H+1 Idul Fitri, Destinasi Wisata di Kota Surakarta Masih Lengang
Sejumlah destinasi wisata di Kota Surakarta, Jawa Tengah, terpantau masih lengang satu hari setelah Idul Fitri 1442 H. Penerapan protokol kesehatan diawasi ketat pengelola destinasi wisata.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sejumlah destinasi wisata di Kota Surakarta, Jawa Tengah, terpantau masih lengang satu hari setelah perayaan Idul Fitri 1442 H. Belum banyak wisatawan yang berkunjung. Penerapan protokol kesehatan diawasi ketat pengelola destinasi wisata.
Berdasarkan pantauan Kompas, Jumat (14/5/2021), Taman Balekambang di Kota Surakarta, Jawa Tengah, tampak lengang. Wisatawan yang datang dapat dengan leluasa berjalan dan berswafoto dengan satwa-satwa yang ada. Protokol kesehatan berupa jaga jarak aman mudah diterapkan. Kerumunan pun tak tercipta di destinasi wisata tersebut.
Kepala Unit Pelaksana Tugas Taman Balekambang, Sumeh menyampaikan, tingkat kunjungan wisatawan masih sangat sedikit dalam libur hari raya Idul Fitri tahun ini. Kamis (13/5/2021), tingkat kunjungan hanya mencapai 550 orang. Jumlahnya bertambah menjadi sekitar 800 orang hingga Jumat siang.
”Ini masih sangat sedikit. Dulu, kalau sepi saja, satu hari bisa sekitar 5.000 orang. Kalau ramai, pengunjungnya bisa sampai 10.000 orang. Jadi, memang sedikit sekali kunjungan tahun ini,” kata Sumeh saat dihubungi Jumat sore.
Sumeh menyatakan, sebenarnya pihaknya telah menerapkan pembatasan jumlah pengunjung dengan memberlakukan sistem sesi. Dalam satu hari, ada tiga sesi kunjungan ke destinasi wisata tersebut. Sesi pertama berlangsung mulai pukul 09.00-11.00, sesi kedua pukul 12.00-14.00, lalu sesi ketiga pukul 15.00-17.00. Setiap sesi, jumlah pengunjung dibatasi 500 orang.
Terdapat jeda sekitar satu jam dari setiap sesi. Jeda waktu digunakan untuk penyemprotan disinfektan ke seluruh area destinasi tersebut.
Sumeh menyampaikan, protokol kesehatan ketat menjadi syarat utama operasional. Semua pengunjung diwajibkan mengenakan masker dan menerapkan jaga jarak aman. Mereka juga akan diukur suhu tubuhnya terlebih dahulu sebelum memasuki destinasi wisata tersebut. Tiket pun dipesan secara daring melalui loket.com demi mencegah terjadinya penumpukan-penumpukan di destinasi wisata.
Kami internal sudah menyiapkan protokol kesehatan sejak beroperasi kembali pada 19 Juni 2020. Jadi, tidak perlu takut untuk piknik ke Taman Satwa Taru Jurug. (Bimo Wahyu Widodo)
Destinasi wisata lainnya yang terpantau sedikit lebih ramai, yakni Taman Satwa Taru Jurug Surakarta. Halaman parkir tampak dipenuhi mobil. Hampir semua pengunjung datang bersama rombongan keluarganya. Meski tampak lebih ramai dibanding Taman Balekambang, pengelola menyebut, kunjungan masih jauh lebih rendah dibanding sebelum adanya pandemi Covid-19.
Berkurang
Direktur Utama Taman Satwa Taru Jurug Surakarta Bimo Wahyu Widodo mengungkapkan, Kamis kemarin, angka kunjungan tercatat 719 orang. Sebelum pandemi, pada hari raya Idul Fitri, tingkat kunjungan bisa mencapai 7.000 orang.
Hingga Jumat siang, jumlah pengunjung mencapai 1.202 orang. Bimo menyatakan, sebelumnya, satu hari setelah Lebaran, angka kunjungan bisa mencapai 10.000 orang. Adanya sejumlah kebijakan pembatasan mobilitas diduga menjadi penyebab berkurangnya tingkat kunjungan.
”Ini semuanya karena imbas PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) dan pembatasan lainnya. Jadi, bisa dimaklumi kalau kunjungan turun drastis,” kata Bimo.
Menurut Bimo, sebagian besar sudah mematuhi protokol kesehatan berupa pemakaian masker. Ada kesadaran dari masing-masing pengunjung untuk menghindari penularan Covid-19. Di sisi lain, pihaknya menjamin, pengelola akan mengawasi penerapan protokol kesehatan di destinasi tersebut.
”Kami internal sudah menyiapkan protokol kesehatan sejak beroperasi kembali pada 19 Juni 2020 lalu. Jadi, tidak perlu takut untuk piknik ke (Taman Satwa Taru) Jurug,” ujar Bimo.
Berdasarkan pantauan, secara umum, pengunjung memang sudah mengenakan masker selama berada di lokasi wisata. Hanya saja beberapa pengunjung sempat mengenakan masker tidak dengan benar. Misalnya, masker dikenakan, tetapi pada bagian dagu. Dengan potensi pelanggaran tersebut, pengelola menyediakan ambulans yang digunakan untuk berkeliling menggunakan pengeras suara guna mengingatkan para pengunjung supaya mengenakan masker dengan benar.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani menyatakan, destinasi wisata yang ada tetap diizinkan beroperasi selama libur Lebaran. Syaratnya, protokol kesehatan ketat harus diterapkan oleh para pengelola. Kerumunan harus bisa dicegah guna mencegah potensi penularan Covid-19.
”Boleh beroperasi dengan pembatasan ketat. Kalau ada kerumunan-kerumunan dan kapasitasnya sudah maksimal, agar segera mengalir keluar karena ada pembatasan-pembatasan ini,” ujar Ahyani.