Pemulihan Listrik Pasca-badai Seroja Pacu Kebangkitan UMKM di NTT
Pemulihan kelistrikan di Nusa Tenggara Timur pascabencana badai Seroja mencapai 100 persen per 9 Mei 2021. Hal ini diharapkan mendorong ekonomi kerakyatan kembali bangkit.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Perekonomian sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur yang beberapa waktu lalu terdampak badai Seroja diharapkan segera bangkit seiring pemulihan jaringan kelistrikan oleh PLN di wilayah tersebut. Salah satu sektor yang didorong segera pulih ialah UMKM supaya menggeliatkan ekonomi kerakyatan.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov NTT Semuel Rebo, Selasa (11/5/2021), mengapresiasi PLN yang telah bekerja keras memulihkan kelistrikan di wilayah tersebut. Ia berharap, hal terpenting dari pemulihan jaringan kelistrikan ini bisa mendorong pemulihan ekonomi rakyat.
Rebo menyatakan, pemulihan listrik NTT harus mampu membantu pelaku UMKM. Pemda mendorong masyarakat memanfaatkan sumber daya alam dengan dukungan teknologi informasi yang kian pesat untuk meningkatkan UMKM di masyarakat.
”Kehadiran PLN harus berdampak di sektor lain. Listrik harus memberi pencerahan pada sektor UMKM. Para bupati dan wali kota, dengan dukungan instansi teknis bidang UMKM, harus terus mendorong warga untuk mencapai pencerahan serupa di sektor UMKM ini,” kata Rebo.
Camat Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, Titus Bernadus Duri mengucapkan terima kasih kepada PLN dan semua pihak yang telah memulihkan kelistrikan di pulau itu. Kehadiran listrik sangat berarti bagi masyarakat di salah satu pulau terdepan Indonesia itu.
”Dengan ini usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah ini bisa terbangun. Raijua selama ini dikenal sebagai penghasil rumput laut dan usaha perikanan,” kata Duri.
Hal terpenting dari pemulihan jaringan kelistrikan ini bisa mendorong pemulihan ekonomi rakyat.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda, dalam konferensi pers secara virtual dari Makassar, Senin sore, menegaskan, pemulihan jaringan kelistrikan di wilayah yang terdampak badai Seroja di NTT sudah mencapai 100 persen per 9 Mei 2021. Hal itu terwujud setelah empat gardu tersisa di Kecamatan Raijua dibangun.
Perbaikan kerusakan listrik akibat badai Seroja ini melibatkan 1.812 personel. Hasilnya, 635.979 pelanggan terdampak bencana sudah kembali terlayani listrik. ”Pemulihan PLN Wilayah NTT mencapai 100 persen. Pencapaian 100 persen ini akan mendukung pemulihan kegiatan UMKM masyarakat NTT, seperti pascapemulihan listrik di Mamuju, Sulawesi Barat dan di Lombok, NTB. Pascabencana, ekonomi setempat tumbuh menggeliat. NTT pun harus didorong seperti itu,” pesan Huda.
Akibat badai Seroja 3-5 April 2021, sebanyak 4.002 gardu yang terdampak berhasil diperbaiki. Para personel PLN tak hanya dari NTT, tetapi juga dari Makassar, Mataram, Denpasar, dan Jawa Timur. Mereka saling mendukung dan berbagi peran, baik siang maupun malam, agar jaringan listrik secara keseluruhan bisa kembali dinikmati masyarakat.
Wilayah terakhir yang dipulihkan jaringannya adalah Kecamatan Raijua atau Pulau Raijua, empat jam perjalanan laut dari Pulau Sabu atau ibu kota kabupaten Sabu Raijua. Listrik di wilayah ini menyala pada Minggu (9/5/2021) pukul 19.35 Wita setelah General Manajer PLN Wilayah NTT Agustinus Jatmiko terlibat langsung dalam upaya pemulihan listrik bersama karyawan PLN.
Pulau Raijua memiliki kondisi geografis yang hanya bisa dijangkau dengan kapal kayu milik nelayan atau kapal cepat. Pulau ini berada di sebelah barat Pulau Sabu dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan laut. Dari Kupang, perjalanan laut 10 jam dengan kapal Feri menuju Pulau Sabu, kemudian perjalanan dilanjutkan ke Pulau Raijua dengan kapal milik masyarakat.
Menurut Huda, PLN menghadapi kendala sangat kompleks. Areal kerusakan sangat luas, kerusakan infrastruktur pendukung, seperti jalan dan pelabuhan, hingga cuaca yang tidak menentu membuat distribusi material pengganti pun tersendat.
Saat ini, kondisi kelistrikan di NTT memiliki daya mampu sebesar 333,8 Megawatt (MW) dengan beban puncak 216 MW. Ini termasuk di Pulau Flores, Sumba, Alor, Rote, dan Timor.
Dalam kesempatan sama, Huda mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mempercepat pemulihan jaringan kelistrikan di NTT. Semula, jadwal pemulihan diperkirakan memakan waktu satu bulan. Namun, sepuluh hari pascabencana, sejumlah wilayah di Kota Kupang sudah bisa menikmati listrik. Perlahan, akhirnya seluruh wilayah NTT bisa dipulihkan.
”Pemulihan ini atas kerja keras tim gabungan PLN, 232 tenaga relawan, mitra kerja dari daerah lain, anak perusahaan PLN, dengan dukungan TNI, Polri, dan masyarakat dengan cara masing-masing sampai listrik seluruh NTT bisa dipulihkan. Tantangan pemulihan terberat di Pulau Pantar di Kabupaten Alor dan Pulau Raijua,” kata Huda.
Selain memulihkan listrik, melalui PLN Peduli, PLN juga telah memberikan bantuan berupa sembako, alat kesehatan, tenda, dapur umum, air bersih, dan lainnya dengan nilai Rp 967 juta kepada masyarakat terdampak.
Kepala Biro Ekonomi Setda NTT Lery Rupiasa mengatakan, meski pemulihan listrik telah sampai 100 persen, PLN tidak berhenti meningkatkan layanan kelistrikan kepada masyarakat NTT. Tingkat elektrifikasi listrik di NTT per Desember 2020 mencapai 87,1 persen. Masih ada puluhan desa di NTT yang belum terlayani listrik, seperti di Pulau Sumba, Alor, Timor, dan Flores.
”Tahun ini, Indonesia mencapai 76 tahun kemerdekaan. Kalau dalam kurun waktu 76 tahun merdeka, listrik saja mereka belum nikmati, apalagi yang lain-lain,” katanya.