Enam Turis Tewas Tenggelam, Waduk Kedung Ombo Ditutup
Tenggelamnya perahu dengan 20 penumpang di Waduk Kedung Ombo pada Sabtu, diduga disebabkan kelalaian pengemudi perahu. Enam korban telah dinyatakan tewas, dan tiga lainnya masih dalam pencarian.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS -- Hingga Sabtu (15/5/2021) pukul 20.30, enam dari sembilan korban perahu tenggelam di Waduk Kedungombo, Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah ditemukan dalam kondisi meninggal. Pencarian menurut rencana akan dilanjutkan Minggu (16/5) pukul 07.00. Dalam insiden ini, ada indikasi kelalaian manusia.
Dari 20 penumpang perahu yang terbalik saat kejadian Sabtu siang, 11 orang langsung diselamatkan warga. Setelah itu, tim SAR gabungan beserta warga kembali menemukan enam korban dalam kondisi tewas. Pada pukul 17.30 ditemukan tiga orang yakni dua anak dan satu dewasa. Kemudian pada 18.15-18.36 ditemukan kembali tiga orang, terdiri dari satu anak dan dua orang dewasa.
"Pencarian dilanjutkan besok, mengingat kondisi sudah malam dan penerangan terbatas. Hasil koordinasi dengan Pak Sekda (Boyolali) dan Pak Dandim, besok dimulai 07.00, setelah tim, terutama penyelam sarapan. Mudah-mudahan besok menemukan tiga korban lagi dan tanggap darurat selesai," kata Kepala Kepolisian Resor Boyolali, Ajun Komisaris Besar Morry Ermond, Sabtu malam.
Tiba-tiba banyak orang berteriak minta tolong. Perahu-perahu kecil di pinggir langsung mendayung ikut membantu menyelamatkan, tetapi hanya 11 orang yang selamat (Kardiyo Erna)
Sebelumnya, dari Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Iskandar diperoleh data sembilan orang yang hilang dan tenggelam, yaitu Siti Mukaromah, Wilda, Niken Safitri, Tituk Mulyani, Ana, Zamzam, Jalal, Jalil, dan Desti. Sebelas korban selamat, yaitu Alya, Mustakim, Suswanti, Laras, Supriyadi, Andre, Khoirunisia, Rifki Edi, Andi, Adi, dan Tinuk.
Salah satu saksi mata, Kardiyo Erna (58) mengatakan, kejadian berlangsung cepat. "Saya sedang bakar ikan, tiba-tiba banyak orang berteriak minta tolong. Perahu-perahu kecil di pinggir (tepi danau) langsung mendayung ikut membantu menyelamatkan, tetapi hanya 11 orang yang selamat," ujarnya.
Dari data yang dihimpun, 20 orang yang berada dalam perahu tersebut sedang menuju warung makan apung di tengah waduk. Namun, beberapa penumpang berswafoto dengan memenuhi bagian depan perahu hingga akhirnya terbalik.
Menjelang maghrib, sejumlah warga dan perangkat desa yang menyisir area tenggelam menemukan tiga jasad yang tersangkut pada jaring. Berikutnya tim SAR gabungan menemukan tiga lainnya. Begitu diangkat ke daratan, jasad korban yang dimasukkan dalam kantong jenazah langsung diangkut ke ambulans, untuk dibawa ke RS Waras Wiris, Andong, Boyolali.
Dengan demikian, selain pengemudi yang selamat, dari 20 penumpang perahu, 11 orang selamat dan enam orang telah ditemukan meninggal.
Indikasi kelalaian
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi sejak Sabtu siang memerintahkan langsung jajarannya untuk membantu mencari korban yang tenggelam. Ahmad Luthfi mengimbau kepada pemerintah setempat untuk menutup lokasi wisata. Terlebih kapasitas pengunjung melebihi yang ditentukan.
”Kami akan tutup lokasi wisata karena tidak mematuhi protokol kesehatan dan melebihi kapasistas yang ditentukan,” ungkap Luthfi.
Morry menuturkan, kasus tenggelamnya perahu tersebut, terindikasi kuat disebabkan kelalaian pengemudi perahu.
Ia menyatakan, kawasan wisata itu juga akan ditutup sementara. Sebab, terdapat dua pelanggaran yang dilakukan, yakni protokol kesehatan dan protokol keselamatan. Dari segi protokol kesehatan, perahu yang seharusnya hanya menampung 12 orang justru diisi hingga 20 orang penumpang.
Morry menambahkan, dari protokol keselamatan, para penumpang diketahui tidak mengenakan pelampung saat berada dalam perahu. Kondisi itu meningkatkan risiko yang dialami apabila terjadi kecelakaan. Tidak dikenakannya pelampung diduga akibat kelalaian pengemudi perahu.
Kepala Bagian Operasi Polres Boyolali, Komisaris I Komang Budayana menyampaikan, pengemudi perahu diketahui masih berusia 13 tahun. Pengemudi tersebut juga selamat dalam kecelakaan tersebut. Akan tetapi, pemeriksaan terhadap pengemudi itu belum dilakukan. Semua pihak masih berfokus pada pencarian korban tenggelam.
“Kami belum akan memeriksa karena masih fokus pada pencarian dulu. Untuk barang bukti seperti sepeda motor penumpang dan perahu sudah kami amankan,” kata Komang.
Lebih lanjut, saat ini, kepolisian berkoordinasi dengan BPBD Boyolali dan Basarnas untuk memetakan lokasi-lokasi pencarian. Pencarian malam hari dianggap tidak memungkinkan karena kendala lampu penerangan. Terlebih waduk mempunyai kedalaman hingga 30 meter. Pencarian direncanakan akan dilanjutkan lagi Minggu pagi.
Camat Kemusu Marno menyampaikan, terdapat dua destinasi wisata di waduk tersebut. Salah satu destinasi bernama Kedung Cinta. Destinasi tersebut telah berizin dan dikelola oleh badan usaha milik desa. Pihaknya menjamin, protokol keselamatan telah diterapkan dengan baik di destinasi itu.
Marno menambahkan, bahwa tempat kejadian kecelakaan air berada di destinasi wisata yang dikelola perorangan. Destinasi wisata tersebut juga tak memiliki izin. Faktor keselamatan diduga terabaikan.
"Ini akan menjadi evaluasi kami. Ke depan, akan kami lakukan penyuluhan soal keselamatan. Karena, untuk ditutup seterusnya juga tidak mungkin, mata pencaharian warga ada di sini,” kata Marno.