Warga Masih Nekat Mudik, Polda Jabar Putar Balik 1.200 Kendaraan
Warga masih nekat mudik meskipun pemerintah telah melarang. Pada hari pertama larangan mudik, Kamis (6/5/2021), sekitar 1.200 kendaraan di wilayah Jawa Barat harus kembali ke daerah asalnya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sekitar 1.200 kendaraan di wilayah Jawa Barat harus kembali ke daerah asalnya pada hari pertama penyekatan, Kamis (6/5/2021). Hal ini menunjukkan warga masih nekat mudik meski dilarang bepergian. Polisi berjanji menjaga titik penyekatan 24 jam untuk menghalau pemudik.
”Penyekatan ini efektif mengurangi jumlah mereka yang mencoba mudik. Di wilayah Jabar, yang sudah diputarbalikkan 1.200 kendaraan, termasuk di Karawang Barat,” kata Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Ahmad Dofiri saat meninjau penyekatan di Gerbang Tol (GT) Palimanan, Kabupaten Cirebon, Kamis sore.
Di GT Palimanan saja, dari pukul 00.00-12.00 tercatat sekitar 400 kendaraan diminta putar balik ke daerah asal. Pengendara tersebut terindikasi mudik karena tidak dapat menunjukkan surat tugas dan hasil tes negatif Covid-19. Pelat kendaraan mereka juga di luar wilayah Cirebon (E). Kendaraan yang putar balik diberikan stiker khusus.
Kapolda mengakui, arus kendaraan lengang di GT Palimanan karena imbas penyekatan di pintu utama GT Karawang Barat. Kepadatan kendaraan pun terjadi di sana. Dofiri mengatakan, langkah antisipasi kepadatan di jalur tol sudah dilakukan, antara lain, dengan membagi jalur kanan khusus kendaraan sumbu tiga ke atas yang tidak akan diberhentikan.
Adapun jalur kiri disiapkan untuk kendaraan yang akan disekat. Penyekatan juga diprioritaskan untuk kendaraan dengan nomor polisi di luar daerah. Misalnya, penyekatan di GT Palimanan menyasar kendaraan selain wilayah Cirebon, seperti nomor polisi B dan D. ”Dengan begitu, tidak semua kendaraan diberhentikan,” ucapnya.
Kapolda memastikan, warga yang masih nekat mudik akan diberhentikan di 158 titik penyekatan. Sebanyak 22 titik tersebar di jalur tol dan 136 titik lainnya di jalur arteri. Sebanyak 15 titik di antaranya berada di perbatasan provinsi dan wilayah hukum polda lainnya.
Ketika ditanya sejumlah pos penyekatan yang tidak dijaga 24 jam, Dofiri akan mengeceknya. ”Ini, kan, hari pertama diberlakukan (penyekatan). Pola masih kami evaluasi. Penyekatan benar-benar dilakukan 1x24 jam. Kami pastikan semua ada pengawasnya,” tuturnya.
Kapolda mengimbau masyarakat agar menahan diri untuk mudik demi mencegah penyebaran Covid-19. ”Ini untuk keselamatan kita semua. Kalau mereka memaksa, kami ingatkan penyekatan itu di mana-mana. Kan, sayang kalau dari Jakarta dibalikin di Palimanan,” ujarnya.
Di GT Palimanan, misalnya, petugas kesehatan menemukan seorang pemudik asal Jakarta yang positif Covid-19 berdasarkan tes usap antigen. Warga yang ingin ke Semarang, Jawa Tengah, itu pun diminta putar balik ke daerah asal. Adapun total pengendara yang dites antigen hingga Kamis sore sebanyak sembilan orang.
Febrian Sulistyo (35), warga Tangerang yang ingin ke Semarang, berdalih pulang kampung karena rumahnya di Tangerang sudah dijual. Ia juga mengaku tidak tahu dokumen apa yang harus dibawa saat melakukan perjalanan di tengah larangan mudik.
Meski demikian, ia bersedia memutar balik dari Palimanan ke arah Jakarta. ”Sebenarnya repot juga. Namun, mau bagaimana lagi sudah aturan pemerintah, maklumilah. Nanti (saya) bikin surat keterangan di kelurahan saja,” ungkap Febrian yang dikawal petugas saat putar balik ke Jakarta.
General Manajer Operasi Astra Tol Cipali Suyitno memprediksi, arus kendaraan di Tol Cipali akan berkurang seiring larangan mudik 6-17 Mei. ”Puncaknya hari Selasa (4/5), sebelum larangan mudik. Setelah itu, (jumlah kendaraan) drop,” katanya.
Pihaknya mendata, sebanyak 70.174 kendaraan melintasi Tol Cipali, termasuk GT Palimanan, pada Selasa. Jumlahnya menurun menjadi 54.070 kendaraan pada Rabu. ”Hari (Kamis) ini akan turun lagi. Prediksi kami di angka 30.000 kendaraan. Ini sudah sangat rendah. Hari biasa saja sekitar 48.000 kendaraan per hari,” ujarnya.
Hingga Kamis sore, arus kendaraan di GT Palimanan masih lengang. Adapun arus kendaraan di jalur pantura wilayah Weru mengalami antrean sekitar 1 kilometer menjelang pos penyekatan Ramayana.