Masjid-masjid di Makassar Sambut Lebaran dengan Protokol Covid-19
Shalat Idul Fitri akan digelar di masjid terbesar di Sulsel, Al Markaz Al Islami. Protokol kesehatan akan diperketat.
Oleh
RENY SRI AYU
·3 menit baca
Masjid Al Markaz Al Islami adalah masjid terbesar di Sulawesi Selatan. Setiap tahun, masjid ini menjadi tujuan sebagian warga Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, untuk melaksanakan shalat id. Selain itu, masjid juga ramai saat shalat Tarawih dan shalat Jumat.
Sejak tahun lalu, protokol Covid-19 diterapkan di masjid ini, mulai dari menjaga jarak, peralatan shalat, tempat berwudu, hingga penggunaan masker. Masjid ini pun sempat ditutup selama tiga bulan pada saat Pemerintah Kota Makassar melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam dua periode.
PSBB berlangsung dari awal Ramadhan hingga jelang Idul Fitri. Masjid kembali dibuka awal Juni tahun lalu dan pertama kali digunakan untuk shalat Id saat Hari Raya Idul Adha 2020.
”Sebenarnya tidak sulit lagi mengantisipasi lonjakan jemaah tahun ini dan menerapkan protokol kesehatan. Sejak dibuka kembali, petugas sudah melakukan pengawasan dengan ketat. Edukasi juga dilakukan setiap saat, terutama setiap usai shalat wajib tiap hari,” kata Husain Abdullah, Sekretaris Yayasan Al Markaz Al Islami, Kamis (29/4/2021).
Sejauh ini aturan protokol kesehatan di Al Markaz memang dijalankan secara ketat. Selain masker, pengaturan jarak 1 meter antara satu jemaah dan yang lain juga diterapkan. Jemaah juga diwajibkan membawa peralatan shalat sendiri, seperti sajadah dan mukena. Sejak dibuka kembali awal Juni tahun lalu, fasilitas karpet majid dan mukena memang sudah ditiadakan.
”Kami bahkan selalu mengimbau jemaah agar berwudu sejak dari rumah agar tak terjadi penumpukan di area berwudu. Untuk shalat Id nanti, kami juga menyiapkan tempat berwudu di area halaman masjid,” kata Husain.
Ia menyebutkan, sebanyak 18 titik di sekitar taman atau halaman masjid bisa digunakan untuk tempat berwudu. Walau edukasi dan berbagai persiapan sudah dilakukan, untuk shalat Id nanti pengawasan akan lebih diperketat dan petugas masjid ditambah.
Untuk pelaksanaan shalat id, selain pembatasan di dalam area bangunan masjid, seluruh pintu masjid juga akan dibuka lebar. Dengan kapasitas masjid sekitar 50.000 orang, nantinya akan dikurangi sekitar setengah. Selebihnya diminta mengisi halaman hingga jalan di sekitar masjid.
Luas situs masjid yang mencapai 10.000 meter persegi dan area jalan di sekitarnya memungkinkan untuk menampung jemaah. Petugas akan menambah peralatan pengeras suara di beberapa titik.
Umumnya masjid-masjid di Makassar menggelar shalat Tarawih berjemaah dengan pembatasan jumlah jemaah dan juga membatasi durasi ceramah.
Selain Masjid Al Markaz, masjid lain yang juga banyak dikunjungi warga saat shalat Id adalah Masjid Raya Makassar. Seperti Al Markaz, masjid ini pun memberlakukan pembatasan dan pengetatan. Umumnya masjid-masjid di Makassar menggelar shalat Tarawih berjemaah dengan pembatasan jumlah jemaah dan juga membatasi durasi ceramah. Masjid tak lagi menggunakan karpet atau menyediakan mukena.
Masjid yang berada di dalam kompleks perumahan nantinya juga akan menggelar shalat Id. Sebagai imbas pengurangan kapasitas di dalam area masjid, halaman dan jalan sekitar masjid akan diisi jemaah.
Secara umum, masjid-masjid di Makassar rutin disterilkan sejak awal Ramadhan. Penyemprotan di antaranya dilakukan pihak Dinas Kebakaran Kota Makassar. Setiap hari sejumlah armada Damkar berkeliling melakukan penyemprotan.
”Sejauh ini sudah lebih dari 200 masjid di Makassar telah disterilisasi dengan penyemprotan cairan disinfektan. Penyemprotan akan terus dilakukan hingga jelang Idul Fitri di masjid-masjid yang telah didaftar atau jika ada pengurus yang meminta,” kata Kepala Dinas Kebakaran Kota Makassar Hasanuddin.