Kecelakaan yang menewaskan pengunjung di sejumlah destinasi wisata di Tanah Air menguak ”kotak pandora” keselamatan yang masih terabaikan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/NINO CITRA/NIKSON SINAGA/TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kecelakaan yang menewaskan pengunjung di sejumlah destinasi wisata di Tanah Air menguak ”kotak pandora” keselamatan yang masih terabaikan. Langkah pembenahan mutlak dilakukan agar peristiwa serupa tidak terulang.
Di obyek wisata Waduk Kedung Ombo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, 9 dari 20 pengunjung tenggelam bersama perahu yang mereka tumpangi, Sabtu (15/5/2021). Sebelas penumpang bisa diselamatkan warga.
Perahu yang tenggelam itu berukuran 5 meter x 2 meter dengan kapasitas 8-11 penumpang. Ironisnya, pengemudi perahu masih berusia 13 tahun dan semua penumpang tidak mengenakan jaket pelampung (life jacket).
Hingga Minggu (16/5/2021), 8 dari 9 korban ditemukan dalam keadaan meninggal. Mereka adalah Tituk Mulyani (35), Siti Mukaromah (24), dan Najwa Kaira Wilda (6), ketiganya warga Karangrayung Grobogan; Tri Iriana (27), Zamzam (8), Ace Jalil Rosyid (4), dan Destri, warga Juwangi; serta Jalal, anak berusia 1,5 tahun asal Juwangi, Boyolali.
Satu korban bernama Niken Safitri (8) asal Karangrayung Grobogan belum ditemukan. Penyelaman untuk mencari korban terkendala air waduk yang keruh. Pencarian masih terus dilakukan.
”(Kejadian) ini pembelajaran bagi kita semua. Kami sudah berkomunikasi dengan bupati/wali kota, kalau tempat wisata tak bisa dikontrol, ditutup saja. Kontrol tidak hanya terkait jumlah pengunjung, tetapi juga keselamatan,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Peneliti transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, mengemukakan, faktor keselamatan belum menjadi prioritas bagi sebagian pelaku pariwisata danau. Target pendapatan dikejar, tetapi keselamatan diabaikan. Padahal, ada regulasi dari Kementerian Perhubungan, yakni Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan.
Ini pembelajaran bagi kita semua. Kami sudah berkomunikasi dengan bupati/wali kota, kalau tempat wisata tak bisa dikontrol, ditutup saja. Kontrol tidak hanya terkait jumlah pengunjung, tetapi juga keselamatan.
Terkait insiden ini, Polres Boyolali mengusut adanya dugaan kelalaian. Kepala Polres Boyolali Ajun Komisaris Besar Morry Ermond Morry mengatakan, pengemudi perahu, pemilik perahu, dan pemilik warung apung telah dimintai keterangan.
Terseret ombak
Di Sumatera Utara, empat anak berusia 7-9 tahun tenggelam setelah terseret ombak saat bermain di Pantai Tompek, Kecamatan Batahan, Kabupaten Mandailing Natal. Keempat anak itu ditemukan dalam keadaan meninggal.
”Kami meminta warga tetap waspada saat berlibur di pantai dan mengawasi anak-anak dengan ketat,” kata Camat Batahan Irsal Pariadi.
Sementara itu, di Jawa Barat, empat wisatawan asal Bandung terseret ombak di Pantai Santolo, Garut, Minggu, pukul 10.30. Tiga orang selamat.
”Satu orang lainnya bernama Rehan Halik (17) belum ditemukan hingga saat ini,” kata Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansah.
Di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, seorang guru dan enam siswa dari SMA Santo Thomas Medan tersesat di hutan saat hendak berlibur ke Permandian Air Terjun Dwi Warna, Sabtu. Mereka ditemukan pada Minggu pagi dalam keadaan hipotermia ringan dan lemas.