Shalat Id di Balai Kota Surakarta, Gibran: Halalbihalal Ditiadakan
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengikuti shalat Idul Fitri di Pendhapi Gedhe, Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (13/5/2021). Halalbihalal ditiadakan untuk mencegah potensi penularan Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengikuti shalat Idul Fitri di Pendhapi Gedhe, Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (13/5/2021). Halalbihalal ditiadakan untuk mencegah potensi penularan Covid-19. Peserta shalat pun diimbau langsung pulang setelah ibadah selesai.
Gibran tiba di lokasi shalat sekitar pukul 07.00. Ia datang bersama istrinya, Selvi Ananda. Gibran selanjutnya duduk di saf paling depan di sebelah Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa. Shalat langsung dimulai beberapa saat setelah kedatangan Gibran.
Shalat Idul Fitri berlangsung secara khusyuk. Protokol kesehatan ketat diterapkan. Peserta shalat sudah membawa sajadah masing-masing demi mencegah penularan Covid-19. Masker dikenakan dengan tertib selama shalat berlangsung.
Anggota jemaah satu dengan yang lain duduk berjarak lebih kurang 1 meter. Terdapat tanda yang dipasang pada lantai agar jaga jarak dapat diterapkan dengan baik. Petugas yang berjaga pun turut mengingatkan jika ada peserta shalat yang lupa untuk saling menjaga jarak.
Selain itu, sebelum digunakan, lokasi tempat digelarnya shalat Idul Fitri sudah disemprot disinfektan. Para peserta shalat juga harus diukur suhu tubuhnya terlebih dahulu sebelum masuk kompleks balai kota. Mereka juga ditanyai petugas keamanan apakah mempunyai undangan khusus. Sebab, shalat Idul Fitri di kompleks Balai Kota Surakarta digelar terbatas bagi jajaran pegawai pemerintahan dan jemaah sekitar masjid.
”Pelaksanaan shalat Idul Fitri di Balai Kota Surakarta cukup lancar. Habis ini juga tidak ada halalbihalal atau kumpul-kumpul. Langsung pulang semua,” kata Gibran.
Meski tidak ada halalbihalal, Gibran berjalan menghampiri semua anggota jemaah untuk mengucapkan selamat Idul Fitri seusai shalat. Pemberian selamat juga hanya dengan mengatupkan tangan masing-masing di depan dada, tanpa saling berjabat tangan.
Setelah saling mengucapkan selamat, setiap anggota jemaah juga langsung meninggalkan lokasi shalat dan pulang ke rumah masing-masing. Gibran mengaku tidak ada acara khusus yang diadakannya pada perayaan Idul Fitri kali ini. Sebelum pandemi Covid-19, biasanya ada tradisi rutin sungkeman kepada orangtuanya, yakni Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana. Namun, keduanya tidak pulang kampung karena pandemi belum juga berakhir.
”Di masa pandemi, kita menahan diri di rumah dulu saja. Nanti halalbihalalnya secara daring saja,” kata Gibran.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Agama Kota Surakarta Hidayat Masykur menyampaikan, pihaknya telah mengimbau kepada seluruh takmir masjid agar shalat Idul Fitri digelar secara terbatas hanya untuk penduduk dari satu lingkungan. Protokol kesehatan ketat juga hendaknya diterapkan dalam pelaksanaan ibadah.
”Shalat Idul Fitri terfokus di lingkungan masing-masing. Ketika dilakukan silaturahmi setelah shalat Idul Fitri, pun, harus dengan protokol kesehatan ketat dan tanpa berjabat tangan. Semua sudah melakukan itu,” kata Hidayat.
Selanjutnya Hidayat menuturkan, bagi warga yang tinggal berjauhan disarankan melakukan silaturahmi virtual lewat panggilan video. Ini semua ditempuh demi mencegah terjadinya penularan Covid-19. Dengan saling mau bersabar dan menjaga jarak, diharapkan pandemi dapat segera usai dan semua kembali seperti semula.