Selama hampir dua pekan ke depan tidak akan lagi terdengar bunyi sinyal kereta api jarak jauh, baik yang melintasi jalur utara maupun jalur selatan Jawa.
Kereta-kereta penumpang akan memasuki masa tidur panjang selama 6-17 Mei 2021. Kendati demikian, PT Kereta Api Indonesia menjamin kelayakan seluruh rangkaian kereta tersebut dengan perawatan rutin meski tidak difungsikan dalam waktu lama.
Kesibukan terasa di sejumlah depo perawatan lokomotif dan kereta milik PT KAI di sejumlah daerah. Petugas harus melakukan pengecekan rutin untuk memastikan lokomotif dan gerbong kereta itu tetap berfungsi dengan baik.
Kesibukan tersebut seperti dilakoni oleh Juang (31) dan sejumlah petugas perawatan dari Depo Lokomotif Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/5/2021) siang. Juang dan rekan-rekannya sedang memeriksa lokomotif yang baru saja datang dari perjalanan timur.
Hawa panas di dekat lokomotif berseri CC 206 13 100 yang sedang mereka tangani seakan tidak dihiraukan. Riuh suara roda besi beradu dengan rel saat salah satu lokomotif dipindahkan pun tidak membuat konsentrasi Juang menjadi buyar. Dengan kunci pas di tangan, dia menyetel ulang salah satu silinder diesel yang berukuran lebih dari separuh badannya.
”Lokomotif baru datang tadi pagi. Sekarang, kami sedang mengecek kondisinya. Ini sedang memeriksa silinder dieselnya. (Sementara) ini sedang istirahat dulu, menunggu giliran untuk berangkat lagi nanti,” ujarnya.
Tahun ini, salah satu lokomotif andalan dari PT KAI Daerah Operasi II Bandung beristirahat lebih lama. Lokomotif buatan Amerika Serikat, General Electric (GE), berkekuatan 2.250 daya kuda ini bakal jarang beroperasi karena pembatasan perjalanan.
Dari 26 lokomotif yang diurus oleh Depo Lokomotif Bandung, hanya 15 lokomotif yang beroperasi. Sementara 11 lainnya disimpan di dalam Depo Lokomotif Bandung. Pada hari biasa, lebih dari separuh lokomotif beroperasi dan hanya menyisakan dua atau tiga lokomotif di depo.
Quality Control Sarana PT KAI Daop II Heru Sudiyatmono, yang bertugas memantau perawatan lokomotif, menuturkan, pihaknya bahkan harus memastikan ada lokomotif yang tersedia sebagai cadangan.
”Kalau dulu kami sibuk untuk memastikan ada lokomotif cadangan, sekarang kami sibuk mengurus lokomotif yang menjadi cadangan. Jadi, saat dibutuhkan, semua harus bisa beroperasi meski telah disimpan lebih lama daripada sebelumnya,” ujar Heru.
Manajer Humas PT KAI Daop II Bandung Kuswardoyo memaparkan, selama larangan mudik 6-17 Mei 2021, pihaknya hanya mengoperasikan empat rangkaian KA jarak jauh. Sementara kereta api kargo tetap beroperasi.
Rangkaian yang tetap beroperasi ini, antara lain, KA Argo Wilis (Bandung-Surabaya Gubeng), KA Kahuripan (Kiaracondong-Blitar), KA Kutojaya Selatan (Kiaracondong-Kutoarjo), dan KA Pasundan (Kiaracondong-Surabaya Gubeng).
Sebelum larangan mudik, Daop II rutin melayani 8-12 perjalanan jarak jauh. Rute ini meliputi jalur barat yang didominasi KA Argo Parahyangan hingga jalur timur yang memiliki jadwal fakultatif, seperti rangkaian KA Malabar dan KA Mutiara Selatan.
”Seluruh rangkaian yang diizinkan ini melayani jalur timur. Untuk jalur barat, seperti KA Argo Parahyangan dan KA Harina, tidak ada yang beroperasi. Semua diistirahatkan karena kami hanya diizinkan menggerakkan empat rangkaian tersebut,” tuturnya.
Tidak mangkrak
Daop I Jakarta juga disibukkan dengan perawatan lokomotif dan gerbong kereta. Untuk perawatan lokomotif, PT KAI memfokuskan di Depo Cipinang. Adapun untuk kereta, perawatan dipusatkan di Depo Tanah Abang, Stasiun Pasar Senen, Jakarta Kota, dan Stasiun Tanjung Priok.
Eva Chairunisa dari bagian Humas PT KAI Daop I Jakarta menegaskan, tidak akan ada kereta yang mangkrak. ”Selama periode larangan mudik, kereta api pengangkut barang masih bisa beroperasi. Tidak ada lokomotif khusus KA penumpang sehingga 45 lokomotif Daop I bisa digilir untuk menarik KA barang dan tetap berkarya selama 6-17 Mei,” ujarnya.
Untuk kereta yang kemungkinan akan disimpan di sejumlah depo di Jakarta, Eva mengatakan, siklus perawatan harian, bulanan, dan tahunan tetap dilakukan sekalipun pada masa larangan mudik.
Kondisi ini di satu sisi membuat layanan KAI berkurang drastis. Untuk Daop I Jakarta, Eva mengatakan, terdapat 71 perjalanan KA penumpang per hari sebelum wabah menerpa. Semasa pandemi, rata-rata 30 perjalanan KA dilayani oleh Daop I.
”Penurunan cukup jauh karena memang kami menyesuaikan dari pembatasan pergerakan dan apa yang diimbau pemerintah,” ucap Eva.
Namun, risiko penurunan layanan dan pendapatan PT KAI ini tetap dilakoni demi mencegah risiko kesehatan yang lebih besar bagi masyarakat. Pengorbanan mesti diambil.
Di masa mudik Lebaran kala pandemi ini, angkutan darat terpukul paling berat, tidak terkecuali KA. Namun, demi keselamatan bersama, sang ”ular besi” mesti beristirahat.