Sebuah rumah warga di Desa Waru, Sidoarjo, jadi sasaran serangkaian penembakan oleh orang tak dikenal. Tidak ada korban dalam peristiwa itu. Polisi masih menyelidiki identitas pelaku dan motif yang melatarbelakangi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Sebuah rumah milik warga di Desa Waru, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi sasaran serangkaian penembakan oleh orang tak dikenal. Tidak ada korban dalam peristiwa itu. Polisi masih menyelidiki identitas pelaku dan motif yang melatarbelakangi.
Rumah korban penembakan itu berada di Jalan Jenderal S Parman IV A, Dusun Krajan, Desa Waru. Rumah itu dihuni pemiliknya, yakni Supramono (65), dan istrinya, Nurul Faadin (60). Selain itu, menantu Supramono yang bernama Erva (28) beserta dua anaknya yang masih kecil juga tinggal serumah.
Supramono mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, beberapa bagian rumahnya rusak terkena peluru. Bagian yang rusak itu, antara lain, kaca depan ruang tamu, tembok ruang tamu, dan sepeda motor yang diparkir di teras rumah pada saat kejadian berlangsung.
”Peristiwa penembakan terjadi pada Rabu (5/5/2021) dini hari. Untuk jamnya tidak tahu persis karena saat itu penghuni rumah sedang terlelap tidur di kamar masing-masing,” ujar Supramono saat ditemui di rumahnya, Kamis (6/5/2021).
Nurul mengatakan, kejadian baru diketahui saat salah satu anaknya yang bernama Fathkur (30) pulang dari bekerja sebagai pengojek daring pukul 01.00. Dia terkejut melihat kaca rumahnya rusak dan terdapat tiga lubang besar seperti bekas tembakan. Fathkur lantas membangunkan Nurul dan mengajaknya mengecek kondisi di sekitar rumah.
Setelah diperiksa, ditemukan lima benda mirip peluru yang tersebar di sejumlah titik di teras dan di dalam rumah. Lima benda itu tiga selongsong peluru dan dua proyektil. Dari dua proyektil, satu di antaranya menancap di dinding ruang tamu dan satu lagi menancap di sepeda motor.
”Setelah menemukan benda mirip peluru itu, tubuh saya langsung lemas. Saya baru sadar kalau lubang di kaca depan rumah itu bekas tembakan,” kata Nurul.
Nurul bercerita, malam saat kejadian penembakan itu dia sempat mendengar suara ledakan keras. Namun, suara ledakan itu dikira berasal dari petasan atau mercon yang biasa dinyalakan oleh warga di lingkungan sekitar. Suara petasan digunakan untuk memeriahkan suasana Ramadhan.
Ketua RT 003 RW 010 Dusun Krajan, Desa Waru, Sugeng Triwidodo mengatakan, pihaknya telah melaporkan kejadian penembakan yang menimpa warganya ke Polsek Waru dan Polresta Sidoarjo. Polisi juga sudah menindaklanjuti laporan itu dengan mendatangi rumah korban dan memeriksanya.
”Polisi sudah datang ke lokasi, sudah meriksa-meriksa, dan menanyai sejumlah warga,” ucap Sugeng.
Kepala Polresta Sidoarjo Kombes Sumardji mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan keterangan kepada media karena masih mengumpulkan data di lapangan. Pihaknya meminta waktu agar penyidik bisa leluasa menyelidiki kasus tersebut.
”Nanti dulu, ya. Saya berutang penjelasan kepada teman-teman media dalam kasus ini,” ucap Sumardji saat ditemui di sela pengamanan kedatangan Presiden Joko Widodo di Bandara Juanda Surabaya.
Menurut informasi yang dihimpun Kompas, pada saat kejadian penembakan, situasi di luar rumah korban masih ramai. Namun, pemilik rumah yang sehari-hari bekerja sebagai sopir pribadi ini dalam keadaan tidur.
Supramono memiliki tiga anak laki-laki, yakni AR (34) yang tinggal di Jakarta, RK (32) yang tinggal di Sedati (Sidoarjo), dan Fathkur (30) yang tinggal di Gresik. Menurut dugaan penyidik, ada kemungkinan penembakan rumah Supramono dilatarbelakangi dendam.
Namun, Supramono mengaku tak memiliki musuh atau tidak berseteru dengan orang lain. Oleh karena itu, dia hanya pasrah menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan polisi. Dia ingin pelaku segera diketahui identitasnya. Selama pelaku belum terungkap, dia dan keluarganya tidak bisa hidup tenang.