Diguncang Gempa Magnitudo 5,8, Ruang UGD RSUD Mentawai Retak
Gempa dirasakan di seluruh Kepulauan Mentawai. Pusat gempa berada di darat dengan kedalaman 40 kilometer.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 5,8 kembali mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (5/5/2021) pagi, setelah gempa sebelumnya dua hari lalu. Dampaknya, salah satu ruangan di Unit Gawat Darurat RSUD Kepulauan Mentawai retak. Beberapa menit pascagempa, masyarakat sekitar telah kembali beraktivitas seperti biasa.
Gempa tektonik yang kekuatannya diperbarui menjadi M 5,7 itu terasa sekitar pukul 08.24 WIB. Episentrum gempa berada pada koordinat 2.06 lintang selatan dan 99.59 bujur timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 1 kilometer arah timur Kota Tuapejat, Kepulauan Mentawai. Gempa berada pada kedalaman 41 kilometer.
Kepala Pelaksana BPBD Kepulauan Mentawai Novriadi mengatakan, gempa sempat menimbulkan kepanikan masyarakat di Tuapejat karena terasa relatif kuat. Masyarakat segera keluar bangunan untuk menyelamatkan diri.
”Kondisi saat ini sudah aman. Masyarakat sudah kembali beraktivitas seperti biasa,” kata Novriadi, dihubungi dari Padang, sekitar satu jam pascagempa, Rabu pagi.
Menurut Novriadi, gempa terasa hampir di seluruh wilayah Kepulauan Mentawai, seperti Pulau Siberut, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan. Namun, guncangan paling kuat berada di bagian utara Pulau Sipora dan bagian selatan Pulau Siberut karena pulau itu berlokasi di dekat pusat gempa.
Akibat gempa, menurut Novriadi, ruangan di UGD RSUD Kepulauan Mentawai mengalami keretakan di bagian dinding. ”Keretakan ini sebenarnya dampak gempa pada Senin (3/5/2021) lalu. Sekarang, retakannya bertambah. Kami sarankan ruangan tidak digunakan dulu. Kami juga sedang memantau bangunan lain yang berpotensi mengalami kerusakan,” ujarnya.
Novriadi pun mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Menurut dia, gempa kali merupakan kelanjutan dari gempa bermagnitudo 5,7 pada Senin pukul 00.46 lalu yang berlokasi sekitar 35 kilometer arah tenggara Tuapejat.
”Masyarakat di wilayah pesisir kami imbau agar tetap waspada terhadap gempa susulan dan potensi bangunan yang akan mencederai. Kami meyakini akan ada gempa susulan,” katanya.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno, dalam siaran pers, menyebutkan, berdasarkan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Bambang melanjutkan, guncangan gempa dirasakan sekitar IV MMI di Kepulauan Mentawai, III-IV di Painan, serta III MMI di Padang dan Pariaman. Sementara itu, gempa dirasakan sekitar II MMI di Bukittinggi, Padang Panjang, dan Payakumbuh.
”Hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Di Kelurahan Andalas, Kota Padang, gempa terasa mengayun sekitar 4 detik. Gempa memicu air di dalam botol bergoyang. Sejumlah penghuni indekos sempat keluar dari kamar ketika merasakan gempa.