Modifikasi Cuaca Tingkatkan Tinggi Muka Air Danau Toba 8,5 Sentimeter
Tinggi muka air Danau Toba meningkat 8,5 sentimeter setelah modifikasi cuaca. Penurunan muka air terjadi dalam beberapa tahun ini karena kerusakan lingkungan dan kemarau berkepanjangan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Tinggi muka air Danau Toba meningkat 8,5 sentimeter setelah dilakukan modifikasi cuaca oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi selama satu bulan. Modifikasi cuaca dilakukan setelah penurunan muka air terjadi dalam beberapa tahun terakhir karena kerusakan lingkungan dan musim kemarau berkepanjangan.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dalam rapat koordinasi di Jakarta, Rabu (5/5/2021), mengatakan, teknologi modifikasi cuaca berhasil meningkatkan debit air (effective inflow) Danau Toba di atas target yang ditetapkan sebelumnya. Debit air telah meningkat di atas batas bawah yang ditargetkan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sebesar 138,6 meter kubik per detik. Namun, BBPT tidak menyebutkan berapa peningkatan debit airnya.
Modifikasi cuaca dilakukan BPPT sejak awal April karena tinggi muka air ketika itu sudah 903,20 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan terus mengalami penurunan. Level itu mendekati batas minimum 902,40 mdpl. Jika sampai batas minimum, pembangkit listrik tenaga air yang dikelola PT Inalum pun tidak bisa berkerja optimal.
Penurunan tinggi muka air telah membuat garis pantai surut hingga 80 meter. Banyak dermaga yang tidak bisa digunakan karena muka air yang sudah sangat jauh di bawah dermaga.
Hammam mengatakan, selama operasi modifikasi cuaca, tercatat akumulasi curah hujan sebesar 361 milimeter atau meningkat 36,3 persen dibandingkan dengan curah hujan historisnya. Pada Jumat (30/4), kata Hammam, tinggi muka air Danau Toba telah mengalami kenaikan 8,5 cm dibandingkan dengan awal kegiatan TMC pada 1 April.
Pada Jumat (30/4), tinggi muka air Danau Toba telah mengalami kenaikan 8,5 cm dibandingkan dengan awal kegiatan TMC pada 1 April.
Modifikasi cuaca telah dilakukan dengan penyemaian awan menggunakan pesawat jenis Piper Cheyenne II, PK-TMC. Modifikasi dilakukan dengan bahan flare cosat ke awan yang berada di sekitar Danau Toba.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan, secara klimatologi, puncak musim hujan di sekitar Danau Toba terjadi pada April dan November. Pada Juni dan Juli, curah hujan umumnya dalam kategori rendah hingga menengah dengan berkisar 51-150 mm.
”Bulan Mei 2021 daerah Danau Toba masuk musim kemarau sehingga operasi modifikasi cuaca ini sekaligus sebagai antisipasi menghadapi musim kemarau 2021,” kata Dwikorita.
Direktur Eksekutif Operasi dan Produksi PT Inalum Reinaldy Harahap mengatakan, mereka siap berkoordinasi untuk kegiatan TMC tahap kedua. Modifikasi cuaca pun direkomendasikan untuk dilakukan lagi pada Agustus atau September ini.
”Kami sampaikan terima kasih kepada tim BPPT yang sudah berupaya mencapai hasil maksimal. Untuk tahap kedua, kami akan berkoordinasi dengan Pemprov Sumut agar kembali memfasilitasi pemberian izin bahan semai di Danau Toba,” ujarnya.
Danau Toba menjadi sumber air utama bendungan dan PLTA yang dikelola PT Inalum, yakni Bendungan Pengatur, Sigura-gura, dan Tangga. Adapun PLTA adalah PLTA Sigura-gura dengan daya 286 megawatt dan PLTA Tangga 317 megawatt. Listrik itu digunakan untuk pabrik peleburan aluminium PT Inalum.
Ariany Sitanggang (28), warga Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, mengatakan, kenaikan tinggi muka air Danau Toba itu belum bisa dirasakan masyarakat secara langsung. ”Kami tidak merasakan ada kenaikan tinggi muka air. Mungkin karena kenaikannya hanya sedikit,” kata Ariany.
Menurut Ariany, mereka saat ini harus berjalan lebih jauh untuk mengambil air dari Danau Toba. Lahan-lahan baru pun terbentuk karena air yang sudah surut selama bertahun-tahun. Sebagian lahan itu sudah dimanfaatkan masyarakat menjadi lahan pertanian.
Selain air yang surut, kata Ariany, kualitas air Danau Toba saat ini sangat menurun. Air pun kini kelihatan semakin keruh. Sebagian besar masyarakat menggunakan air Danau Toba untuk keperluan rumah tangga.