Mulai Hari Ini Tempat Wisata di Kota Palangkaraya Ditutup
Lokasi wisata di Palangkaraya mulai tutup sejak Kamis hingga Minggu (16/5/2021). Hal ini berlaku untuk semua lokasi wisata, baik yang dikelola swasta maupun pemerintah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Selama libur Idul Fitri, semua tempat wisata di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tutup sementara. Hal itu dilakukan untuk menghindari penumpukan warga yang bisa mempercepat penyebaran Covid-19.
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Palangkaraya Emi Abriyani mengatakan, Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 556.3/390/DPKKO-Par/V/2021 tentang Penutupan Destinasi Wisata di Kota Palangkaraya.
Dalam surat tersebut, lokasi wisata mulai ditutup sejak Kamis hingga Minggu, 16 Mei 2021. Hal itu dikatakan Emi di sela-sela pengawasan jalannya shalat Idul Fitri di sejumlah masjid di Kota Palangkaraya, Kamis (13/5/2021).
”Ini berlaku untuk semua tempat wisata di Palangkaraya baik, yang dimiliki oleh pemerintah daerah maupun swasta, jadi kami berharap semua pelaku wisata bisa memahami dan menjalankan kebijakan tersebut,” kata Emi.
Ia melanjutkan, surat tersebut tidak melarang tempat usaha lain, seperti rumah makan, tempat karaoke, ataupun pasar modern, untuk tutup. Mereka masih bisa beroperasi seperti biasa.
”Namun, protokol kesehatan dan pengawasan ketat harus tetap berjalan di semua tempat usaha itu. Sanksi masih berlaku, mulai dari denda hingga penutupan tempat usaha, jika ditemukan pelanggaran,” ungkap Emi.
Ia menambahkan, kebijakan itu dilakukan tujuannya agar memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Palangkaraya. Apalagi di Kota Palangkaraya sudah terjadi penularan lokal virus Covid-19 dengan varian baru atau yang dikenal dengan virus varian B.1.617 SARS-CoV-2.
Hingga kini dari data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah, wilayah Palangkaraya menjadi daerah penyebaran Covid-19 paling banyak dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 5.964 kasus, dengan kasus sembuh sebanyak 5.371 kasus.
”Sampai saat ini belum ada kluster baru meski memang kekhawatiran kami pada hari raya biasanya kasus meningkat,” ungkap Emi.
Masyarakat Muslim Kota Palangkaraya tahun ini tertib menjaga jarak selama shalat Idul Fitri berlangsung. Mereka juga mengenakan masker. Meski hujan mengguyur, warga tetap khusyuk menjalankan ibadahnya.
Seusai melaksanakan shalat beberapa umat di Masjid Sabilal Muhtadin, Kota Palangkaraya, langsung menuju temat pemakaman umum yang hanya berjarak 100 meter dari masjid. Pedagang kembang pun sudah mulai menjajakan bunga-bunganya untuk para peziarah sejak seminggu sebelum hari raya Idul Fitri.
Jangan bawa virus Covid-19 ke rumah keluarga, lebih baik virtual saja.
Afendi (35), warga Jalan Rajawali, Kota Palangkaraya, tetap melaksanakan ziarah ke kuburan keluarganya. Ia tidak memiliki rencana untuk berlibur ataupun mengunjungi lokasi wisata dan memilih tetap di rumah.
”Kalau sembahyang memang harus berjemaah. Selesai itu ya pulang, toh, sudah ditutup semua lokasi wisata,” kata Afendi.
Hal serupa diungkapkan Sumarni (48), salah satu penjual di Dermaga Kereng Bangkirai, salah satu lokasi wisata Danau Air Hitam di Kota Palangkaraya. Menurut dia, penutupan memang berdampak sehingga dirinya pun tidak berjualan hari itu. Namun, dengan begitu ia bisa berkumpul dan sembahyang bersama keluarganya.
”Mending di rumah saja, tapi ya tetap silaturahmi ke tetangga. Untuk keluarga yang di luar kota, kami hanya lewat telepon saja,” kata Sumarni.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul mengungkapkan, demi menyelamatkan keluarga dari penularan virus, lebih baik mudik fisik diganti dengan mudik virtual seperti yang sudah dijalankan setahun lalu.
”Jangan bawa virus Covid-19 ke rumah keluarga, lebih baik virtual saja. Kebijakan yang ada perlu dipatuhi. Selama itu dijalankan, kami optimistis penyebarannya bisa ditekan,” tutur Suyuti.