Kebun Binatang Bandung Sulit Urai Kepadatan Pengunjung di Sejumlah Titik Atraksi
Meski jauh lebih sedikit dari kapasitas, sejumlah titik atraksi di Kebun Binatang Bandung dipadati pengunjung. Kepadatan ini sulit diurai karena warga tetap berkerumun meski petugas mengingatkan menjaga jarak.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Protokol kesehatan di Kebun Binatang Kota Bandung, Jawa Barat, masih amat sulit diterapkan selama libur Idul Fitri 1442 Hijriah. Meskipun jumlah pengunjung lebih sedikit dari kapasitas yang dianjurkan, warga masih memadati sejumlah titik atraksi sehingga menimbulkan kerumunan.
Kepadatan ini terlihat di beberapa titik atraksi yang melayani interaksi antara satwa dan manusia. Salah satunya di spot foto bersama hewan binturong.
Nina (35), pengunjung dari Buahbatu, Kota Bandung, menunggu antrean sambil menjaga anak-anaknya. Dia mengunjungi kebun binatang untuk menikmati libur Lebaran bersama keluarga.
”Anak-anak ingin berfoto dengan binturong. Jadi, mau tidak mau saya ikutan antre. Kalau saya menjaga jarak, nanti antreannya disalip,” ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di atraksi lainnya. Beberapa antrean bahkan terlihat acak tanpa batasan jarak. Petugas pun berkali-kali mengingatkan pengunjung untuk tetap menjaga jarak dan menggunakan masker.
Akan tetapi, di beberapa titik terlihat sepi pengunjung sehingga jarak antarkelompok pengunjung lebih dari 2 meter. Marketing Communication Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden (Bazooga) Sulhan Syafii menyatakan, jumlah pengunjung di hari kedua Lebaran ini hanya lebih kurang 2.500 pengunjung atau sekitar 10 persen dari total kapasitas.
Sulhan berujar, dalam satu kali kunjungan, Bazooga dapat menampung setidaknya 12.000 pengunjung. Berdasarkan aturan dari Pemerintah Kota Bandung, kapasitas maksimal di tempat wisata selama pandemi Covid-19 hanya 50 persen. Waktu kunjungannya juga dibatasi dari pukul 10.00-17.00.
”Jadi, kalau dari aturan tersebut, kami bisa menampung 6.000 orang. Namun, yang terjadi hanya 2.500 orang sampai pukul 13.00 di hari kedua Lebaran ini. Karena itu, kalau dari kapasitas, ini masih jauh lebih sedikit. Namun, sayangnya, kepadatan tetap terjadi di sejumlah titik atraksi,” ujarnya.
Di Bazooga, papar Sulhan, di samping 800-an satwa, terdapat 10 titik interaksi dengan satwa yang menjadi atraksi, seperti memberi makan burung, jerapah, dan unta. Selain itu, pengunjung juga bisa naik gajah, unta, dan kuda.
Menurut Sulhan, keterbatasan jumlah personel membuat petugas kesulitan memecah atraksi. Bazooga memiliki 120 petugas, termasuk tenaga kerja harian, untuk menjaga kawasan seluas 14 hektar ini. Selain itu, terdapat 18 petugas satpol PP yang bersiaga.
”Atraksi ini menjadi daya tarik sehingga tampak ramai dan padat. Kami juga selalu mengingatkan pengunjung untuk mengunjungi lokasi lain, tetapi banyak yang bandel. Kalau mau menambah atraksi, petugas kami terbatas,” ujarnya.
Kepala Bidang Kepariwisataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Edward Parlindungan menuturkan, Bazooga menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kota Bandung. Lokasi lainnya adalah Saung Udjo, Kiara Artha Park, Trans Studio Bandung, Karang Setra, hingga Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution. Potensial dikunjungi banyak warga, pihaknya memberi perhatian khusus pada tempat-tempat wisata itu.
”Kami meminta setiap destinasi wisata mendirikan posko kesehatan sebagai bentuk antisipasi. Warga juga diharapkan tidak memaksakan diri. Kalau tempatnya sudah penuh, jangan dipaksakan,” ujarnya.