dunia dan 401 orang masih menjalani isolasi. Kabupaten Cirebon menjadi daerah dengan kasus positif terbanyak di Jabar bagian timur.