”Panen” Jasa Kiriman Barang Kala Mudik Dilarang
Jelang Lebaran, warga yang mengirimkan makanan dan barang ke keluarga di kampung halaman melonjak. Bisnis jasa pengiriman barang pun panen.
Saat pemerintah melarang warga mudik Lebaran, warga yang mengirimkan makanan dan barang ke keluarga di kampung halaman melonjak. Bisnis jasa pengiriman barang pun panen.
Sartika (35), warga Medan, tahun ini tidak mudik ke kampung halamannya di Aceh Utara. Padahal, hampir tiap tahun ia mudik untuk merayakan Lebaran bersama keluarga besarnya di kampung.
Selain karena menaati kebijakan pemerintah yang melarang mudik, ia juga tak ingin mengambil risiko membahayakan keluarganya karena pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman serius.
”Karena enggak bisa mudik, saya hanya kirim roti dan pakaian untuk keluarga di kampung,” kata Sartika, Senin (10/5/2021).
Bagi Sartika, dengan cara itu ia masih bisa menjaga silaturahmi dan tetap memberikan perhatian kepada orangtua ataupun keluarga di kampung halaman.
Mengirimkan makanan bagi anggota keluarga tercinta juga dilakukan Eli (49), warga Padang, Sumatera Barat. Ia mengirimkan 3 kilogram kue arai pinang untuk dua putri kembarnya yang kuliah di Bandung, Jawa Barat. Kedua putrinya itu tidak bisa pulang akibat terdampak kebijakan larangan mudik Lebaran
”Harapannya, dengan kue ini bisa mengobati sedikit kerinduan mereka terhadap keluarga di rumah. Sudah dua tahun mereka tidak bisa pulang,” kata Eli.
Baca juga : Ramadhan dan Larangan Mudik Dibidik Sebagai Peluang Bisnis Pengiriman Barang
Selain Sartika dan Eli, banyak warga lain yang juga mengirimkan barang untuk kerabatnya jelang Lebaran. Tren ini setidaknya mengemuka sejak tahun lalu.
Perusahaan layanan pengiriman barang JNE yang ada di Medan, misalnya, mengalami peningkatan pengiriman barang hingga 30 persen sejak Ramadhan.
”Selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, pengiriman makanan dan minuman khas daerah serta fashion mendominasi dari Medan,” kata Kepala Cabang JNE Medan Fikri Al Haq Fachryana.
Dengan adanya lonjakan itu, JNE Medan menambah armada dan tenaga pengirim barang serta sumber daya manusia. Operasionalisasi pengiriman barang juga terus berjalan meski pada hari libur. Sejumlah layanan bagi pelanggan juga diberikan, antara lain diskon ongkos kirim, gratis pengemasan, dan layanan kemasan vakum untuk pengiriman makanan jenis tertentu.
Karena enggak bisa mudik, saya hanya kirim roti dan pakaian untuk keluarga di kampung.
Peningkatan jasa pengiriman barang juga dialami Kantor Pos Medan. Sejak awal Mei ada 843 pengiriman barang, atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama bulan lalu.
”Ada peningkatan kiriman barang, terutama jenis paket kilat khusus,” kata Manajer Pelayanan Kantor Pos Medan Risang Catur Atmojo.
Baca juga : Jalur Mudik Dibuat Mandek, Jalur Paket Lebaran Tetap Lancar
Lonjakan pengiriman barang juga terjadi di Kantor Pos Cirebon, Jawa Barat. Selama bulan Ramadhan hingga jelang Lebaran, tercatat 5.800 paket dikirim dari Cirebon ke sejumlah daerah. Padahal, pada bulan biasanya, pengiriman paket berkisar 4.200 barang.
Kantor Pos Cirebon pun menambah tiga kendaraan di tiga jalur pengiriman selama tiga hari. Pengiriman terbanyak ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. ”Muatan yang biasanya 80 persen sekarang 100 persen,” kata Kepala Kantor Pos Cirebon Ade Novel.
Tujuan luar negeri
Peningkatan pengiriman barang juga terjadi untuk tujuan luar negeri. Kantor Pos Cirebon mencatat, selama April 2021, sebanyak 208 paket dikirim dari Cirebon ke sejumlah negara, seperti Uni Emirat Arab, Malaysia, Hong Kong, dan Singapura. Jumlah ini melonjak 73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
”Tujuan pengirimannya adalah pekerja migran Indonesia. Kami memprediksi peningkatan pengiriman paket karena mereka tidak bisa pulang ke Indonesia, jadi lebih baik kirim barang ke sana,” ungkapnya.
Sebaliknya, pekerja migran Indonesia di negara tersebut mengirim uang kepada keluarganya di Cirebon. Tercatat, sebulan terakhir, pengiriman uang dari pekerja migran Indonesia melalui Kantor Pos Cirebon mencapai Rp 38,4 miliar. Jumlah itu meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yakni sekitar Rp 30 miliar.
Baca juga : Larangan Mudik demi Memutus Covid-19
Menurut Ade, pengiriman uang oleh pekerja migran Indonesia kerap meningkat menjelang Lebaran. Uang itu untuk memenuhi kebutuhan keluarga di daerah. Pengiriman berkisar Rp 4,5 juta-Rp 7 juta.
”Ada kebiasaan juga majikan pekerja migran Indonesia memberi bonus atau tunjangan hari raya,” katanya.
Bunadi (27), warga Kecamatan Jamblang, mengatakan, kakaknya yang berada di Uni Emirat Arab selalu mengirim uang menjelang Lebaran.
Peningkatan pengiriman barang juga terjadi untuk tujuan luar negeri. Kantor Pos Cirebon mencatat, selama April 2021, sebanyak 208 paket dikirim dari Cirebon ke sejumlah negara, seperti Uni Emirat Arab, Malaysia, Hong Kong, dan Singapura. Jumlah ini melonjak 73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
”Ngirim-nya sih enggak tiap bulan. Tapi, kalau Lebaran pasti kirim untuk kebutuhan Lebaran, beli baju. Uangnya juga untuk dua anaknya yang masih sekolah,” ujarnya.
”Panen” jasa pengiriman barang juga terjadi di Jawa Timur. Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia Jatim Ardito Soepomo mengatakan, pengiriman meningkat karena transaksi belanja secara dalam jaringan juga meningkat. Ditambah lagi adanya larangan mudik Lebaran tahun ini. (JOL/ETA/HRS)