Jelajah Lereng Gunung Slamet bersama Mobil ”Remote Control”
Bermain mobil ”remote control” di alam bebas menjadi salah satu cara melepaskan stres kala pandemi. Komunitas pencinta mobil ”remote control” Banyumas bermain mobil di Baturraden sambil olahraga ”hiking”.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·5 menit baca
Suara dinamo berdesing halus menggerakkan mobil remote control yang melaju kencang. Putaran roda karet menerbangkan kerikil-kerikil ke udara. Berputar dan meliuk, bahkan hingga terguling di area parkir Palawi Baturraden, menjadi pemanasan awal bagi 10 mobil remote control sebelum menembus hutan di lereng Gunung Slamet.
Sambil bersenang-senang menyalurkan hobi, para pencinta mobil remote control yang tergabung dalam komunitas Bawor Ngapak RC All Scale Adventure Banyumas Raya juga mencari keringat lewat jelajah alam atau hiking menyusuri Kebun Raya Baturraden.
Udara sejuk melingkupi area parkir Palawi Baturraden. Angin pegunungan bertiup sepoi di antara pepohonan pinus dan cemara yang menjulang tinggi. Teriakan seekor owa-owa dalam kandang turut meramaikan suasana, Minggu (2/5/2021) sore.
Sebelum menembus semak belukar dan rumput liar, sejumlah anggota membekali diri dengan tas berisi suku cadang dan baterai mobil, mengenakan sepatu boot, dan ada juga yang memakai lotion antinyamuk. Selain nyamuk, lintah juga perlu diwaspadai ketika asyik berjalan di alam bebas.
Dari area parkir, mobil-mobil remote control dengan ukuran 1/10 dibandingkan dengan mobil aslinya itu mulai berbaris. Satu per satu mobil konvoi menaklukkan tanah berundak menuju Wana Wisata Baturraden. Ranting-ranting pohon serta dedaunan kering dilibas dengan gegas oleh mobil-mobil jip off road ini. Kontur tanah yang miring hingga 90 derajat didaki dengan perlahan, tetapi pasti.
Di belakangnya, para pehobi berhati-hati melangkahkan kaki sembari cermat mengemudikan mobil lewat gerakan lincah jari-jemari di atas remote control. Padang rumput di area Bumi Perkemahan Baturraden menjadi kesempatan mobil-mobil tangguh ini memacu kecepatan. Naik turun dan berputar di atas rumput basah, mobil-mobil ini seolah menari bebas mengejar angin.
Selanjutnya, medan berupa semak belukar dengan tinggi hingga 1 meter menjadi tantangan. Sesekali beberapa mobil terguling dan terjerat akar kering pada roda sehingga harus dibersihkan dulu. Seperti halnya para pendaki gunung menuju puncak lewat jalan setapak yang juga merupakan alur air, mobil-mobil ini pun meniti kelokan bekas alur air di antara lebatnya belukar. Air dan lumpur menambah tantangan bagi para pehobi untuk mengendalikan mobilnya melewati rintangan.
Napas yang tersengal dan peluh yang menitik di sekujur tubuh para pehobi mulai tampak pada 1 kilometer pertama jarak tempuh track ini. Meski demikian, mereka tetap antusias memacu mobilnya sambil menyelesaikan track berputar hingga 3 kilometer di depan untuk kembali ke garis finis di parkiran Palawi Baturraden.
”Ini sekaligus olahraga buat saya, seperti tidak berasa naik turun gunung karena jalan kaki karena ngikutin mobil jalan,” kata Fauzi Nur Aziz (36), salah satu penggemar mobil remote control.
Aziz telah menyukai hobi ini sejak dua tahun lalu. Aziz yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai bank mengaku senang bisa berkumpul dengan teman-teman pada akhir pekan sambil bermain mobil-mobilan ini. ”Saya memang suka mengoprek (memodifikasi) mobil ini. Jadi, buat refreshing setelah berhari-hari bekerja,” ujarnya.
Andi Nugroho (40), penggemar lainnya, menyukai mobil mainan sejak SMP yang kala itu bermula dari bermain Tamiya. Kini Andi memiliki 10 mobil remote control dan mengajak serta putra keduanya yang berusia 8 tahun untuk berpetualang di alam bebas.
