Belajar dari Kedung Ombo Prosedur Dilanggar, Ganjar Minta Tutup Saja
Dua korban perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo masih dicari. Pencarian terkendala air keruh di kedalaman 30 meter.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Sejumlah anggota tim SAR gabungan melakukan operasi pencarian korban perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo, Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Minggu (16/5/2021).
SEMARANG, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kejadian terbaliknya perahu di Waduk Kedung Ombo, Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (15/5/2021), dijadikan evaluasi. Seluruh obyek wisata harus terus dipantau dan dikendalikan. Apabila prosedur tak berjalan, obyek wisata diminta tutup.
Pada Sabtu, perahu yang mengantar pengunjung ke warung apung, 200 meter dari tepi waduk, terbalik. Dari 20 penumpang, 11 orang bisa diselamatkan warga, sedangkan 9 orang hilang. Hingga Minggu (16/5) siang, 7 dari 9 korban telah ditemukan dalam keadaan meninggal.
Perahu yang terbalik itu berukuran sekitar 5 meter x 2 meter dengan kapasitas tempat duduk 8-11 orang. Namun, saat kejadian, perahu itu dinaiki 20 penumpang tanpa jaket pelampung (life jacket). Pengemudi perahu pun baru berusia 13 tahun.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Keluarga korban mencari informasi perkembangan proses pencarian keluarga yang menjadi korban perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo, Boyolali, Sabtu (15/5/2021).
”(Kejadian) ini menjadi pembelajaran bagi kita semua dan kami sudah berkomunikasi dengan bupati/wali kota. Kalau tempat wisata ini tak bisa dikontrol, ditutup saja. Kontrol itu tak hanya terkait jumlah pengunjung, tetapi juga keselamatan,” tutur Ganjar.
Ia mengatakan telah melihat video rekaman perahu sebelum berangkat. Ia meyakini ada prosedur standar operasi (SOP) yang diabaikan karena penumpang melebihi kapasitas serta tidak ada yang mengenakan jaket pelampung.
”Pengelola harus tanggung jawab. Ini sangat berbahaya karena SOP pasti diabaikan oleh mereka. Kami juga mengingatkan kepada seluruh pengelola (tempat) wisata agar yang seperti ini diperhatikan. Ini menjadi tantangan kita hari ini,” lanjutnya.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Perahu wisata yang terbalik saat membawa wisatawan lokal dipasangi garis polisi di Waduk Kedung Ombo, Dusun Bulu, Desa Wonoharjo, Kemusu, Boyolali, Sabtu (15/5/2021).
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Sinoeng N Rachmadi menuturkan, kejadian di Wonoharjo, Kemusu, menjadi keprihatinan dan pelajaran semua terkait bagaimana tetap mengutamakan keselamatan ketat bagi wisatawan. Ini terutama untuk mengurangi dan mengendalikan faktor risiko.
”Kami telah berkoordinasi dengan Pemkab Boyolali, yakni dinas yang membidangi, supaya destinasi tersebut ditutup sementara sampai selesainya penyelidikan pihak kepolisian. Selanjutnya (pengelola) wajib memastikan adanya verifikasi terkait SOP rescue dan safety first dari pengelola,” ujar Sinoeng.
Air keruh
Hingga Minggu siang, tim SAR gabungan masih mencari dua korban dari sembilan penumpang perahu. Kedua orang yang masih dicari itu ialah Niken Safitri, bocah 8 tahun asal Karangrayung Grobogan, serta Jalal, anak balita 1,5 tahun asal Juwangi, Boyolali.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Tim SAR terus melakukan pencarian korban perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo, Dusun Bulu, Desa Wonoharjo, Kemusu, Boyolali, Sabtu (15/5/2021).
”Pencarian tim SAR gabungan difokuskan dengan menyelam di sekitar tempat kejadian serta yang di darat melakukan pemantauan permukaan,” kata Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Nur Yahya.
Ia menambahkan, salah satu kendala adalah kondisi dasar waduk yang keruh. ”Jarak pandang nol atau tidak terlihat. Saat ini, kedalaman sekitar 30 meter dan cuaca cerah. Semoga tim SAR gabungan diberi kemudahan korban cepat ditemukan,” lanjut Yahya.
Adapun tujuh korban yang telah ditemukan ialah Tituk Mulyani (35), Siti Mukaromah (24), Najwa Kaira Wilda (6), ketiganya warga Karangrayung Grobogan, serta Tri Iriana (27), Zamzam (8), Ace Jalil Rosyid (4), dan Destri, warga Juwangi.