Ribuan pemudik diketahui positif Covid-19. Fenomena ini perlu diantisipasi guna menghindari lonjakan kasus Covid-19 yang kian tak terkendali karena pemudik sulit terbendung.
Oleh
DIT/TAN/NSA/NDU/DIT/VAN/ MEL/ERK/DAN/HLN/WKM)
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil tes acak dalam Operasi Ketupat 2021 mengindikasikan risiko penularan Covid-19 yang tinggi setelah 4.123 pemudik diketahui positif Covid-19. Pengetesan kepada pemudik dan penerapan isolasi mandiri mendesak dilakukan untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 di daerah.
Dalam konferensi pers seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dari pengetesan acak Covid-19 dalam Operasi Ketupat 2021, jumlah pemudik yang positif Covid-19 terindikasi tinggi.
”Dari Operasi Ketupat kemarin, jumlah pemudik yang di-random testing dari 6.742, (tercatat) terkonfirmasi positif 4.123 orang,” kata Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (10/5/2021), di Jakarta.
Dari jumlah pemudik yang terkonfirmasi positif tersebut, 1.686 orang telah melakukan isolasi mandiri dan 75 orang dirawat di rumah sakit.
Pada masa larangan mudik ini, polisi memeriksa 113.694 kendaraan, 41.097 di antaranya diminta memutar balik. Adapun pelanggaran ”travel gelap” dilakukan oleh 346 kendaraan. Kepolisian pun masih menyekat 381 titik.
Waspadai lonjakan
Indonesia perlu mewaspadai lonjakan kasus penularan Covid-19. Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (Iakmi) Ede Surya Darmawan di Jakarta, Senin, mengatakan, pemberlakuan pemeriksaan Covid-19 dalam operasi ketupat menjadi langkah tepat dalam upaya penapisan penularan Covid-19.
Seiring dengan itu, pemeriksaan melalui tes usap antigen perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan tes usap PCR yang lantas berlanjut dengan pengawasan ketat pada isolasi mandiri, yang perlu diawasi dengan ketat.
Data 4.123 pemudik positif Covid-19 itu perlu menjadi peringatan tentang risiko penularan yang masih tinggi. Jika 75 persen dari jumlah orang yang diperiksa secara acak terkonfirmasi positif, penularan sudah mengkhawatirkan.
”Ini semacam lampu oranye bagi kita terkait dengan penularan Covid-19. Padahal, jumlah pemeriksaan kita belum merata. Untuk masyarakat yang teridentifikasi positif Covid-19 dari pemeriksaan acak ini, harus dipastikan diawasi ketika melakukan isolasi mandiri, baik apabila dia harus kembali ke daerah asal maupun ke daerah tujuan mudik,” katanya.
Selain itu, Ede mengimbau semua daerah bersiap menangani lonjakan kasus lantaran mobilitas masyarakat yang masih tinggi.
Kenaikan mobilitas
Selain tingginya kasus positif pemudik, Airlangga juga menyampaikan, tren mobilitas penduduk nasional juga menunjukkan kenaikan tujuh hari terakhir ini. Mobilitas tinggi dijumpai di Maluku Utara, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara. Adapun tiga provinsi dengan mobilitas yang rendah ialah Bali, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Riau (Kepri).
”Kita melihat dalam bulan Ramadhan ini sektor ritel, mal, dan toko bahan makanan, mobilitasnya tinggi,” kata Airlangga yang didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Demi menghindari lonjakan kasus Covid-19, pemerintah memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro tahap ke-8 dengan cakupan tetap 30 provinsi yang akan berlaku pada 18-31 Mei mendatang. Perpanjangan itu sengaja dibuat hingga dua pekan setelah mudik Lebaran.
Dari 30 provinsi yang telah melaksanakan PPKM skala mikro, 11 provinsi mengalami tambahan konfirmasi harian. Kasus konfirmasi harian di lima provinsi, bahkan, meningkat cukup tajam, yaitu Kepri, Riau, Sumatera Selatan (Sumsel), Aceh, dan Kalimantan Barat (Kalbar). ”Dan, sebagian itu akibat datangnya pekerja migran,” kata Airlangga.
Meskipun mobilitas rendah, kenaikan kasus justru tercatat di Kepri karena kedatangan pekerja migran Indonesia. Pemerintah memprediksi jumlah pekerja migran Indonesia yang pulang ke Tanah Air pada periode Maret-Mei akan mencapai 49.682 orang. Airlangga meminta dilakukan pengetesan dan penerapan protokol kesehatan ketat terhadap mereka.
Sebanyak tujuh provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau, Kepri, Sumsel, Jambi, Lampung, dan Kalbar, juga mendapat perhatian khusus karena memiliki BOR (bed occupancy ratio) di atas 50 persen. BOR atau angka penggunaan tempat tidur rumah sakit di Sumut, misalnya, mencapai 63,4 persen, Riau 59,1 persen, Kepri 59,9 persen, dan Sumsel 56,6 persen.
Tiba di kampung
Berdasarkan pantauan Kompas di lapangan, Senin, mobil berpelat B atau Jakarta banyak memasuki Gerbang Tol (GT) Kalikangkung, Kota Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Jateng, 421.929 orang bergerak ke Jateng dengan angkutan umum hingga akhir pekan lalu.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Tanjung Pinang, Senin, meminta semua pihak mewaspadai lonjakan penularan Covid-19 pada masa libur Idul Fitri. Ia berharap warga mematuhi larangan mudik antarpulau.
”Selain itu, kami juga membatasi kegiatan yang berpotensi menyebabkan kerumunan, seperti buka puasa bersama. Para pejabat daerah di semua tingkat juga dilarang melakukan open house,” kata Ansar.