Titik Penyekatan Dilakukan Berlapis di Cirebon untuk Cegah Pemudik
Penyekatan berlapis di Cirebon, Jawa Barat, diharapkan dapat mencegah arus mudik Lebaran 2021. Banyaknya kendaraan yang diminta putar balik ke tempat keberangkatan awal menunjukkan pemudik masih berpotensi lolos.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Banyaknya kendaraan yang diminta putar balik ke tempat keberangkatan awal menunjukkan pemudik masih berpotensi lolos dari pos penyekatan. Titik penyekatan berlapis dan pengawasan petugas menjadi kunci mencegah arus mudik.
Di pos penyekatan Gerbang Tol Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (7/5/2021) siang, tampak beberapa kendaraan dengan nomor polisi di luar Cirebon (pelat E) menancap gas ketika petugas memeriksa kendaraan lain. Saat itu hanya tampak tiga polisi dan seorang anggota TNI.
Petugas berjaga di pos tersebut selama 24 jam dengan pergantian personel setiap jam. Namun, petugas tampak kewalahan ketika banyak kendaraan berpelat selain E melintas. Petugas juga harus mengecek truk dengan membuka terpalnya demi mengantisipasi pemudik yang ikut.
Belum lagi jika pemudik tidak membawa surat keterangan negatif Covid-19 atau suratnya melewati masa berlaku 1 x 24 jam. Petugas harus menunggu pemudik menjalani tes usap antigen gratis di lokasi.
Setelah itu, pemudik diminta putar balik dengan pengawalan petugas. Dengan begitu, pemudik tidak bisa keluar tol dan melintasi jalan arteri arah ke Jawa. Kendaraan yang diminta putar balik diberi stiker khusus.
Siasat pemudik lolos dari pos penyekatan juga bisa dengan melintasi jalan alternatif atau jalur tikus. Kendaraan bernomor polisi di luar Cirebon, misalnya, masih melintasi jalur Kalitanjung untuk menghindari penyekatan di daerah Kedawung.
Dari Kamis hingga Jumat pukul 06.00, petugas di sembilan pos penyekatan wilayah Polres Kota Cirebon telah memeriksa 2.039 unit kendaraan. Sebanyak 1.245 kendaraan di antaranya diminta putar balik. Di jalur arteri, kendaraan yang putar balik diawasi langsung karena tempat putar balik berada di dekat pos.
Kepala Polresta Cirebon Komisaris Besar M Syahduddi mengatakan, sekitar 2.400 petugas berjaga di sembilan pos penyekatan di Cirebon. Daerah itu tersebar di Rawagatel, Weru, Ciperna, Dukuhpuntang, Ciwaringin, Kanci, Ciledug, Losari, dan GT Palimanan.
Setiap pos dijaga sekitar 70 orang hingga lebih dari 100 petugas, tergantung tingkat kerawanannya. Petugas siaga 1 x 24 jam dan terbagi dalam tiga sif atau setiap delapan jam sehari.
”Setiap pos dijaga sekitar 70 orang hingga lebih dari 100 petugas, tergantung tingkat kerawanannya. Petugas siaga 1 x 24 jam dan terbagi dalam tiga sif atau setiap delapan jam sehari,” katanya.
Penyekatan berlapis pun disiapkan petugas di jalur arteri menuju Jawa Tengah. Pos pertama ada di Rawagatel, perbatasan Indramayu-Cirebon. Jika lolos, pemudik akan menemui petugas di pos penyekatan Weru dan pos Kedawung.
Pemudik yang bersiasat lolos akan dicegat petugas di pos penyekatan Kalijaga sebelum pos Kanci. Jika pemudik memilih jalur alternatif melalui Lemahabang, mereka akan menemui petugas di pos Ciledug. Pemudik yang masih lolos bakal dihentikan petugas di pos Losari, perbatasan Cirebon-Brebes, Jateng.
Sebelumnya, Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Ahmad Dofiri memastikan, 158 titik penyekatan di Jabar dijaga ketat. Sebanyak 22 titik tersebar di jalur tol dan 136 titik lainnya di jalur arteri. Sebanyak 15 titik di antaranya berada di perbatasan provinsi dan wilayah hukum polda lainnya.
Kapolda mengimbau masyarakat agar menahan diri untuk mudik demi mencegah penyebaran Covid-19. ”Ini untuk keselamatan kita semua. Kalau mereka memaksa, kami ingatkan penyekatan itu di mana-mana. Kan, sayang kalau dari Jakarta dibalikin di Palimanan,” ujarnya.