Pengelola jalan tol tetap menyiapkan layanan dalam mudik Lebaran kali ini. Arus kendaraan di jalan tol juga harus dipastikan tetap mengikuti protokol kesehatan.
SEMARANG, KOMPAS — Arus kendaraan di ruas Tol Semarang- Batang, Jawa Tengah, meningkat sekitar 13 persen pada awal Mei atau menjelang pemberlakuan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021. Kendati tidak sepadat masa libur Lebaran tahun-tahun sebelumnya atau sebelum pandemi Covid-19, operator akan mengoptimalkan gardu di Gerbang Tol Kalikangkung sebagai antisipasi.
Dirut PT Jasamarga Semarang Batang Prajudi menjelaskan, meski dalam situasi pandemi Covid-19 serta pemberlakuan larangan mudik, pihaknya tetap menggerakkan semua sumber daya secara optimal, mulai dari pengaturan transaksi di gerbang tol (GT), pengaturan lalu lintas, hingga kesiapan di tempat istirahat. Pihaknya juga membantu Satgas Covid-19 melakukan penyekatan guna mencegah penularan Covid-19.
”Kemarin, 1-4 Mei, terjadi peningkatan arus lalu lintas harian di GT Kalikangkung. Bila biasanya dalam sehari ada sekitar 23.000 kendaraan melintas (dua arah), kemarin 26.000- 27.000 kendaraan per hari. Kami juga tidak tahu apakah 5 Mei ini puncaknya. Namun, tetap kami antisipasi,” kata Prajudi saat memberi keterangan secara daring, Rabu (5/5/2021).
Upaya itu, di antaranya, ialah mengoptimalkan pelayanan transaksi di GT Kalikangkung. Untuk keluar tol atau arah Semarang, akan dioptimalkan 16 gardu ditambah tujuh mobile reader (petugas menjemput bola). Adapun saat normal hanya disediakan 7 gardu dan 7 mobile reader. Namun, optimalisasi gardu itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi di GT.
Kegiatan operasi, kata Prajudi, dilakukan pada 30 April-24 Mei 2021. ”Kami mendapat tugas menyiapkan titik penyekatan. Di Kalikangkung ditempatkan petugas dari dishub, TNI, Polri, Satpol PP, dan tim kesehatan. Ditempatkan sebanyak 76 personel,” ujarnya.
Di bawah kepolisian, pemeriksaan dilakukan kepada para pengendara yang tidak memenuhi ketentuan pemerintah dalam melakukan perjalanan selama masa larangan mudik Lebaran 2021. Apabila tak memenuhi syarat, kendaraan diputar balik.
Sementara itu, jumlah kendaraan yang masuk ke Jawa Tengah melalui tol dan jalan nasional di Kabupaten Brebes juga meningkat hampir 50 persen. Rata-rata kendaraan melintas pada malam hingga menjelang pagi hari.
Kepala Cabang Operasional Pejagan-Pemalang Toll Road Ian Dwinanto mengatakan, pada Selasa (4/5/2021) volume kendaraan yang masuk ke Jateng sekitar 27.000 sehari. Jumlah itu meningkat hampir 50 persen dari volume kendaraan yang melintas pada hari normal, yakni 16.000 kendaraan per hari.
Ian memperkirakan jumlah kendaraan yang masuk ke Jateng melalui tol akan kembali meningkat pada Rabu (5/5/2021). Volume kendaraan yang masuk pada hari Rabu diperkirakan lebih dari 35.000 kendaraan. Jumlah itu, disebut Ian, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kendaraan yang melintas pada tujuh hari jelang Lebaran 2019, yakni 30.000 kendaraan per hari.
”Sebagian masyarakat memanfaatkan dua hari belakangan ini untuk melakukan perjalanan. Hal ini terjadi karena besok sudah mulai ada operasi penyekatan pemudik,” kata Ian di Brebes, Rabu siang.
Menurut Ian, arus kendaraan terpantau meningkat pada malam hari hingga jelang pagi hari. Waktu-waktu itu diduga dipilih masyarakat karena saat siang hari sebagian besar orang masih berpuasa.
Untuk menghindari penumpukan dan kerumunan orang di tempat istirahat, pengelola tol akan memberlakukan pembatasan area parkir. Rata-rata tempat istirahat hanya boleh diisi maksimal 50 persen dari total kapasitas.
”Protokol kesehatan ketat juga tetap kami terapkan di tempat-tempat istirahat. Nanti juga akan ada petugas dari kepolisian resor dan dinas kesehatan di setiap daerah yang turut memantau pelaksanaannya,” kata Ian.
Peringatan bahaya
Di tengah tingginya kerumunan akibat mudik dan aktivitas di pusat perbelanjaan, peringatan bahaya Covid-19 kembali disampaikan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam pertemuan daring, Rabu (5/5/2021).
”Telah terjadi peningkatan kasus positif dan yang dirawat, terutama sejak minggu keempat April 2021. Faktor utamanya adalah kelalaian protokol kesehatan di tempat umum dan munculnya kluster baru. Dikhawatirkan situasi semakin memburuk setelah Lebaran,” kata Ketua Kelompok Kerja Infeksi PDPI Erlina Burhan.
Menurut Erlina, meski pemerintah sudah melarang mudik, banyak orang mencari celah aturan dengan melakukan perjalanan sebelum pemberlakuan larangan. ”Ini patut diwaspadai. Kita rekomendasi, waspada untuk gelombang kedua,” ucapnya.
Mengacu data Kementerian Kesehatan, dalam sepekan terakhir pasien yang membutuhkan rawat inap telah meningkat 1,28 persen. Sementara peningkatan angka kematian mencapai 20,73 persen.
Adapun penambahan kasus positif di Indonesia pada Rabu sebanyak 5.285 orang. Dari total kasus 1.691.658 orang, sebanyak 98.217 orang merupakan kasus aktif, yaitu yang masih menjalani perawatan atau isolasi. Kematian bertambah 212 orang sehingga totalnya 46.349 orang.