”Selama ini sekolahnya, kan, online. Selalu di depan HP. Biasanya 75 persen main, 25 persennya belajar. Sekarang saya tarik bermain bersama saya, jalan ke alam bebas. Kegiatan ini lumayan mengubahnya jadi tidak kecanduan HP,” kata Andi yang bekerja sebagai karyawan di Universitas Wijayakusuma Purwokerto.
Ini sekaligus olahraga buat saya, seperti tidak berasa naik turun gunung karena jalan kaki karena ngikutin mobil jalan.
Menurut Andi, dulu sebelum mengajak anaknya bermain bersama di kegiatan adventure dengan mobil remote control, sang anak jarang merespons panggilan orangtuanya karena terlalu asyik bermain gawai. ”Dulu waktu main HP, dipanggil atau disuruh tetap diam saja. Sekarang, pas main HP ketika dipanggil ya langsung merespons,” ujar Andi.
Sementara bagi Nico Wijaya (53), penggemar mobil remote control dan juga mobil off road sesungguhnya, pandemi Covid-19 menyebabkan dirinya mengurangi berpergian ke luar kota untuk memacu mobil off road-nya. Namun, hobi itu dialihkan dengan memacu mobil remote control di alam bebas sekitar Banyumas saja.
”Ini seperti main mobil beneran, tapi risikonya kecil. Kalau off roadbeneran, lalu ngguling, kan, berbahaya. Apalagi ini pandemi tidak pernah keluar-keluar,” ujarnya.
Nico menyampaikan, kebersamaan dalam anggota komunitas juga bagaikan menjalin persaudaraan. ”Ini teman-teman seperjuangan semua. Hampir setiap minggu main. Di sini tidak membeda-bedakan suku atau agama. Sekalian olahraga setiap minggu,” kata Nico yang merupakan pengusaha layanan jasa ekspedisi.
Bagi para pehobi mobil remote control ini, uang jutaan rupiah perlu disiapkan untuk memiliki satu mobil yang bisa dipacu di alam bebas. Setidaknya, 1 mobil mainan remote control biasa dibandrol Rp 3 juta-Rp 3,5 juta, bahkan bisa lebih, tergantung dari ukuran, bahan, dan spesifikasinya.
Manajemen stres
Pada masa pandemi Covid-19, tekanan mental yang dialami manusia cenderung meningkat. Menggeluti hobi, seperti memainkan mobil remote control, bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi tekanan mental itu.
Muhammad Muslim dalam penelitian berjudul ”Manajemen Stres pada Masa Pandemi Covid-19” yang diterbitkan Esensi: Jurnal Manajemen Bisnis (Vol 23, No 2/2020) menyebutkan, kondisi selama Covid-19 membuat sebagian orang mengalami ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan berlebih. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan adaptif untuk mengatasi berbagai tekanan akibat Covid-19. Moh Muslim dalam penelitian itu merujuk pada Diana Ballesteros dan Janis Whitlock, terdapat 2 jenis cara mengatasi stres.
Pertama cara yang baik untuk menghadapi stres adalah berolahraga secara rutin, mengalokasikan waktu untuk istirahat juga perawatan diri, menyeimbangkan antara bekerja dan bermain, membuat manajemen waktu serta meditasi. Adapun yang kedua adalah cara yang tidak baik untuk menghadapi stres adalah mengonsumsi alkohol dan narkotika, bertindak kriminal, menunda-nunda pekerjaan, menyakiti diri sendiri, dan makan atau minum berlebihan (Ballesteros & Whitlock 4:2009).
Bermain bersama di alam bebas menjadi cara bagi anggota komunitas pencinta mobil remote control ini untuk melepaskan aneka tekanan setelah lelah bekerja. Kendati keringat membanjiri tubuh, mendaki di jalur yang terjal dan berkelok ini seolah-olah tidak terasa melelahkan karena ditemani oleh mobil-mobil tangguh kebanggaan hati. Lewat bermain dan menjelajah lereng Gunung Slamet, mereka memilih sehat dan berupaya selamat dari impitan pandemi Covid-19.